NEWS UPDATE :
Tampilkan postingan dengan label Lithosfer dan Pedosfer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lithosfer dan Pedosfer. Tampilkan semua postingan

Papua – Pulau Dengan Pegunungan Begitu Panjang


Sejarah terbentuknya pulau Papua
Papua dengan daratan yang bergunung–gunung, memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Jajaran pegunungan Papua terbentuk sebagai hasil tabrakan Lempeng Australia??? dengan Lempeng Pasifik yang begitu dahsyatnya pada akhir zaman mesozoikum. Tabrakan lempeng dengan energi yang begitu besar membentuk jajaran pegunungan yang sangat panjang, melebihi panjang Pegunungan Alpen.
Sejarah geologis Papua dimulai pada masa Eocene, sekitar 59 juta tahun yang lalu. Terdapat dua dataran yaitu Australia dan Melanesia. Menurut teori geundatory dari Van Bemmelen, naiknya daratan sekitar benua tersebut membentuk sebuah geosinklinal (circum Australian geosyncline). Proses tersebut berjalan terus, dengan mengendapkan kapur.
Pada zaman Oligo Miocene sekitar 27-39 juta tahun yang lalu, bagian tengah tersebut terangkat karena desakan magma di dalam bumi. Gerakan ini mengakibatkan terbentuknya suatu punggungan, yaitu inti dari Pegunungan Tengah. Bersamaan dengan itu, tepi dari daratan Melanesia terangkat pula hingga zaman Miocene.
Sementara kedua inti punggungan pegunungan tersebut terus terangkat, magma dari dalam bumi mencapai permukaan yang mengakibatkan proses vulkanis. Maka terlipatlah lapisan–lapisan endapan neogene dan paleogene karena gaya beratnya dan mengakibatkan terangkatnya punggungan pegunungan di sebelah utara.
Pada zaman Plio Pleistocene yaitu 13 juta tahun yang lalu, gerakan tektonis semakin kuat. Proses pengangkatan Pegunungan Tengah berjalan terus hingga ribuan meter di atas permukaan laut. Juga gerak turun dari Digul Depression berjalan terus dengan diimbangi gerak naik pengangkatan Pegunungan Tengah. Dataran Melanesia yang turun mengakibatkan goncangan–goncangan kuat di Papua. Pegunungan Cyclops dan Baugenville dapat dianggap sebagai dataran yang tertinggal dari tepi daratan Melanesia yang turun. Selain itu dataran pegunungannya pun tampak bergelombang akibat tekanan Lempeng Australia??? dan Lempeng Pasifik.
Lapisan pegunungan ini masih tergolong muda dan masih dalam tahapan pembentukan, sehingga sering menimbulkan gempa bumi yang sering kali cukup kuat. Ini disebabkan pula karena ia menjadi tempat bertemunya dua sistem deretan pegunungan dunia, yang keduanya masih dalam taraf pembentukan.  Dengan begitu pegunungan di Papua secara geologis termasuk pegunungan yang muda dan tanahnya pun tergolong labil. Namun Papua merupakan pulau dengan batuan tertua di Indonesia.

Pulau misterius
Hasil dari tabrakan lempengan tersebut membentuk Kordilera Tengah (Central Cordillera) yang dilapisi salju di puncak–puncaknya. Terlihatnya salju ini pertama kali dilaporkan oleh Jan Carstensz ketika melintasi pulau ini. Ia heran melihat dataran salju di Papua mengingat letaknya di katulistiwa yang hangat. Banyak orang tidak percaya dengan hasil temuannya tersebut. Namun berita tersebut tersebar luas hingga menarik para petualang untuk berkunjung ke sana.
Salju katulistiwa hanya ada di tiga tempat saja di dunia. Salah satunya adalah Papua.
Papua merupakan pulau misterius. Dengan wilayah terbagi dua (bagian barat menjadi wilayah Indonesia dan bagian timur menjadi negara sendiri, Papua New Guinea), Papua merupakan salah satu daerah yang sangat terasing. Masih sedikitnya data–data tentang pulau ini membuat semakin besar keingintahuan orang.
J.L. Gresit yang merupakan penjelajah gunung di banyak kawasan di Papua pun menulis bahwa Papua merupakan sebuah pulau yang fantastis, unik dan memesona3. Hal ini tidaklah berlebihan. Dengan bermacam keanekaragaman yang dimilikinya, Papua menjadikan dirinya sebuah dataran yang luar biasa dilihat dari berbagai sisi. Mulai dari penduduk, bentang alam, flora fauna, panorama hingga batuan, semua tersaji dengan amat memesona dan menciptakan misteri bagi para ilmuwan.
Sangat mungkin ini disebabkan oleh alam Papua yang sangat liar dan juga ganas. Hingga saat ini, menembus pedalaman Papua tidaklah mudah. Hutan bakau dan rawa-rawa yang menyulitkan, hutan hujan tropis yang sangat lebat dan rapat, hingga suhu dingin pegunungan yang ekstrim menjadikannya daerah terliar di muka bumi ini. Daerah terpencil dan ganas ini memaksa penduduk aslinya terus bekerja keras untuk mendapatkan kebutuhannya.
Papua pun memiliki perubahan zona vegetasi yang ekstrim. Dari batas titik terendah hingga batas tertinggi perubahannya tergolong sangat terjal. Dari pantai yang tropis hingga pegunungan salju yang dingin hanya berjarak kurang lebih 80 km. Maka, perubahan vegetasinya pun sangat cepat. Papua merupakan daratan dengan perubahan zona vegetasi tercepat di dunia.
Daerah yang belum di jamah pun masih membentang luas. Keindahan alam pun belum sepenuhnya diketahui. Masih banyak misteri alam yang belum terjawab di pulau ini. Diperlukan semangat petualangan untuk menjelajahinya. Ini merupakan sebuah tantangan tersendiri bagaimana Papua –dengan segala keterasingan anugerah dari yang Maha Kuasa– dapat dipelajari dan telusuri.
Sampai saat ini, para petualang asing terus memelopori pencapaian prestasi di dalam pendakian dan pemanjatan gunung–gunung di Papua. Bahkan bukan hanya petualang saja, para peneliti dan ilmuwan asing pun berdatangan ke pulau ini. Sangat sayang jika pemilik Tanah Air ini tidak berbuat apa–apa. Ini merupakan ketukan dan tantangan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
Pegunungan Sudirman
Banyak yang tidak mengetahui, bahkan baru mendengar nama Pegunungan Sudirman itu sendiri. Di manakah letaknya? Di pulau manakah itu? Seringkali terdengar pertanyaan reaktif orang–orang apabila ditanya mengenai pegunungan ini. Memang nama Pegunungan Sudirman ini asing dan tidaklah seterkenal Pegunungan Jayawijaya. Namun sebenarnya puncak tertinggi Indonesia berada di jajaran Pegunungan Sudirman!

