NEWS UPDATE :
Tampilkan postingan dengan label kartografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kartografi. Tampilkan semua postingan

SKALA (PENGERTIAN, JENIS, SKALA PETA, RUMUS, DAN CONTOH SOAL)


A. Skala

Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya.

B. Jenis Skala

1. Skala angka

contoh 1:500.000 dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000 cm di lapangan

2. Skala garis

contoh  0_2_4_6_8_10 cm
            0_1_2_3_4_5 km
dibaca setiap 10 cm pada peta mewakili 10km di lapangan

3. Skala verbal

contoh 1 inchi = 5 mil
skala verbal biasanya digunakan oleh orang-orang Amerika dan Eropa

C. Jenis Peta Berdasarkan Skala
  1. Peta kadaster (1:100 - 1:5.000) = skala sangat besar. Contoh: Peta Badan Pertanahan Nasional, Peta Sertifikat Tanah, Peta Perencanaan Pembangunan/Proyek, Peta Wilayah RT dan RW.
  2. Peta skala besar (1:5.001 - 1:250.000). Contoh: Peta Desa, Peta Kelurahan, Peta Kecamatan dan Peta Kotamadya.
  3. Peta skala menegah (1:250.001 - 1:500.000). Contoh: Peta Kabupaten dan Peta Propinsi.
  4. Peta skala kecil (1:500.001 - 1:1.000.000). Contoh: Peta Pulau Kalimantan dan Peta Negara
  5. Peta geografis ( > 1:1.000.001) = skala sangat kecil. Contoh: Peta Regional Asia Timur, dan Peta Dunia.
 D. Contoh Soal

1. Membaca skala peta

contoh:
Sebuah peta kelurahan berskala 1:5.000 diperkecil menjadi skala 1:25.000, maka pernyataan yang benar adalah?
a. informasi yang disajikan semakin detail
b. simbol-simbol kartografi akan semakin banyak
c. perbedaan kontur akan semakin bertambah besar
d. informasi peta akan berubah tetapi jaraknya tidak berubah
e. informasi peta tidak berubah tetapi jaraknya akan berubah

jawab: e.
pada peta kelurahan skala semula adalah 1:5.000, kemudian diubah menjadi skala 1:25.000 maka jarak di dalam peta berubah menjadi kecil dari semula.

2. Menghitung jarak sebenarnya

contoh:
Jarak antara kota A ke kota B pada peta adalah 1,15 cm dengan skala peta 1:15.000. Berapa jarak sebenarnya kota A ke kota B?
a. 172.500 km
b. 17.250 km
c. 1.725 km
d. 0,1725 km
e. 0,01725 km

jawab:
= jarak pada peta x skala
= 1,15 x 15.000
= 17.250 cm (sentimeter ke kilometer = dibagi 100.000)
= 0,1725 km ( d. )
jadi, jarak sebenarnya kota A ke kota B adalah 0,1725 kilometer

3. Menghitung jarak pada peta

contoh:
Jarak antara kota A ke kota B sebenrnya di lapangan adalah 1 km. Berapa jarak kota A ke kota B pada peta dengan skala peta 1:50.000?
a. 0,2 cm
b. 2 cm
c. 20 cm
d. 5 cm
e. 50 cm

jawab:
= jarak sebenarnya / skala
= 1 km / 50.000 cm (kilomter dijadikan sentimeter = dikali 100.000)
= 100.000 cm  / 50.000 cm
= 2 cm ( b. )
 jadi, jarak kota A ke kota B pada peta adalah 2 sentimeter

4. Memperkecil skala

contoh:
Apabila sebuah peta berskala 1:2.000.000 diperkecil 2 kali, maka skalanya berubah menjadi?
a. 1:1.000.000
b. 1:2.000.000
c. 1:3.000.000
d. 1:4.000.000
e. 1:5.000.000

Jawab:
= skala x jumlah perkecilnya
= 2.000.000 x 2
= 4.000.000
 jadi, skala peta akan berubah menjadi 1:4.000.000. peta akan semakin kecil dan tidak detail.