Fakta Sejarah
Papua memiliki jajaran pegunungan yang sangat panjang di tengahnya yang disebut Central Cordillera atau Pegunungan Tengah. Jajaran pegunungan tersebut sambung menyambung dari pegunungan Weyland di sebelah barat hingga pegunungan Owen Stanley di sebelah timur.
Jajaran pegunungan tersebut melintasi dua wilayah negara, yaitu Indonesia dan Papua New Guinea (PNG). Perbatasannya berada di garis 141º Bujur Timur. Di bagian wilayah Indonesia hingga perbatasan PNG, jajaran pegunungan tersebut memiliki nama Maoke (peta nasional terbitan Ganaco Bandung)1. Sebuah nama yang kurang tepat karena ia lahir dari kesalahan lafal orang Belanda untuk kata ‘Merauke’.
Di antara jajaran Pegunungan Maoke tersebut, terdapat lembahan yang sangat besar dan seolah–olah memisahkan jajaran pegunungan ini. Lembah tersebut adalah Lembah Baliem dimana Sungai Baliem mengalir berkelok-kelok dan memotong Pegunungan Tengah. Archbold menyebutnya Grand Valley2. Tetapi pada zaman kolonial, jajaran pegunungan tersebut belumlah mendapatkan penamaan yang jelas, dikarenakan bentangan Pegunungan Tengah ini begitu panjang dan masing–masing mempunyai nama yang beraneka macam. Para penjelajah pun belum berhasil menjelajahi pegunungan tersebut. Sehingga belumlah jelas batas–batas masing–masing pegunungan ini. Namun dari beberapa referensi ada yang menyebutkan bahwa pegunungan sebelah barat Lembah Baliem diberi nama Nassau Range (dalam bahasa Belanda), dan pegunungan di sebelah timur Lembah Baliem dinamakan Star Mountains Range.
Setelah pengambilalihan kekuasaan dari pemerintahan kolonial Belanda, Indonesia melakukan perubahan nama untuk menggantikan nama–nama asing tersebut. Presiden Sukarno pun menggalang ‘Ekspedisi Tjendrawasih’ untuk menggapai puncak tertinggi di Papua (waktu itu masih disebut Irian). Tak lama kemudian Nassau Range diganti namanya menjadi Pegunungan Sudirman dan Star Mountains Range beralih nama menjadi Pegunungan Jayawijaya. Bersamaan dengan itu,  puncak tertinggi pada saat itu diberi nama Puncak Sukarno. Bahkan pada saat itu, ibukota propinsi Irian Barat pun bernama Sukarnopura!
Rentetan pergantian orde di Indonesia menimbulkan perubahan nama lagi. Sukarnopura beralih nama menjadi Jayapura, dan Puncak Sukarno berubah nama menjadi Puncak Jaya. Lama kemudian Irian kembali berganti nama menjadi Papua. Namun sejak timbulnya nama Puncak Jaya tersebut terjadilah kesalahan penyebutan lokasi. Puncak Jaya di-salahkaprah-kan berada di jajaran Pegunungan Jayawijaya. Bila melihat peta saat itu seakan terjadi dualisme penamaan. Tidak jelas di mana Pegunungan Sudirman dan dimana Pegunungan Jayawijaya berada.
Namun setelah kembali dilakukan penelusuran sejarah ditemukan bahwa pegunungan sebelah barat Lembah Baliem itu tetap bernama Pegunungan Sudirman dan sebelah timur Lembah Baliem adalah Pegunungan Jayawijaya. Maka letak Puncak Jaya (4.864 mdpl) dan Carstensz Pyramid (yang merupakan puncak tertingginya, 4.884 mdpl) berada pada jajaran Pegunungan Sudirman dan puncak tertinggi di Pegunungan Jayawijaya adalah Puncak Mandala (4.640 mdpl).
Melewati berbagai perubahan nama tersebut, Pegunungan Tengah tetap terus menarik para wisatawan petualang dunia, karena keberadaan Carstensz Pyramid yang merupakan salah satu dari tujuh puncak benua di dunia (seven summits of the seven continents, biasa disebut sebagai ‘Seven Summits’ saja).
Penjelajahan Pegunungan Sudirman
Sirkuit pendakianSeven Summits sudah menjadi milik dunia. Maka, walau terletak di pedalaman dan sulit dijangkau, Pegunungan Sudirman tetap dikunjungi oleh para wisatawan petualang, baik lokal maupun mancanegara. Untuk menjaga kelestarian dan keutuhannya, pemerintah pada tahun 1997 pun membentuk Taman Nasional Lorentz yang mencakup pula wilayah Carstensz Pyramid.
Keunikan lain dari Carstensz Pyramid adalah bahwa ia merupakan satu–satunya puncak tertinggi dari Seven Summits yang berada pada sebuah pulau. Hal ini dimungkinkan karena Papua berada di Lempeng Australia-Oceanesia (???).Maka bila Everest merupakan puncak tertinggi di dunia, Kilimanjaro  gunung tertinggi di Afrika, maka Carstensz Pyramid merupakan puncak tertinggi benua yang berada di sebuah pulau!
Namun, seiring dengan melambungnya nama Carstensz Pyramid, seolah–olah penjelajahan alam Papua berjalan hanya di sana. Berbanding terbalik dengan Carstensz yang selalu dikunjungi oleh para wisatawan petualang dunia, maka daerah sekitarnya seolah–olah terabaikan. Masih sedikit sekali wilayah lain di Pegunungan Sudirman ini yang telah terjelajahi.  Heinrich Harrer, petualang asal Austria yang melakukan ekspedisi pada tahun 1964 telah menjelajahi 31 puncak di Pegunungan Sudirman, itupun hanya area Carstensz atau Pegunungan Sudirman sebelah timur dari Grasberg. Baru satu puncak yaitu Puncak Idenburg yang didaki oleh Harrer di sebelah barat Pegunungan Sudirman dan penjelajahannya tersebut belumlah usai. Masih tersisa banyak puncak lain yang belum didaki dan daerah lain yang belum tereksplorasi.
Daerah lain di Pegunungan Sudirman sama sekali bukannya tidak menarik. Khususnya di bagian barat yang hampir tidak tersentuh oleh para penggiat alam bebas Indonesia. Padahal tidak sedikit tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi. Keindahan dan keunikannya sangat menakjubkan dan memberikan sensasi tersendiri. Sedikitnya data–data mengenai Pegunungan Sudirman menjadikan bagian baratnya seakan-akan tidak ada dan akhirnya luput dari penjelajahan.

Tentang Tektonik dan Geologi Struktur Indonesia

Tektonik Global merupakan suatu konsep tektonik lempeng yang merupakan gabungan dari banyak kejadian geologi yang menjelaskan adanya bukti-bukti pergerakan lempeng – lempeng tektonik. Bukti-bukti tersebut, dijelaskan dalam beberapa teori mengenai tektonik lempeng. Salah satu teori tektonik lempeng adalah teori apungan benua (continental drift), yang menyatakan bahwa benua-benua yang sekarang ada, dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi. Dan kekuatan untuk pergerakan tersebut adalah dari arus konveksi yang ada di dalam mantel bumi.  Jadi pada 200 juta tahun yang lalu, semua benua masih berkumpul menjadi satu, sekitar 160 juta tahun yang lalu, pangea terpisah menjadi dua benua besar, yaitu Laurasia dan Gondwanaland. Setelah sekian lama, kedua benua tersebut terpecah-pecah menjadi beberapa benua dengan bentuk yang terlihat sekarang. Saat ini terdapat tujuh buah lempeng tektonik yang besar dan beberapa lempeng yang kecil. Lempeng yang besar meliputi lempeng Pasifik, Lempeng North American, Lempeng Eurasia, Lempeng Antartika, Lempeng Australia dan lempeng Afrika.
Lempeng – lempeng tektonik ini dapat bergerak relative terhadap suatu tempat yang tetap pada lapisan mantel dan pergerakan relative antara satu lempeng tektonik dengan lempeng lainnya, baik divergen, konvergen dan transform. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik ini disebabkan karena adanya aliran konveksi. Lempeng India-Australia bergerak ke utara, lempeng Pasifik ke Barat sedangkan Eurasia relative diam.

Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relative litosfer samudra dan karakter astenosfer yang relative lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber asli dari energy yang menggerakkan lempeng tektonik. Pada waktu pembentukannya di mid oceanic ridge, litosfer samudra pada mulanya memiliki kepadatan yang lebih rendah dari astenosfer sekitarnya, tetapi kepadatan ini meningkat  seiring dengan penuaan karena terjadinya pendinginan dan penebalan. Besarnya kepadatan astenosfer dibawahnya memungkinkan terjadinya penyusupan mantel yang dalam di zona subduksi sehingga menjadi sumber sebagian besar kekuatan pergerakan-pergerakan lempeng.  Kelemahan astenosfer memungkinkan lempengan untuk bergerak secara mudah menuju kearah zona subduksi meskipun subduksi dipercaya sebagai kekuatan terkuat penggerak pergerakan lempeng.
Teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya pergerakan lempeng-lempeng tektonik ini adalah teori seafloor spreading yang menjelaskan bahwa daerah di punggung tengah samudera terjadi pembumbungan arus konveksi (upwelling) dan sekaligus membentuk kerak benua dan kerak samudra. Kerak samudra yang baru terbentuk tersebut selanjutnya bergerak secara lateral menjauh dari pusat erupsi. Di daerah palung, kerak samudra selanjutnya kembali tenggelam atau masuk kedalam mantel sejalan dengan tenggelamnya arus konveksi (down welling). Arus konveksi bergerak ke mantel atas melalui bagian tengah dari kerak benua dan lama-kelamaan membentuk zona pemekaran antar benua.
Pada dasarnya, geologi struktur Indonesia merupakan suatu usaha untuk mengenal pola struktur dari kepulauan Indonesia, dan mencoba untuk menganalisa sejarah pembentukannya yang dilandasi oleh teori tektonik lempeng.
Indonesia termasuk sebagai salah satu wilayah yang mempunyai tatanan geologi yang rumit. Hal ini dikarenakan letak Indonesia yang terdapat diantara tiga pertemuan lempeng besar yaitu: Hindia-Australia di selatan, Pasifik disebelah barat dan lempeng Asia d sebelah utara. Ketiga lempeng tersebut bergeser dari sumbernya di pematang-pematang tengah samudera (mid oceanic ridge), dengan arah dan kecepatan yang berubah-ubah, satu terhadap lainnya sejak Mesozoik hingga kini.  Sebagai akibat dari gerak lempeng tersebut yang rumit, maka sifat dari wilayah Indonesia dicirikan oleh perubahan-perubahan yang menerus dari susunan lempeng, jalur-jalur tumbukan, sesar “transform” dan busur-busur yang bergeser.
eia, ada yang menarik nih,,ternyata yah,, di pulau jawa, kenapa bentuk pulau jawa (di jawa tengahnya) seakan masuk kedalam atay menyempit di utara dan selatannya, itu ternyata karena ada akibat dari proses tektonik lho. jadi ceritanya teh ada trend yang menarik jadi seperti ada pertemuan trend dari barat dan timur. terdapat dua strike slip fault yang besar yang mengangkat jawa tengah bagian utara dan menenggelamkan bagian selatan. gitu singkatnya.
pokoknya bentuk-bentuk pulau-pulau di Indonesia yang menarik lainnya itu, semua karena adanya proses tektonik.
Jadi bingung mau nulis apalagi, ia tulis jawaban tugas tentang geologi struktur Indonesia aja deh ya..
#  tektonik asia tenggara
Tektonik di Asia Tenggara dikontrol oleh interaksi empat lempeng utama, yaitu lempeng Indo-Australia di sebelah Selatan, lempeng Filipina dan lempeng Pasifik di sebelah timur, dan lempeng Eurasia di sebelah barat laut.
*Pada awal Cretaceous, lempeng Indo-Australia bergerak ke utara dan lempeng Pasifik bergerak ke barat yang menabrak (subduksi) masuk ke bawah lempeng Eurasia. Tumbukan mikro daratan lolotoi dengan dataran sunda bagian tenggara menghasilkan konplek batuan melange dengan pola arah timur laut memotong laut jawa saat ini. pada cretaceous akhir, terbentuk basin yang teregang secara lokal dan dipengaruhi suatu komponen wrench yang meluas secara lateral pada tumbukan tersebut. pada saat ini juga tarikan di Gondwana makin intensif yang menyebabkan Jalur subduksi barat makin ke barat sehingga menyebabkan daratan sunda semakin luas.
*Pada masa Paleo-eocene belakang busur terbentuk suatu rangkaian struktur halus yang berarah timur barat.  dan mikroplate sunda mengalami rotasi ke kanan (searah jarum jam) sehingga sebagian besar laut China Selatan semakin tertutup. Pada eocene tengah, lempeng india menumbuk lempeng Eurasia, mulai terbentuk pegunungan Himalaya dan sesar-sesar mendatar di Asia Tenggara. Pada saat bersamaan posisi jalur subduksi bergeser ke arah Samudera.
*Pada oligosen awal, kecepatan gerak lempeng mengalami penurunan, yang mengakibatkan terjadinya penurunan muka air laut dan cekungan muka busur semakin melebar sehingga laut china melebar seiring dengan adanya rotasi searah jarum jam. sedangkan pada oligosen akhir, kecepatan gerak lempeng meningkat lagi yang mengakibatkan terjadinya sistem tegasan ekstensional dan kompresional. pengangkatan (uplift) bukit barisan terjadi akibat tektonik kompresional yang disertai pula oleh adanya desakan aktivitas vulkanisme secara besar-besaran.
*Pada awal pertengahan miosen, beberapa bagian zona ini mengalami pengangkatan menghasilkan suatu bentukan yang disebut dengan central high. pada miosen akhir, terjadi kompresi utara-selatan yang disebabkan pengangkatan dan pembalikan di sepanjang patahan dari half graben sehingga membentuk struktur antiklin muda. pengangkatan berlanjut sampai saat ini dengan terbentuknya rangkaian pulau yang memotong dari timur ke barat.
Seiring berjalannya waktu, zona subduksi diyakini mengalami perubahan arah, pada masa cretaceous awal dan eocene mengarah ke selatan dan timur dan saat ini subduksi berjalan paralel timur barat menembus zona wrench yang aktif pada periode neogen.