5. Memperbesar skala

contoh:
Apabila sebuah peta berskala 1:2.000.000 diperbesarl 4 kali, maka skalanya berubah menjadi?
a. 1:50.000
b. 1:500.000
c. 1:5.000.000
d. 1:800.000
e. 1:8.000.000
Jawab:
= skala / jumlah perkecilnya
= 2.000.000 / 4
= 500.000
jadi, skala peta akan berubah menjadi 1:500.000. peta akan semakin besar dan semakin detail.

6. Kenampakan objek dengan skala

contoh:
kenampakan gudang dengan ukuran 50 m x 50 m dengan skala 1:200 adalah?
a. 1 cm x 1 cm
b. 1,5 cm x 1,5 cm
c. 2 cm x 2 cm
d. 2,5 cm x 2,5 cm
e. 20 cm x 20 cm

jawab: ukuran bangunan di peta
= objek di lapangan / skala
= 50 m x 50 m / 200 cm (meter dijadikan sentimeter = dikali 100)
= 5000 cm x 5000 cm / 200 cm
= 2,5 cm x 2,5 cm (  d. )
jadi, ukuran gedung pada peta adalah 2,5 cm x 2,5 cm

7. Mencari skala peta pada peta kedua

contoh:
Peta peta A, jarak kota X ke kota Y adalah 5 cm dengan skala 1:1.500.000.
Pada peta B, jarak kota X ke kota Y adalah 2 cm.
Berapa skala peta B?
a. 1:375
b. 1:3.750
c. 1:37.500
d. 1:375.000
e. 1:3.750.000

jawab: skala peta kedua
=  jarak yang berskala      x skala yang diketahui
jarak yang tidak berskala
= 5 / 2 x 1.500.000
= 3.750.000  ( e. )
jadi, skala pada peta B adalah 1:3.750.000

8. Merubah skala garis menjadi skala angka

0 - 2 - 4 - 5 cm
0  -- 5 -- 10 km

Ubahlah skala garis di atas menjadi skala angka!
a. 1 : 100.000
b. 1 : 200.000
c. 1 : 250.000
d. 1 : 500.000
e. 1 : 550.000

jawab:

jumlah garis 5 cm
angaka skala 10 km = 1.000.000 cm

1.000.000 = 200.000

      5
maka skala angkanya adalah 1 : 200.000



9. Mencari skala dan jarak sebenarnya melalui garis astronomis

contoh:
Kota x dan kota y dalam peta berselisih 3 derajat. Jarak kota x ke kota y pada peta adalah  9 cm. jika dihitung dengan menggunakan selisih derajat lintang, skala peta tersebut adalah?
a. 1 : 3.700.000
b. 1 : 3.330.000
c. 1 : 2.770.000
d. 1 : 2.700.000
e. 1 : 2.330.000

Jawab:
1 derajat = 111 km
3 derajat = 333 km = 33.300.000 cm

9 cm = 33.300.000 cm
        = (33.300.000/9)
1 cm = 3.700.000 cm

skala peta 1 : 3.700.000 (a)

10. Skala peta kontur

11. Skala Foto Udara

contoh:
Suatu wilayah daratan akan dibuatan foto udara dengan pesawat terbang. Tinggi pesawat terbang adalah 5.000 mdpl. Daerah yang difoto berada pada ketinggian 400 mdpl. Berapa skala foto udara yang akan dihasilkan apabila menggunaka fokus kamera 250 mm?
a. 1:1.150
b. 1:1.250
c. 1:1.500
d. 1:1.840
e. 1:1.950

jawab: skala foto udara
=               fokus kamera (f)              
           tinggi pesawat (H) - tinggi objek (h)
     250       
           5.000 - 400
= 250 / 4.600
= 4.600 / 250 (skala = pembagian dibalik)
= 1 : 1.840 ( d. )
jadi, skala foto udara yang dihasilkan adalah 1:1.840