#  tektonik di Asia Tenggara begitu rumit?
Tektonik di Asia Tenggara begitu rumit karena dikontrol oleh interaksi empat lempeng utama, yaitu lempeng Indo-Australia di sebelah Selatan, Lempeng Filipina&Lempeng Pasifik di sebelah timur, dan lempeng Eurasia di sebelah barat laut. keempat lempeng utama tersebut merupakan lempeng yang sangat aktif bergerak yang mengakibatkan kawasan ini menjadi kawasan tektonik aktif sehingga banyak menimbulkan peristiwa tektonik atau peristiwa geologi sebelum dan sesudah lempeng India menabrak lempeng asia sampai sekarang.  dan juga karena kawasan ini merupakan kawasan busur kepulauan yang aktif secara tektonik serta diantara pulau-pulaunya merupakan cekungan laut dalam.

#  tektonik ekstrusi?
Konsep tektonik ekstrusi berhubungan dengan hukum Newton: aksi-reaksi. yaitu, Ada aksi benturan yang kompresif maka ada aksi reaksi pelepasannya yang sifatnya ekstensi/ strike-slip. jadi, gerak lepas (ekstrusi) ini untuk mengkompensasi penumpukan massa akibat benturan.
Arah pelepasan blok selalu menjauhi pusat-pusat kompresi, hanya saja tidak harus tegak lurus terhadap jalur kompresinya tetapi bisa sejajar relatif terhadap jalur kompresi, tetapi menjauhi, bisa tegak lurus relatif terhadap jalur kompresi tetapi menjauh, bisa miring relatif terhadap jalur kompresi tetapi menjauhi. pengatur utamanya adalah bila ada free ocenanic edge disekitar wilayah kompresi benturan itu, kesitulah tektonik ekstrusi akan mengarah.
Konsep escape tectonics (extrusion tectonics) yang dikemukakan oleh Molnar dan Tapponnier (1975), Tapponnier dkk. (1982), dan Burke dan Sengör (1986) dicoba diterapkan di Indonesia (Satyana, 2006).
Escape tectonics adalah konsep tektonik yang membicarakan terjadinya gerak lateral suatu blok geologi menjauhi suatu wilayah benturan di benua dan bergerak menuju wilayah bebas di samudra. Karena itu, peneyebutan konsep tektonik ini lebih sesuai bila disebut : post-collisional tectonic escape (gerak lateral menjauh pascabenturan).  Eksplorasi hidrokarbon di wilayah Indonesia membantu menunjukkan bukti-bukti bahwa telah  terjadi escape tectonics di Indonesia. Secara singkat bisa dikatakan, zone benturan dicirikan oleh jalur sesar-lipatan yang ketat, sementara hasil escape tectonics dicirikan oleh sesar-sesar mendatar regional, sesar-sesar normal, dan retakan-retakan atau pemekaran kerak Bumi.
Terdapat lima peristiwa benturan di Indonesia yang membentuk atau mempengaruhi sejarah tektonik Indonesia sepanjang Kenozoikum. Benturan pertama adalah benturan India ke Eurasia yang terjadi mulai 50 atau 45 Ma (Eosen awal-tengah). Benturan ini telah menghasilkan Jalur Lipatan dan Sesar Pegunungan Himalaya yang juga merupakan suture Indus. Benturan ini segera diikuti oleh gerakan lateral Daratan Sunda (Sundaland) ke arah tenggara, sebagai wujud escape tectonics, diakomodasi dan dimanifestasikan oleh sesar-sesar mendatar besar di wilayah Indocina dan Daratan Sunda, pembukaan Laut Cina Selatan, pembentukan cekungan-cekungan sedimen di Malaya, Indocina, dan Sumatra, dan saat ini oleh pembukaan Laut Andaman. Sesar-sesar ini terbentuk di atas dan menggiatkan kembali garis-garis suture akresi batuandasar berumur Mesozoikum di Daratan Sunda. Sesar-sesar besar hasil escape tectonics ini adalah : Sesar Red River-Sabah, Sesar Tonle-Sap-Mekong (Mae Ping),  Sesar Three Pagoda-Malaya-Natuna-Lupar-Adang, dan Sesar Sumatra.
Benturan kedua terjadi pada sekitar 25 Ma (Oligosen akhir) ketika sebuah busur kepulauan samudra yang terbangun di tepi selatan Lempeng Laut Filipina berbenturan dengan tepi utara Benua Australia di tengah Papua sekarang. Benturan ini menghasilkan jalur lipatan dan sesar Pegunungan Tengah Papua dan segera diikuti oleh escape tectonics berupa sesar-sesar mendatar besar dan pembentukan cekungan akibat runtuhan (collapse) di depan zone benturan. Sesar-sesar besar tersebut adalah Sesar Sorong-Yapen (bagian awalnya), Sesar Waipoga, Sesar Gauttier, dan Sesar Apauwar-Nawa. Pembukaan daerah cekungan (basinal area) Papua Utara (termasuk di dalamnya Cekungan Waipoga, Waropen, Biak, Jayapura) dan Cekungan Akimeugah di selatan zone benturan Pegunungan Tengah Papua, terbentuk akibat runtuhan untuk mengkompensasi tinggian akibat benturan. Sesar-sesar mendatar yang terbentuk juga mempengaruhi pembentukan cekungan-cekungan ini.
Benturan ketiga adalah benturan antara mikro-kontinen Kepala Burung dengan badan Papua pada sekitar 10 Ma (Miosen akhir). Jalur lipatan dan sesar Lengguru menandai benturan ini. Sesar-sesar mendatar yang menjauh dari zone benturan ini seperti Tarera-Aiduna, Sorong, Waipoga, dan Ransiki menunjukkan escape tectonics pascabenturan. Cekungan Bintuni yang terletak di sebelah barat Jalur Lengguru merupakan foreland basin yang terbentuk sebagai akibat  post-collision extensional structure.
Benturan keempat terjadi dari 11-5 Ma (Miosen akhir-Pliosen paling awal) ketika mikro-kontinen Buton-Tukang Besi dan Banggai-Sula membentur ofiolit Sulawesi Timur. Kedua mikro-kontinen ini terlepas dari Kepala Burung Papua dan bergerak ke barat oleh Sesar Sorong. Benturan ini telah membentuk jalur lipatan dan sesar Buton di selatan Sulawesi Timur dan Jalur Batui di daerah benturan Banggai dan Sulawesi Timur. Kedua benturan ini telah diikuti tectonic escapes pascabenturan dalam bentuk-bentuk  rotasi lengan-lengan Sulawesi, pembentukan sesar-sesar menndatar besar Palu-Koro, Kolaka, Lawanopo, Hamilton, Matano, dan Balantak, dan pembukaan Teluk Bone. Gerak sesar-sesar mendatar ini di beberapa tempat telah membuka cekungan-cekungan koyakan  (pull-apart basin) akibat mekanisme trans-tensional seperti danau-danau Poso, Matano, Towuti juga  Depresi Palu.
Benturan terakhir mulai terjadi pada sekitar 3 Ma (pertengahan-Pliosen) ketika tepi utara Benua Australia berbenturan dengan busur Kepulauan Banda. Benturan ini telah membentuk jalur lipatan dan sesar foreland sepanjang Timor, Tanimbar sampai Seram. Di wilaya Seram, jalur ini juga banyak dipengaruhi oleh benturan busur Seram dengan mikro-kontinen Kepala Burung. Pembukaan lateral juga terjadi mengikuti benturan busur-benua ini, pembukaan ini adalah manifestasi tectonic escape. Sesar-sesar mendatar besar terbentuk hampir sejajar dengan orientasi Pulau Timor. Pengalihan tempat mikro-kontinen Sumba dan pembentukan serta pembukaan Cekungan Weber, Sawu, dan Laut Banda dapat berhubungan dengan escape tectonics pascabenturan ini melalui mekanisme extensional structure atau collapse yang mengikuti  arc-continent collision.
Kasus-kasus di Indonesia ini menunjukkan bahwa tectonic escapes adalah gejala dan proses yang penting dalam evolusi wilayah konvergen seperti Indonesia. Konsep escape tectonics memberikan kontribusi penting untuk pemahaman bagaimana benua terbangun dan  terpotong-potong.

#Pola Tektonik Indonesia
Tektonik di Indonesia terbagi menjadi dua karena terdapat adanya perbedaan lempeng penyusun. Indonesia bagian timur tersusun oleh lempeng-lempeng mikro kecuali daerah Nusa Tenggara, Irian Utara Timur dan Sulawesi Utara yang berbenturan dengan lempeng makro. Sedangkan Indonesia bagian barat merupakan daerah interaksi antara lempeng makro. Karena perbedaan tersebut maka pola atau tatanan tektoniknya pun akan berbeda pula. Pada wilayah Indonesia bagian barat, tatanan tektoniknya lebih sederhana daripada tatanan tektonik wilayah Indonesia bagian timur yang lebih rumit.

 #Sundaland
Sundaland merupakan sebuah massa daratan (landmass) di Asia Tenggara yang timbul sebagai massa daratan diatas muka air laut pada kala Plistosen. Hasil penelitian geologi dapat menunjukkan jejak sejarah paparan ini. muka air laut naik dan turun sesuai dengan periode deglasisasi dan glasiasi. Pada 170.000 tahun yang lalu, muka laut 200 meter lebih rendah daripada yang sekarang. Itulah saat eksistensi daratan sunda. muka laut seperti sekarang dicapainya pada 1000 taun lampau.
Konsep modern menyatakan bahwa Sundaland bukan satu massa benua yang koheren, tetapi merupakan gabungan (amalgamasi) dari banyak benua-mikro atau terrane yang berasal dari Gondwana pada sebutan Mesozoikum. Benua-benua kecil ini terpisah dari Gondwana, hanyut ke utara, kemudian saling berbentur satu sama lain dan bergabung membentuk Sundaland.
Ketika pada kala Holosen terjadi deglasiasi, saat lapisan-lapisan es mencair maka tenggelamlah Daratan SUnda (Sundaland) oleh transgresi marin, dan kini kita mengenalnya sebagai Paparan Sunda, sebuah laut dangkal hasil penenggelaman Daratan Sunda. Wilayah Paparan Sunda dan Sundaland ini terletak diantara Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Malaka.


#Struktur Geologi di Wilayah Indonesia Bagian Barat didominasi oleh Strike-Slip
Indonesia bagian barat merupakan pencerminan dari interaksi antara lempeng samudera hindia-australia yang bergerak ke utara, dengan lempeng asia (lempeng mikro sunda).
Pada eosen awal, pergerakan Australia-Sundaland menyebabkan terbentuknya subduksi sepanjang barat tepi Sundaland, dibawah P.Sumba dan Sulawesi Barat dan mungkin menerus ke utara. Batas antara lempeng Australia-Sundaland pada bagian selatan Jawa merupakan zona strike-slip sedangkan selatan Sumatera berupa zona strike-slip tangensional.
Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep escape tectonic atau tektonik ekstrusi. Tektonik ekstrusi merupakan collision-related strike slip motion dimana sebagian kerak kontinen atau busur kepulauan bergerak karena buoyancy nya menuju kerak samudera (palung) setelah terjadinya collision continent vs continent atau continent vs island arc. Regional strike-slip fault mengakomodasi pergerakan ini. ciri lain tectonic ekstrusi adalah juga pembentukan rift basins akibat penipisan kerak dan localized compressional mpuntains dan related foreland-through basins.
Berdasarkan konsep tektonik ekstrusi tersebut dari benua asia, perkembangan tektonik dari wilayah asia tenggara (termasuk Indonesia bagian Barat), sangat dipengaruhi oleh gerak-gerak “fragmen benua asia” (Cina Timur dan Indo China) yang melejit ke timur dan tenggara sebagai akibat daripada tumbukan antara kerak benua India dan Asia. Dengan gerak-gerak fragmen benua Asia ke tenggara dan timur, maka mekanisme ini akan diiimbangi oleh gerak rotasi dari IndoChina dan Paparan Sunda searah dengan putaran jarum jam melalui strike slip fault sinistral. Pengamatan di lapangan justru menunjukkan gerak dextral. Hal ini hanya dapat diterangkan apabila Indochina dan Paparan Sunda telah mengalami rotasi kearah yang berlawanan dengan gerak jarum jam. Terhambatnya gerak rotasi kea rah jarum jam itu ada hubungannya dengan menyentuhnya Benua Australia dengan Indonesia dalam interaksi lempeng Samudera Hindia-Australia dengan lempeng Asia.

#Trench di Indonesia bagian Barat dinamakan juga sebagai oblique subduction

Tectonic setting daerah Indonesia bagian barat didominasi oleh pergerakan lempeng Indo-Australia yang menunjam dibawah lempeng Sunda. Lempeng Indo-Australia menunjam dari palung Sunda yang berada di Samudera Indonesia. Di sebelah selatan pulau Jawa lempeng Indo-Australia menunjam pada posisi tegak lurus sedangkan disebelah barat Sumatera, lempeng Indo Australia menunjam lempeng Sunda pada posisi oblique. Maka dari itu, trench (palung) di Inonesia bagian barat dapat dikatakan juga sebagai oblique subduction karena trench tersebut merupakan hasil dari subduksi yang berbentuk/berarah oblique.

#Paparan Sahul

Paparan Sahul merupakan lempeng bumi yang bergerak dari kawasan Australesia (Benua Australia) dan berada di sisi timur Garis Weber. Paparan Sahul merupakan bagian dari lempeng landas kontinen benua Sahul (Benua Australia-Papua) yang terletak di lepas pantai utara Australia dan lautan selatan pulau Papua. Paparan sahul membentang dari Australia Utara, meliputi laut Timor menyambung ke Timur di laut Arafura yang menyambung dengan pualu Papua. Kepulauan Aru menon jol diatas paparan Sahul. Paparan Sahul juga mencakup Paparan Rowley yang terletak disisi Samudera Hindia di Barat Laut Australia membentang hingga tanjung di Barat LAut Australia.


#Struktur Geologi di Wilayah Indonesia Bagian TImur lebih rumit dibandingkan wilayah Indonesia di bagian barat

Tatanan tektonik Indonesia di bagian barat menunjukkan pola tektonik yang relative lebih sederhana dibandingkan Indonesia bagian timur. Kesederhanaan tatanan tektonik tersebut dipengaruhi oleh keberadaan Paparan Sunda yang relative stabil. Pergerakan dinamis mencolok hanya terjadi pada perputaran Kalimantan serta peregangan selat makassar. Hal ini terlihat pada pola sebaran jalur subduksi Indonesia Barat. Sementara keberadaan benua mikro yang dinamis karena dipisahkan oleh banyak system sasar sangat mempengaruhi bentuk kerumitan tektonik Indonesia bagian timur. Berdasarkan konsep ini pula, Indonesia terbentuk tujuh jalur orogenesa, yaitu: jalur orogenesa Sunda, Barisan, Taulud, Sulawesi, Banda, Malanisia, dan Dayak. Kondisi struktur geologi wilayah Indonesia timur sangat rumit juga karena disebabkan Indonesia timur merupakan tempat terbentuknya system busur kepulauan yang unuk dengan asosiasi palung samudera, zona akresi, busur gunung api, dan cekungan busur belakang. Selain itu yang membuat rumit juga adalah busur-busur kepulauan nya yang dibatasi oleh lautan dengan kedalaman mencapai ribuan meter dengan palung-palung dalam yang terdapat diantara busur lengkung yang tajam dan beda relief yang sangat tajam.
Secara tektonis, wilayah Indonesia Timur merupakan lokasi pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik yang bergerak dari arah timur ke barat, Lempeng Australia yang bergerak dari arah tenggara ke barat laut dan Lempeng Eurasia yang bergerak dari arah barat laut ke tenggara. Pertumbukan ketiga lempeng ini menghasilkan pola tektonik rumit yang menyebar dari Pulau Sulawesi, Maluku sampai Irian Jaya. Pergerakan Lempeng Pasifik dari timur ke arah barat mengakibatkan terbentuknya Patahan Sorong yang berupa patahan geser memanjang sepanjang pantai utara Irian Jaya, utara Serui dan Biak, bercabang di wilayah Kepala Burung, Irian Jaya kemudian bercabang lagi di sekitar Kepulauan Banggai dan Sula di Maluku.
Semua hal ini berpengaruh pada kondisi struktur geologinya.

#Pulau di wilayah Indonesia bagian timur relative berukuran lebih kecil dibandingkan di wilayah Indonesia bagian barat
Menurut teori tektonik lempeng, wilayah Indonesia bagian Timur diketahui sebagai zona interaksi antara lempeng Eurasia – Hindia, Australia, dan Pasifik. Lempeng-lempeng ini memperagakan zona-zona penunjaman aktif dengan arah gerak agak membujur dibagian utara, seperti misalnya palung-palung di Filipina, Halmahera dan Minahasa serta Timor di selatan yang agak melintang. Wilayah Indonesia timur juga tersusun oleh lempeng-lempeng mikro yang sifatnya lemah terhadap akumulasi energy dan mudah melepaskan energy dalam wujud gempa.
Pada bagian utara wilayah Indonesia timur, lempeng pasifik menabrak sisi barat dan selatan Indonesia. Tekanan dahsyat karena pergerakan tiga lempeng besar bumi: Lempeng Eurasia, Lempeng Hindia-Australia, dan lempeng Pasifik ini menyebabkan interior lempeng bumi dari kepulauan Indonesia ini terpecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil kerak bumi yang bergerak antara satu terhadap lainnya yang dibatasi oleh patahan-patahan aktif. Sedangkan wilayah Indonesia bagian barat, daerahnya relative stabil dibandingkan wilayah Indonesia bagian timur, maka dari itu pulau-pulaunya berukuran lebih besar daripada yang berada di wilayah bagian Indonesia timur.

Kelahiran Himalaya

PUNCAK EVEREST. Puncak gunung tertinggi di dunia ini berada di Pegunungan Himalaya. Dengan ketinggian sekitar 8848 meter dari permukaan laut, setiap petualang berkeinginan menaklukkan puncak yang udaranya mengandung sedikit oksigen itu. Tapi bagaimana kejadiannya hingga puncak Everest bisa memiliki ketinggian spektakuler tersebut?