Kartografi

KARTOGRAFI
Kartografi adalah merupakan ilmu yang khusus mempelajari segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan, pengetahuan, penyimpanan, hingga pengawetan serta cara-cara penggunaan peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu.
Fungsi pembuatan peta antara lain:
  • 1. Dengan adanya peta dapat menunjukkan posisi atau lokasi relatif yang hubungannya dengan lokasi asli dipermukaan bumi.
  • 2. Peta mampu memperlihatkan ukuran.
  • 3. Peta mampu menyajikan dan memperlihatkan bentuk.
  • 4. Mengumpulkan dan menyeleksi data dari suatu daerah dan menyajikan diatas peta dengan simbolisasi.
Sedangkan tujuan pembuatan peta yaitu:
  • 1. Untuk komunikasi informasi ruang.
  • 2. Media menyimpan informasi.
  • 3. Membantu pekerjaan.
  • 4. Membantu dalam desain.
  • 5. Analisis data spatial.
JENIS-JENIS PETA
Jenis peta dapat dikelompokan berdasarkan pada :
  • a. Skalanya :
    1. Peta kadaster berskala antara 1: ( 100 s/d 5.000)
    2. Peta skala besar berskala antara  1> 5.000 s/d 1:250.000.
    3. Peta skala sedang berskala antara  1: >250.000 s/d 1: 500.000
    4. Peta skala kecil berskala antara 1:> 500.000 s/d 1 : 1.000.000,-
    5. Peta  geografi berskala 1:1.000.000 atau lebih
    b. Isinya :
    1. Peta umum , yaitu peta yang menggambarkan segala seuatu yang terdapat pada suatu daerah yang dipetakan , seperti :
    • Peta Topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi          dengan titik berat reliefnya, dengan kata lain berdasarkan tinggi rendahnya permukaan tanah.
    • Peta chrorografi yaitu peta yang menggambarkan sebagian atau seluruhny permukaan bumi yang bercorak umum dan berskala kecil.  Misalnya peta dunia dan atlas.
    c. Peta khusus atau peta tematik yaitu peta yang menggambakan satu aspek   atau   kenampakan tertentu, misalnya :
  • *. Peta curah hujan
  • *. Peta iklim
  • *. Peta tata guna lahan
  • *. Peta pariwisata
  • *. Peta jalur penerbangan

KOMPOSISI PETA
Agar peta dapat dengan mudah dibaca dan ditagsirkan serta tidak membingungkan bagi orang yang mempelajarinya maka peta harus memuat komposisi peta dengan sejelas-jelasnya seuai dengan aturan atau kaidah pembuatan peta, sedangkan komposisi peta tersebut meliputi :
  1. Judul Peta yang mencermikan isi dani ide yang dituangkan pada peta.
  2. Skala peta, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebernya di permukaan bumi.
  3. Legenda berguna untuk memberikan keterangan tentang simbul-simbul yang ada, dan agar peta lebih mudah dipahami.
  4. Mata Angin sebgai petunjuk arah
  5. Garis astronomi, yaitu garis lintang dan garis bujur untuk menentukan letak atau lokasi pada peta.
  6. Tahun Pembuatan
  7. penulisan atau lettering nama perairan di tulis miring dan nama tempat yang lainnya ditulis tegak.

Proyeksi Peta





















Jenis-Jenis Peta

Peta dapat digolongkan berdasarkan bentuknya yaitu:
  1. Peta timbul, peta jenis ini menggambarkan bentuk  permukaan bumi yang sebenarnya, misalnya peta relief.
  2. Peta datar (peta biasa), peta umumnya yang dibuat pada bidang datar, misalnya kertas, kain atau kanvas.
  3. Peta digital, peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada suatu pita magnetik atau disket, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer. Peta digital dapat ditayangkan melalui monitor komputer atau layar televisi. Peta digital ini hadir seiring perkembangan teknologi komputer dan perlatan digital lainnya.

Penyajian gambaran permukaan bumi pada suatu peta datar dapat digolongkan dalam dua jenis bayangan grafis yaitu:
  1. Peta Garis, bayangan permukaan bumi pada peta terdiri atas garis, titik, dan area yang dilengkapi teks dan simbol sebagai tambahan informasi.
  2. Peta Citra/Foto, bayangan permukaan bumi disajikan dalam bentuk citra/foto yang merupakan informasi berasal dari sensor.
 