Gambar-1: Peta Geografis Himalaya (dari:
Lebih dari 250 juta tahun yang lalu, India, Afrika, Australia dan Amerika Selatan berada dalam satu kesatuan sebagai sebuah benua yang disebut Pangea. Beberapa juta tahun setelahnya, benua raksasa ini mulai pecah, dan pada akhirnya membentuk benua-benua yang kita kenal saat ini. Pangea terpecah dan sisi-sisi dari benua yang lama menjadi zona tabrakan antar benua-benua yang baru. Afrika, Amerika Selatan, dan Antartika mulai terbentuk.
Gunung Everest terbentuk sekitar 60 juta tahun yang lalu akibat gerakan India ke arah Utara dan menabrak Benua EuroAsia. India bergerak menyeberangi equator dengan kecepatan 15 cm/tahun, dimana pada saat yang bersamaan lautan bernama Tethys yang memisahkan bagian-bagian benua Pangea berangsur-angsur menghilang. Lautan Tethys ini tidak ada lagi di masa sekarang, akan tetapi sedimen batuan yang ada di dasar lautnya dan penyelidikan  gunung yang terletak di sisi lautan telah memberikan bukti yang sangat jelas mengenai keberadaanya dahulu kala.

Gambar-2: Proses Pergerakan Lempeng India ke Arah Utara dan menabrak Benua Euro Asia.  
Bukti keberadaan Tethys terlihat pada sebuah daerah yang jauhnya lima puluh kilometer di utara Lhasa (ibu kota Tibet). Ilmuwan telah menemukan lapisan batu pasir merah muda yang mengandung butiran mineral magnetit yang telah merekam  arah magnet bumi. Batu pasir ini mengandung fosil tumbuhan dan binatang yang terkubur di daerah ini ketika Lautan Tethys secara periodik membanjiri daerah tersebut.
Studi fosil tersebut tidak hanya memberikan informasi umur geologi akan tetapi juga memberi informasi lingkungan dan iklim dimana mereka terbentuk. Sebagai contoh, studi ini memberi informasi bahwa fosil tersebut dahulunya hidup pada sebuah lingkungan sejuk dan basah. Waktunya setelah dilacak sekitar 150 juta tahun lalu. Itu berarti dataran Tibet pada masa itu dekat dengan ekuator. Iklim Tibet saat ini lebih kering dan gersang. Perubahan ini terjadi karena naiknya dataran dan telah bergesernya dataran tersebut sekitar 2000 km dari ekuator. Fosil tersebut telah menunjukkan perubahan iklim yang terjadi di daerah Tibet akibat pergerakan lempeng pada masa 100 juta tahun ini.

Mekanisme Pembentukan Pegunungan.

Untuk memahami mekanisme tabrakan yang luar biasa antara India dan Asia kita harus terlebih dahulu melihat ke bawah permukaan bumi. Benua-benua ditopang oleh lempeng-lempeng tektonik bumi seperti orang-orang di atas eskalator. Ada sekitar tujuh lempeng raksasa dan beberapa lempeng kecil yang bergerak di atas permukaan bumi.
Di masa lalu jumlah lempeng-lempeng ini mungkin saja lebih banyak atau mungkin  lebih sedikit.  Saat ini lempeng-lempeng ini terus bergerak, saling tabrak, dan saling menjauhi satu sama lain dengan kecepatan 1-20 cm/tahun.  Gerakan ini diakibatkan oleh panas yang berasal dari kedalaman interior bumi yang energinya hanya bisa terlepas melalui sebuah proses konveksi. Konveksi adalah sebuah proses yang mengakibatkan gas cair panas yang tidak padat mengalir naik ke atas dan menjadi dingin dan padat sehingga kemudian bergerak turun lagi.

Lempeng Benua

Bisa dikatakan bahwa benua terbentuk dan merupakan akumulasi dari butiran-butiran batuan yang berada di atas lempeng tektonik. Benua seperti ‘buih bumi’, yang mengandung mineral ringan seperti kuarsa yang tidak tenggelam ke dalam mantel padat bumi.
Tidak kurang selama 80 juta tahun, lempeng laut India terus-menerus menabrak Asia bagian selatan, termasuk Tibet. Dasar laut  lempeng India yang berat berfungsi sebagai angkur raksasa, menujam dengan cepat ke dalam mantel bumi yaitu ke bawah lempeng Asia  dan menarik lempeng benua India ke arah Utara yaitu ke arah Tibet.

Gambar-3: Proses Tabrakan India dengan Asia yang Mengangkat Dataran Tinggi Tibet (sumber:
Ketika lempeng bertubrukan, dasar lautan yang tenggelam melahirkan pegunungan di selatan Tibet. Friksi dan tekanan yang besar  mengakibatkan bebatuan yang ada di atas lempeng yang menujam melebur. Lebih kurang 25 juta tahun yang lalu lautan yang ada di antara dua lempeng yang bertabrakan semakin mengecil dan benar-benar hilang akibat benua India terus menekan dan menekan sedimen di atas dasar lautan. Dikarenakan sedimen adalah sedimen ringan, alih-alih ikut tenggelam dengan lempeng India, sedimen tersebut menekuk menjadi rangkaian pegunungan, yakni Pegunungan Himalaya.
Sepuluh juta tahun yang lalu akhirnya kedua lempeng atau kerak benua akhirnya bertubrukan secara langsung. Dikarenakan Benua India secara dominan terbentuk dari batuan kuarsa ringan, maka penujaman  ke bawah mengikuti lempeng India tidak bisa terjadi lagi. Akhirnya pengangkuran yang mengakibatkan penujaman retak. Kemungkinannya, lempeng  India yang menujam sudah jatuh dan terbenam ke dalam mantel bumi.

Masa depan Himalaya
Pada masa 5-10 juta tahun ke depan, lempeng India akan terus bergerak dengan kecepatan yang tetap.  India akan menerobos dataran Tibet hingga 180 km pada masa 10 juta tahun tersebut. Angka ini hampir sama dengan lebar Negara Nepal yang bertetangga dengan India. Karena perbatasan Nepal di satu sisi berada pada puncak-puncak gunung yang berada di dataran Tibet, dan satu sisi lagi berada di dataran India, maka secara teknis 10 juta tahun yang akan datang, Nepal akan terus mengecil dan menjadi pada akhirnya akan hilang!  Akan tetapi rangkaian Pegunungan Himalaya akan tetap ada.
Bentuk Pegunungan Himalaya tampaknya akan akan memiliki profil yang  sama dengan saat ini. Pegunungan yang tinggi di sebelah Utara dan pegunungan kecil di Selatan. Himalaya akan terus ‘berjalan’ di atas lempeng India, dan dataran tinggi Tibet akan terus bertumbuh. Bukti hal ini terlihat dari kandungan sedimen di sepanjang dataran Gangga. Biasanya bongkahan batuan besar akan kelihatan terlebih dahulu dan diikuti kerikil, dan jika terus ke selatan, butiran pasir dan akhirnya lumpur halus akan kelihatan.
Hal ini akan kelihatan jika kita berjalan dari akhir perbukitan Himalaya ke arah selatan sejauh 100 km. Rekaman sejarah geologis memang tidak terlihat karena tertanam di bawah sedimen yang ada saat ini. Akan tetapi jika dilakukan pemboran di dataran Gangga, maka batuan kasar akan terlihat lebih dahulu, diikuti kerikil dan lumpur di bawahnya. Itu merupakan bukti bahwa Himalaya terus ‘masuk’ ke wilayah india.

Terbentuknya Danau Toba

Di balik permai Danau Toba yang menghampar di wilayah Sumatra Utara, daya rusak yang mahadahsyat tersembunyi di dalamnya. Sekitar 74.000 tahun lampau, Gunung Toba meletus hebat dan nyaris menamatkan umat manusia.

Kedahsyatan letusan gunung api raksasa (supervolcano) Toba itu bersumber dari gejolak bawah bumi yang hiperaktif. Lempeng lautan Indo-Australia yang mengandung lapisan sedimen menunjam di bawah lempeng benua Eurasia, tempat duduknya Pulau Sumatera, dengan kecepatan 7 sentimeter per tahun.

Gesekan dua lempeng di kedalaman sekitar 150 kilometer di bawah bumi itu menciptakan panas yang melelehkan bebatuan, lalu naik ke atas sebagai magma. Semakin banyak sedimen yang masuk ke dalam, semakin banyak sumber magmanya.

Kantong magma Toba yang meraksasa disuplai oleh banyaknya lelehan sedimen lempeng benua yang hiperaktif. Kolaborasi tiga peneliti dari German Center for Geosciences (GFZ) dengan Danny Hilman dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Fauzi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 2010 menyimpulkan bahwa di bawah Kaldera Toba terdapat dua dapur magma yang terpisah.

Dapur magma ini diperkirakan memiliki volume sedikitnya 34.000 kilometer kubik yang mengonfirmasi banyaknya magma yang pernah dikeluarkan oleh gunung ini sebelumnya.

Vulkano-tektonik
Tak hanya dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik dari dapur magma, Kaldera Toba ternyata juga sangat dipengaruhi oleh kegiatan tektonik yang mengimpitnya sehingga kalangan geolog menyebutnya sebagai vulkano-tektonik.

Tumbukan lempeng bumi yang sangat kuat dari lempeng Indo-Australia telah memicu terbentuknya sesar geser besar yang disebut sebagai Zona Sesar Besar Sumatera (Sumatera Fault Zone/SFZ). Sesar ini memanjang hingga 1.700 kilometer dari Teluk Lampung hingga Aceh. Hampir semua gunung berapi di Sumatera berdiri di atas sesar raksasa ini.

Uniknya, Kaldera Toba tidak berada persis di atas sesar ini. Dia menyimpang beberapa kilometer ke sebelah timur laut sesar Sumatera. ”Di antara Sungai Barumun dan Sungai Wampu, Pegunungan Barisan (yang berdiri di atas sesar) tiba-tiba melebar dan terjadi pengangkatan dari bawah yang membentuk dataran tinggi; panjangnya 275 km dan lebar 150 km yang disebut Batak Tumor,” papar Van Bemmelen, geolog Belanda yang pada 1939 untuk pertama kali mengemukakan bahwa Toba adalah gunung api.

Pengangkatan Batak Tumor ini, disebut Bemmelen, menjadi fase awal pembentukan Gunung Toba. Saat pembubungan terjadi, sebagian magma keluar melalui retakan awal membentuk tubuh gunung. Jejak awal tubuh gunung ini masih terlihat di sekitar Haranggaol, Tongging, dan Silalahi. Sementara sebagian besar lainnya telah musnah saat terjadinya letusan Toba terbaru sekitar 74.000 tahun lalu (Youngest Toba Tuff/YTT).

Danau Toba jelas terpengaruh oleh gaya sesar ini. Bentuk Danau Toba yang memanjang, bukan bulat sebagaimana lazimnya kaldera, menunjukkan dia terpengaruh dengan gaya sesar geser yang berimpit di kawasan ini. Sisi terpanjang danau, yang mencapai 90 km, sejajar dengan Zona Sesar Sumatera, yang merupakan salah satu patahan teraktif di dunia selain Patahan San Andreas di Amerika. Aktivitas gunung berapi di Sumatera, termasuk Toba, dikontrol oleh patahan ini.

Teori Pembentukan Bumi

Thales (624-547SM)
Pada zaman ini seorang pilosof yunani bernama thales telah mengemukakan beberapa teorinya tentang bumi.Thales adalah seorang murid di salh satu Cos (Perguruan) di Babilonia.Menurut thales alam semesta terdiri atas beberapa kompenen inti yang menjadi dasar kehidupan makhluk di permukaan bumi.Kompenen tersebut berupa  :
  1. air
  2. api
  3. bumi
  4. udara
Dengan demikian ia berpendapat bahwa bumi merupakan benda alam semesta yang sudah ada dan merupakan penyusun alam semesta.Thales berpendapat bahwa bumi merupakan benda yang terapung di atas air.Pendapat ini dikeluarkan untuk menjelaskan bahwa gempa bumi diandaikan sebagai kapal yang terkena ombak sehingga oleng.
Anaximander (585-528)
Seorang filosof terkenal yang bertempat tinggal di lonia atau tepatnya di Miletus.Ionia terletak di semanjung asia kecil.Pada abad ke 6 dan 7 SM Ionia menjadi pusat kebudayaan pada zaman yunani.Pendapat Anaximander tidak berbeda jauh dengan Thales, meskipun Ia beranggapan bahwa unsur penyusun utama alam semesta yang terdiri atas beberapa komponen dasar.Dari 4 komponen tersebut mengadakan interaksi membentuk senyawa atau bentukkan lainnya:
  1. api
  2. air
  3. bumi
  4. udara
ada beberapa factor lainnya yang sangat penting yaitu “Apeiron” yang berupa unsur alam lainnya berupa hal-hal yang saling bertentangan:
  1. panas – dingin
  2. basah – kering
peranan dari apeiron adalah sebagai pengontrol dari keempat unsur penyusun alam semesta.Berdasarkan teorinya tersebut, maka ia berpendapat bahwa alam semesta terbentuk karena adanya pemampatan (kondensasi) sebagian dari udara. Setelah memampat diikuti oleh pendinginan dan terbentuklah bumi.Bumi yang terbentuk mirip dengan daun meja yang pipih dan didukung oleh udara, sehinga bumi dapat bergerak. Kepipihan bumi berfungsi sebagai untuk menahan diri agar dapat melayang.
Phytagoras (abad ke 6)
Phytagoras merupakan salah satu pemikir dan ahli matematika Yunani. Beberapa dalil-dalilnya yang sampai saat ini dipergunakan dalam ilmu ukur yang dikenal dengan rumus/dalil Phytagoras.Selama hidupnya ia mengembara hingga ke Asia dan Mesir. Pada tahun 550 SM ia menetap di Crotona (Italia) & kemudian mendirikan perguruan agama. Pengikutnya dikenal dengan sebutan Phytagorean.Pendapatnya tentang bumi, ia menyatakan bumi berbentuk bulat & berjalan diangkasa. Tetapi kebenaran tentang kebulatan bumi masih simpang siur.Hal ini belum ada kesepakatan & pembuktian-pembuktian secara ilmiah, mengingat kondisi budaya berpikir pada saat itu masih dibelenggu oleh ajaran agama tertentu.
Demokritos (460-370)
Pemikir ini lahir di Abdera sekitar Babilonia. Ia lebih terkenal dengan teori-teori atomnya. Atom dianggap sebagai substansi material yang memungkinkan terbentuk struktur & keberaturan alam semesta.Hubungan antara atom dengan terbentuknya alam semesta adalah erat, dimana atom-atom yang berbeda bentuk saling memisahkan diri dari masa yang tidak berbentuk & berkumpul disatu ruang kosong yang sangat luas.Di tempat kosong tersebut atom-atom berkumpul & membentuk suatu pusaran. Atom-atom berdesakan, dimana atom-atom cahaya menetap pada bagian luar, sedangkan atom lainnya membentuk rangkaian yang tidak terputus, berbentuk sabit & membentuk kulit luar. Inilah langit.Pada pusatnya terdapat benda-benda yang terbentuk disana & sekarang sudah mulai memisahkan diri dimana sebagian ada yang terbang keatas & berkedudukan pada kulit luar. Inilah yang disebut dengan benda langit.Semua benda tersebut bergerak mengelilingi massa sentral yaitu bumi yang telah terbentuk. Gerakannya disebabkan karena mengeringnya massa sentral ini & menguapnya air sehingga bumi & laut terpisah.
Copernicus (1473-1543)
Suatu pendapat baru tentang alam semesta dinyatakan oleh Copernicus yaitu HELIOSENTRIS. Teori ini menyatakan bahwa matahari merupakan pusat peredaran dari benda alam.Matahari merupakan pusat dari alam semesta & kedudukannya adalah tetap (stationer). Seluruk gerakan penampakannya hanya merupakan khayalan belaka dari gerakan bumi.
Galilei Galileo ( 1564-1642)
Galileo dilahirkan di Pisa, seperti halnya Copernicus ia memulai pendidikan tingginya di fakultas kedokteran. Tetapi pada perkembangan pemikirannya  ia sangat menaruh perhatian yang cukup bersar pada bidang matematika.Akhirnya ia berhasil mendapatkan gelar gurubesar (professor) dalam bidang matematika dan astronomi (1598).Pemikiran Galileo tentang alam semesta sangat di pengaruhi oleh democritos. Ia berpendapat bahwa alam terrbentuk dari partikel atom dan bergerak bebas di alam raya.Materi-materi yang bebantuk atom itulah yang akhirnya menjadi penyusun alam termasuk bumi.Kemajuan yang dipelopori Galileo adalah dari hasil penelitiannya tentang benda alam dengan menggunakan teropong bintang. Dengan alat tersebut ia dapat mengamati secara jelas tentang benda-benda langit.
Isaac Newton (1643-1723)
Newton dilahirkan di sebuah tempat bernama woolsthrope, Lincolnshire, inggris
Tepat setahun setelah meninggalnya Galileo dan seabad setelah meninggalnya Copernicus.Banyak hasil karya, penelitian dan pemikiran dalam bidang matematika, filsafat maupun ilmu fisika. Dalam kaitanya dengan teori pembentukan alam semesta, Newton barpendapat mirip dengan Galileo.Namun keunggulan dari teori Newton dapat membuktikannya dengan teori kosmologinya. Newton mampu menyelesaikan permassalahan tentang apakah yang memungkinkan sehingga alam semesta berkedudukan sebagai kosmos dan bukan sebagai khaos.Berdasarkan teori Newton tentang gaya gravitasi, maka ia dapat membuktikan suatu kekuatan tentang gaya yang mengatur pergerakan bumi, planet, dan benda lainya yang berputar pada porosnya atau orbiotalnya. Gaya yang bekerja tersebut berbanding terbalik dengan kuadrat dari jaraknya.



Albert Einstein (1879-1955)
Einstein dilahirkan di ulm, jerman pada tanggal 14 maret 1879. semasa kecilnya ia di kenal anak yang abnormal, karena hingga usia 9 tahun belum dapat berbicara dengan lancar dan nyentrik.Keragu-raguan akan bentuk bumi yang bulat menjadi sirna setelah colombus mengadakan perjalanan panjang, sehingga mereka kembali ke tempat semula (awal pemberangkatan).Untuk membahas tentang kejadian bumi tidak dapat di bahas secara sendiri, melainkan harus di kaitkan dengan filosofis tentang pembentukan/kejadian alam semesta. Suatu ilmu yang mempelajari tentang asal mula dari alam semesta disebut dengan kosmologi.
Pembahasan masalah kosmologi tidak terlepas dengan pengertian tentang :
1.  Ruang (space)
2.  Waktu (time)
3.  Gerak (motion)
4.  Jarak bintang (magnitute)
5.  Gaya (force)
6.  Materi (matter)
7.  Perubahan (change)
8.  Interaksi (interaction)
9.  Bilangan (number)
10. Kualitas (quality
11. Kausalitas (qausality)
Banyak para pakaryang mengemukakan teori-teorinya tentang alam semesta yang membahas masalah alam semesta di tinjau dari 2 aspek :
(1)   alam semesta dilihat dari secara keseluruhannya
(2)   alam semesta dilihat dari unsure-unsurnya.
Dari aspek keseluruhan, alam semesta dapat di bahas melalui aspek :
  1. asal mula alam semesta
  2. tertib alam semesta
  3. kesempurnaan alam semesta
Dari aspek unsur-unsur alam semesta terbagi atas pokok bahasan :
  1. benda mati atau dunia anorganik, mencakup :
    1. batuan
    2. tanah
    3. air
  2. benda hidup atau dunia organik, mencakup :
    1. dunia tumbuh-tumbuhan
    2. dunia hewan
    3. dunia manusia
Lapplace (1749-1827)
Pada tahun 1796 seorang pakar astronomi dan matmatika dari suku bangsa prancis bernama Piere Simon Marquis de lapplace telah merumuskan suatu konsepsi tentang terbentuknya bumi dan jagat raya.Lapplace secara terus menerus mengembangkan konsepsi/pemikiran dari seorang pakar dari jerman bernama Imanuel Kant (1724-1804).Menurut Lapplace,asal mula bumi terbentuk dimulai dari adanya kabut berupa gas yang saling mendekati satu sama lainnya.Pada saat terjadinya suatu pusaran inti kabut.Pusaran semakin lama semakin cepat dank abut di sekitarnya tersedot dan ikut berputar sehingga putaran kabut semakin lama semakin cepat dan bola kabut semakin besar.Dengan kecepatan pusaran yang sangat cepat,menimbulkan gesekan antar massa kabut yang mengakibatkan timbulnya panas.Suhu semakin tinggi sesuai dengan semakin cepatnya gesekan antar massa kabut.Titik kulminasi suhu tersebut menimbulkan kabut tersebut berpijar (nabula) yang berputar secara gaya sentrifugal.Pada kondisi perputaran yang maksimum,sebagian nabula tidak kuat untuk bertahan sehingga terlontar dan terpisakan antara satu dengan lainnya.Pecahan-pecahan nabula itu berputar sendiri-sendiri dengan ukuran dan kecepatan yang berbeda.Pada kondisi suhu maksimum terjadi reaksi inti (nuklir),dimana unsure mengalami pembentukkan dari unsure sederhana menjadi unsure yang kompleks.Dengan menurunnya suhu,maka reaksi nuklir terhenti,maka terbentuklah susunan serta planet dan tata surya lainnya yang kita lihat sekarang ini.Berubahnya pola api dari panas ke dingin,diduga dimulai dari panas menjadi cair,proses ini diduga telah berjalan sekitar 4 milyar tahun yang lalu.Menurut konsep ini matahari dan bintang yang bercahaya merupakan sisa-sisa nabula yang belum padam.Bulan merupakan salah satu contoh pecahan nabula yang telah padam sekitar tahun yang lalu.