Data dan informasi yang disajikan pada suatu peta tergantung maksud dan tujuan pembuatannya, sehingga peta dapat dibedakan atas:
  1. Peta Topografi, peta yang menyajikan berbagai jenis informasi unsur-unsur alam dan buatan permukaan bumi dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pekerjaan. Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar, karena dapat digunakan untuk pembuatan peta-peta lainnya..
       Contoh peta yang digolongkan sebagai peta topografi:
  • Peta planimetrik, peta yang menyajikan beberapa jenis unsur permukaan bumi tanpa penyajian informasi ketinggian.
  • Peta kadaster/pendaftaran tanah, peta yang menyajikan data mengenai kepemilikan tanah, ukuran, dan bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya.
  • Peta bathimetrik, peta yang menyajikan informasi kedalaman dan bentuk dasar laut.

2. Peta Tematik, peta yang menyajikan unsur/tema tertentu permukaan bumi sesuai dengan keperluan penggunaan peta tersebut. Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Contoh peta yang digolongkan sebagai peta tematik:
  • Peta diagram, pada peta ini subyek tematik yang berelasi disajikan dalam bentuk diagram yang proporsional.
  • Peta distribusi, pada peta ini menggunakan simbol titik untuk menyajikan suatu informasi yang spesifik dan memiliki kuantitas yang pasti.
  • Peta isoline, pada peta ini menyajikan harga numerik untuk distribusi yang kontinu dalam bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai yang sama.
  
Jenis peta berdasarkan skalanya
  1. Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah.
  2. Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topografi
  3. Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta kabupaten per provinsi.
  4. Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia.
  5. Peta geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia.
Berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Peta Induk (Basic Map). Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.
  2. Peta Turunan (Derived Map). Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek
  1. Peta dinamik, yaitu peta yang menggambarkan labil atau meningkat. Misalnya peta transmigrasi atau urbanisasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya.
  2. Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan keadaan stabil atau tetap. Misalnya, peta tanah, peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya.

Jenis Peta Statistik
  1. Peta statistik distribusi kualitatif, adalah peta yang menggambarkan kevariasian jenis data, tanpa memperhitungkan jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta budaya, peta agama, dan sebagainya.
  2. Peta statistik distribusi kuantitatif, adalah peta yang menggambarkan jumlah data, yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase atau pun frekuensi. Misalnya, peta penduduk, peta curah hujan, peta pendidikan, dan sebagainya.

Berdasarkan fungsi atau kepentingannya, peta dapat dibedakan menjadi:
  1. Peta geografi dan topografi;
  2. Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi;
  3. Peta lalu lintas dan komunikasi;
  4. Peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah, misalnya: peta bahasa, peta ras;
  5. Peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan;
  6. Peta cuaca dan iklim;
  7. Peta ekonomi dan statistik.

Satuan Koordinat


Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.
Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik acuan tersebut secara asumsi, maka sistim koordinat tersebut bersifat Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistim kesepakatan dasar matematisnya.

Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM adalah salah satu transformasi geografi yang mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan.
UTM ( Universal Tranvers Mercator ) sistim ini telah dibakukan oleh BAKOSURTANAL sebagai sistim Proyeksi Pemetaan Nasional.

Mengapa UTM, karena
a) Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar Garis Katulistiwa atau garis lingkar Equator dari Barat sampai ke Timur yang relatip seimbang.
b) Untuk kondisi seperti ini, sistim proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang Mercator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi minimal).
c) Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka dipilih sistim proyeksi Universal Transverse Mercator yang memberikan batasan luasan bidang 6º antara 2 garis bujur di elipsoide yang dinyatakan sebagai Zone.

Kesimpulan Dihubungkan Dengan Konsep GIS
Karena Sistem Informasi Geografi (GIS) merupakan metoda sajian terpadu, maka semua data masukan spasial maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan Sistim Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam me-manage data untuk sasaran informasi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Fungsi Sistim Proyeksi dan transformasi sangat memegang peranan sangat penting.

Hal lain yang perlu diingat bahwa konsep GIS memanfaatkan pula jaringan data antar Pusat dengan Daerah, antar Instansi yang bersifat Nasional , yang sangat berguna untuk analisis terhadap suatu dampak dari perubahan data yang masuk dalam cakupan yang lebih luas. Jadi kesatuan dalam Sistim Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.