Sejarah Pembentukan Bumi Berdasarkan Zaman

 
Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini   ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.
Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.

Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes).  Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.
Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).
Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona.
Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat.
Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung.
Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara
Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land).
Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis
menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah.
Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.

Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini.
Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
zaman ini merupakan zaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.
Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.
Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat.
Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.


Kesimpulan :
Planet kita diperkirakan mulai terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu. Sejak itu penampilan aslinya hampir tidak pernah berubah. bumi ini cocok untuk menciptakan dan mengembangbiakkan bentuk kehidupan sejak pertama kali terbentuk. Tim peneliti barat menolak teori tentang bumi seluruhnya diselubungi samudera sebelum spesies laut pertama menginjak daratan.
Sejarah bumi berdasarkan masa/zama terdiri dari:
  • Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
  • Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
  • Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
  • Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
  • Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
  • Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
  • Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
  • Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
  • Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
  • Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
  • Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
  • Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
 

Ternyata Mt Everest Bukanlah Gunung Tertinggi di Dunia

Tidak hanya murid-murid sekolah di Australia yang diajari bahwa titik tertinggi di dunia ini adalah di puncak Everest, murid-murid di banyak negara juga mungkin diajari hal yang serupa. Ada anggapan juga bahwa Gunung Kosciusko adalah sebuah gunung tertinggi di Australia.

Tapi mari kita telusuri kebenaran tentang gunung Everest yang dinyatakan sebagai yang tertinggi di dunia. Mengukur sebuah ketinggian gunung sebetulnya tergantung dari apa ukuran “tertinggi” yang Anda maksudkan. Apakah berarti ‘tertinggi di atas permukaan laut’, atau berarti ‘paling tinggi menonjol ke atas dan paling jauh dari pusat bumi’?
Kalau kita mundur kembali ke sekitar abad ke-17 dan ke-18, ada pemikiran bahwa Gunung Chimboraza adalah yang paling tinggi di dunia. Gunung berapi yang telah mati dan tertutup salju ini berlokasi di Ekuador, adalah puncak tertinggi di dunia dengan ketinggian sampai 6.310 meter di atas permukaan laut.
Tahun 1852, Great Trigonometrical Survew di India mencatat bahwa ada sebuah gunung yang disebut Peak XV sebagai yang tertinggi dengan puncaknya yang mencapai 8.840 meter. Orang Inggris kemudian menamainya Everest pada tahun 1865, mengambil nama Sir George Everest.
Lalu apa alasan bahwa Gunung Everest bukanlah puncak tertinggi di dunia? Karena adanya perputaran bumi, perputaran ini membuat seluruh planet menonjol ke luar khatulistiwa. Diameter bumi melalui ekuator adalah sekitar 21 km lebih panjang dari diameter Bumi bila diukur melalui Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Sekarang mari kita tengok si ‘mantan’ gunung tertinggi di dunia Chimborazo itu. Orang yang pertama kali mendaki gunung ini adalah Edward Whymper pada tahun 1880. Gunung ini berada 1,5 derajat Lintang Selatan sementara Everest lebih jauh lagi dari lengkung bumi pada 28 derajat Lintang Utara. Jadi, meskipun Chimborazo 2540 meter lebih dekat ke permukaan laut dibandingkan dengan Everest, tetapi 2202 meter lebih jauh dari pusat Bumi. Maka, gunung ini menonjol lebih tinggi ke angkasa daripada Everest. Dan ternyata, masih ada 3 puncak lainnya yang jauh lebih tinggi dari Everest, yaitu Huascaran, Cotopaxi, dan Kilimanjaro.

Mengapa Gunung Tertinggi Berada Di Katulistiwa Misteri Mengapa Gunung Tertinggi Berada Di Katulistiwa


Baru-baru ini para ilmuwan berhasil menguak misteri mengapa gunung-gunung tertinggi di dunia ini berada di rantai khatulistiwa. Disebutkan itu semua berkaitan dengan iklim. Mereka menyimpulkan iklim yang lebih dingin menyebabkan proses erosi menjadi lebih besar dibandingkan dengan yang dahulu telah diketahui.

Sebagaimana diberitakan The Guardian pekan lalu, pada sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature, David Egholm dari Universitas Aarhus, Denmark menunjukkan bahwa ketinggian gunung lebih dipengaruhi oleh es serta cakupan sungai es dari pada sebuah kejadian tektonik.

Gunung terbentuk akibat tabrakan antar lempengan kontinental yang mendorong daratan naik. Tumbuhnya sebuah gunung terjadi sebesar 10 mm per tahun di tempat-tempat seperti New Zealand dan sebagian di Himalaya, tetapi biasanya pertumbuhan terjadi sebanyak 2-3 mm per tahun.

Pada iklim yang lebih dingin, jumlah salju pada gunung bergerak turun dan mengakibatkan terjadinya erosi di ketinggian yang lebih rendah. Pada tempat yang lebih dingin jauh dari garis khatulistiwa, ia menemukan erosi yang diakibatkan oleh salju dan es menyamai pertumbuhan yang diakibatkan oleh benturan lempengan bumi.

Analisis tersebut menyebutkan gunung memiliki wilayah daratan yang tertutup oleh lapisan salju, setelah lapisan salju tersebut terkikis, pada umumnya gunung hanya tumbuh sekitar 1.500. Jadi ketebalan dari lapisan ini sangat bergantung dengan keadaan iklim dan garis lintang yang menentukan ketinggian mereka.

Pada ketinggian yang lebih rendah, di mana kondisi atmosfir lebih hangat dan lapisan salju yang tebal seperti di sekitar khatulistiwa, lapisan salju biasanya setebal 5.500 m di puncak ketinggiannya. Jadi tinggi gunung dapat mencapai 7.000 m, jelas Egholm. Dia menggunakan peta radar dataran bumi yang diciptakan oleh NASA pada 2001, untuk mengukur ketinggian gunung yang ada di bumi dalam satu waktu.global


Stratigrafi - Geologi

Stratigrafi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi, yang berasal dari bahasa Latin,
Strata (perlapisan, hamparan) dan Grafia (memerikan, menggambarkan). Jadi pengertian stratigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari
tentang lapisan-lapisan batuan serta
hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan yang lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah
bumi.

PRINSIP-PRINSIP DASAR STRATIGRAFI
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam
penentuan urut-urutan kejadian geologi adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Superposisi
Prinsip ini sangat sederhana, yaitu pada kerak bumi tempat diendapkannya sedimen, lapisan
yang paling tua akan diendapkan paling bawah, kecuali pada lapisan-lapisan yang telah mengalami pembalikan.

2. Hukum Datar Asal (Original Horizontality)
Prinsip ini menyatakan bahwa material
sedimen yang dipengaruhi oleh gravitasi akan membentuk lapisan yang mendatar (horizontal). Implikasi dari pernyataan ini adalah lapisan-lapisan yang miring atau
terlipatkan, terjadi setelah proses
pengendapan.
Pengecualian : Pada keadaan tertentu (lingkungan delta,
pantai, batugamping, terumbu, dll) dapat terjadi pengendapan miring yang disebut
Kemiringan Asli (Original Dip) dan disebut Clinoform.

3. Azas Pemotongan (Cross Cutting)
Prinsip ini menyatakan bahwa sesar atau tubuh intrusi haruslah berusia lebih muda dari batuan yang diterobosnya.

4. Prinsip Kesinambungan Lateral (Continuity) Lapisan sedimen diendapkan secara menerus
dan berkesinambungan sampai batas cekungan sedimentasinya. Penerusan bidang perlapisan adalah penerusan bidang kesamaan waktu
atau merupakan dasar dari prinsip korelasi stratigrafi.

5. Azas Suksesi Fauna (Faunal Succesions)
Penggunaan fosil dalam penentuan umur
geologi berdasarkan dua asumsi dalam evolusi
organik.
Asumsi pertama adalah organisme senantiasa
berubah sepanjang waktu dan perubahan yang
telah terjadi pada organise tersebut tidak
akan terulang lagi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa suatu kejadian pada sejarah geologi
adalah jumlah dari seluruh kejadian yang
telah terjadi sebelumnya.
Asumsi kedua adalah kenampakan-
kenampakan anatomis dapat ditelusuri melalui
catatan fosil pada lapisan tertua yang
mewakili kondisi primitif organisme tersebut.

6. Teori Katastrofisme (Catastrophism)
Teori ini dicetuskan oleh Cuvier, seorang
kebangsaan Perancis pada tahun 1830. Ia
berpendapat bahwa flora dan fauna dari
setiap zaman itu berjalan tidak berubah, dan
sewaktu terjadinya revolusi maka hewan-
hewan ini musnah. Sesudah malapetaka itu
terjadi, maka akan muncul hewan dan
tumbuhan baru, sehingga teori ini lebih
umum disebut dengan teori Malapetaka.

7. Teori Uniformitarianisme
(Uniformitarianism)
Teori ini dicetuskan oleh James Hutton, teori
ini berbunyi “The Present is The Key to The
Past “, yang berarti kejadian yang berlangsung
sekarang adalah cerminan atau hasil dari
kejadian pada zaman dahulu, sehingga segala
kejadian alam yang ada sekarang ini, terjadi
dengan jalan yang lambat dan proses yang
berkesinambungan seragam dengan proses-
proses yang kini sedang berlaku. Hal ini
menjelaskan bahwa rangkaian pegunungan-
pegunungan besar, lembah serta tebing curam
tidak terjadi oleh suatu malapetaka yang tiba-
tiba, akan tetapi melalui proses alam yang
berjalan dengan sangat lambat.
Catatan buat adik-adik :
Kesimpulan dari teori Uniformitarianisme
adalah :
Proses-proses alam berlangsung
secara berkesinambungan.
Proses-proses alam yang terjadi
sekarang ini, terjadi pula pada
masa lampau namun dengan
intensitas yang berbeda.

8. Siklus Geologi
Siklus ini terdiri dari proses Orogenesa
(Pembentukan Deretan Pegunungan), proses
Gliptogenesa (Proses-proses Eksogen/
Denudasi) dan proses Litogenesa
(Pembentukan Lapisan Sedimen). Bumi
tercatat telah mengalami sembilan kali siklus
geologi, dan yang termuda adalah
pembentukan deretan pegunungan Alpen.


INTAN

Intan (dalam bahasa Yunani artinya “tak tertaklukkan”) adalah batu mulia satu-satunya yang terbuat dari satu elemen yaitu koolstof atau zat arang yang tulen yang juga terdapat pada tumbuh-tumbuhan, makhluk hidup serta berbagai macam batuan yang dibentuk oleh alam dalam kondisi temperatur dan tekanan bumi yang sangat tinggi selama miliaran tahun hingga muncul berlian yang kita kenal saat ini. Mula-mula nama julukan intan asal Yunani tersebut ditujukan untuk baja yang dianggap sebagai barang yang paling keras namun setelah menyadari kekerasan intan melebihi baja maka nama itu diambil ahli oleh intan. Nilai keras intan adalah 10 dalam daftar keras Mohs dan berat jenisnya 3,5 sampai 3,52. Intan tertua terdapat di India, sedangkan penemuan intan pertama di Afrika Selatan pada tahun 1870.
Intanatau batu permata tergolong dalam bahan galian C. Bahan galian C ini yaitubahan galian yang non strategis dan non vital. Golongan bahan galian C inibanyak sekali termasuk intan atau batu permata. Selain intan yang tergolong kebahan galian ini diantaranya: Nitrat, nitrit, fosfat, talk, mika, grafit,magnesit, tawas, oker, kaolin, fledstar, gifsum, batu apung, trass, obsidian,marmer, batu tulis, batu kapur, dolomite, kalsit, granit, andesit, basalt,trakhit, tanah liat, dan yang terakhir adalah pasir. Itu semua adalah jenisbahan galian yang lainnya.   
Kebanyakan intan yang kita temukan sekarang merupakan hasil pembentukan proses jutaan-milyar tahun yang lalu, erupsi magma yang sangat kuat membawa intan-intan tersebut ke permukaan, membentuk pipa kimberlite, penamaan kimberlite berasal dari penemuan pertama pipa tempat intan berada tersebut di daerah Kimberley, Afrika Selatan.
Intan juga dapat ditemukan di dasar sungai sebagai endapan yang kita sebut sebagai endapan intan alluvial, pada dasarnya intan type alluvial juga berasal dari pipa Kimberlite purba yang kemudian mengalami proses geologi lanjutan berupa pengangkutan oleh air atau glacier yang berlangsung pada jutaan-milyar tahun yang lalu, sehingga intan-intan yang berasal dari pipa kimberlite tersebut terbawa bermil-mil jauhnya dari tempat asalnya dan kemudian terendapkan di dasar sungai. Intan ditemukan di alam dalam bentuk batu yang masih kasar, sehingga harus melalui beberapa proses terlebih dahulu agar tercipta sebagai perhiasan yang berkilau untuk kemudian menjadi barang yang komersil.
Skala Kekerasan Intan
Hanya terdiri dari karbon (carbon) seperti grafit tetapi memiliki ikatan yang sangat kuat, warnanya bisa bermacam-macam, mulai dari tak berwarna hingga berwarna hitam. Dapat ditemukan pada batuan ultramafik khususnya kimberlit, atau pada material endapan sungai. Karena hanya terdiri dari karbon, maka intan memiliki skala kekerasan 10 (skala mosh). Dengan demikian maka intan merupakan batuan atau mineral terkerkeras.
Teknik Penambangan Intan
Pencarian intan dilakukan dengan cara membuat atau menggali lubang didalam tanah yang sudah tentu mengandung intan. Ada dua macam lubang yaitu lubang surut dan lubang dalam. Lubang surut kedalamannya antara satu sampai setengah meter sedangkan lubang dalam dapat mencapai sepuluh meter atau lebih. Untuk menghancurkan tanahnya pada mulanya hanya digali dengan tenaga manusia, tetapi saat sekarang sudah ada yang mempergunakan pompa semprot seperti yang sudah dilakukan di daerah penambangan rakyat di daerah Sungai Gula, Kecamatan Permata Intan.
Pemisahan tanah dengan intan dilakukan dengan dulang (= lingganan) yang terbuat dari kayu. Tempat mendulang batu dan tanah dinamakan pendulangan. Pendulangan yang ada disekitar Martapura ialah di Cempaka, Banyu Ireng, Ampar Tikar, Pendarapan dan Banjarbaru. Disekitar proyek Riam Kanan terdapat pendulangan Mandikapau, Awang Bangkal, Tiwingan, Rantau Bujur dan Rantau Alayung.Dimasa yang akan mendatang nanti kemungkinan penambangan intan akan dilakukan dengan cara atau menggunakan mekanik yang lebih canggih lagi untuk menggali intan tersebut.
Pemanfaatan Intan
Terdapat dua jenis intan yang beada dialam ini yaitu intan bening yang disebut intan mulia atau intan permata dan intan hitam yang disebut intan industri. Intan industry dipergunakan sebagai alat pemotong, dan pemoles misalnya sebagai mata gergaji, mata pahat bor, pemotong kaca, dan bubuk penggosok, pengasah dan pemoles. Jenis intan ini banyak dihasilkan oleh negara di Amerika Latin misalnya: Brasil, Bolivia, Argentina, Uruguay dan negara Afrika Selatan serta Afrika Barat. Adapula yang disebut intan Matara, yang sebenarnya mineral zirkon yang berwarna bening es, atau dengan kata lain ialah intan imitasi.
Walaupun sangat jarang, intan bening yang berwarna sering pula didapatkan misalnya berwarna kekuningan, kebiruan, kehijauan, kemerahan dan terkadang juga dijumpai dalam keadaan warna tua. Sehingga intan yang berwarna menjadi lebih sangat indah, tetapi jarang akibatnya harga menjadi lebih mahal. Ini dilakukan dalam reaktor atom dengan jalan neutronisasi atau penembakan dengan partikel atau elemen yang mempunyai atom berukuran sama. Misal warna hijau dengan menggunakan partikel radioaktif dari ikatan radium. Warna yang telah dihasilkan ini dapat diubah menjadi kuning atau coklat dengan pemanasan yang diatur. 
Intan ini termasuk batu permata yang jarang dan sukar ditemukan, sehingga dibuat suatu sintesis dan imitasina. Di antara intan-intan dan imitasinya yang terkenal dan banyak beredar di toko-toko permata adalah: (1)Fabulit (strontium fifanat), Titanium (rutil). (2)Linobat (litium niobat). (3)Nilam Putih, Spinel Putih, Sirkon, Sirkonia (sirkon kubus). (4)Diamonair, YAG (yttrium alumunium garnet). (5)YIG (yttrium ion garnet). (6)GGG (gogolinium gallium garnet). (7)Djevalit (sirkonia Amerika Serikat). (8)Paionit (sirkonia Rusia).
Untuk membedakan intan asli dan palsu perlu pengalaman. Harga atau nilai sebuah intan ditentukan 4 faktor utama (bias disebut 4 C yaitu berat (carat), warna (colour), kejernihan atau kebersihan (clarity), dan bentuk ashan (cut). Intan dengan berat 0,5-2.0 karat sangat ideal karena mudah dijual, serta dipakainya tidak terlalu mencolok. Sedangkan intan berwarna meskipun dari warna buatan tetapi lebih berharga dan lebih mahal dari pada intan yang bening. Kejernihan sebuah intan diartikan bahwa intan tersebut tidak mengandung atau mempunyai cacat, termasuk  pengotoran seperti gelembung atau mineral lain.

SahabatQ

Like Facebokk Friends

ProfilQ

VERDA CANTIKA.PSH

Masih Sekolah di SMPN 1 ploso Jombang dr keluarga 3 bersaudara :adik Rindu masih kelas 4 SDN Kedungrejo dn adik Livi masih kecil umur 2,5 th kami keluarga bahagia yg saling menyayangi dn mengasihi sekian Trimksh Lihat Lengkap ProfilQ