Intersection

Intersection adalah penentuan letak suatu objek (sasaran) di lapangan atau peta.
Berikut adalah caranya:
1. Tentukan terlebih dahulu posisi kita di peta.
2. Kemudian bidiklah dengan kompas sasaran yang akan kita cari lokasinya dan tentukan azimutnyaserta tarik garis lurus ke posisi kita.
3.Kemudian lakukan pergerakan berpundah ke tempat lain menjauh dari posisi kita dan kemudian tentukan lagi posisi baru tersebut di peta. 
4.Bidik lagi sasaran yang akan kita ketahui lokasinyanya dari posisi yang baru kita dan tentukan azimuthnya serta tarik garis lurus dari posisi kedua ini sehingga berpotongan dengan garis pertama. Perpotongan garis tersebut adalah lokasi yang akan kita ketahui.

Resection

Resection adalah cara menentukan posisi di peta dengan menggunakan dua tanda medan yang dikenali di peta dan di lapangan.
Langkah-langkah:
1. atur peta dengan benar, pastikan peta berada pada orientasi yang benar.
2. Lakukan orientasi medan untuk mengenali dua tanda medan yag terlihat di peta dan dilapangan. Sebagai contoh puncak gunung, pohon, sungai, yang penting terlihat mencolok.
3.Tentukan arah utara peta pada titik yang ditandai dengan cara membuat garis yang berpotongan tegak lurus sejajar dengan sumbu Y dan garis mendatar sejajar dengan sumbu X.
4. Bidiklah dengan kompas dan catat sudut kompas yang didipatkan, lalu hitung back azimuth* untuk titik pertama dan kedua.
5. Hitung dan gambarkan sudut yang didapatkan pada titik pertama dan kedua. Perhitungan sudut dimulai dari sudut kompas pembidikan ke titik pertama dan kedua.
6.Dari sudut yang didapatkan dan digambarkan, buatlah perpanjangan garis hingga titik pertama dan kedua berpotongan disuatu titik.
7.Titik perpotongan inilah posisi kita.
*) Back azimuth: Untuk sudut yang kurang dari 180o ditambah 180o. Untuk sudut yang lebih dari 180o dikurangi 180 o

Navigasi


Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun di peta.
Navigasi darat adalah navigasi yang penggunaanya dilakukan di darat

Navigasi darat berguna untuk:
1. Membantu dalam upaya penyelamatan korban kecelakaan. 
2.Membantu dalam upaya penyelamatan korban yang tersesat di daerah yang tidak mudah dijangkau.
3.Kegiatan pendakian gunung, susur pantai.
4.Olahraga orinteerring… dll
Seorang navigator paling tidak harus menguasai tehnik penggunaan Peta, sistem arah,  Kompas, dan mengetaui tehnik navigasi praktis.

NAVIGASI PRAKTIS
Navigasi praktis adalah navigasi dengan memanfaatkan tanda-tanda sekitar.
1.Metode ujung bayangan : metode ini membutuhkan areal datar,tongkat, batu, dan sinar matahari.
        a) Tancapkan tongkat pada tanah yang datar dan bebas dari rumput dimana bayangan tongkat akan dihasilkan. Tandai ujung bayangan di tanah dengan batu dan apapun yang bisa dipakai. Tanda bayangan pertama ini selalau meunjukkan barat, dimanapun di bumi.
        b) Tunggu 10-15 menit, sampai ujing bayangan bergerak beberapa cm. kemudian tandai lagi posisi ujung yang baru dengan cara yang sama.
        c) Buatlah gari lurus menghubungkan kedua tanda untuk mendapatkan garis rata-rata barat-timur.
       d) Berdiri dengan tanda pertama berada pada kaki kiri dan tanda kedua pada kaki kanan. Sekarang badan menghadap kea rah utara. Ini berlaku dimanapun di seluruh bumi.
2. Bantuan tanaman: pernah lihat kartun spongebob ketika spongebob tersesat bersama squidwerd saat mengantarkan pesanan pizza?? Saat itu spongebob percaya bahwa lumut dapat menunjukkan adanya kehidupan?? Dan benar saja bung lumut memang dapat dikatakan sebagai penunjuk arah adanya kehidupan dan penunjuk arah timur. Karena pada pagi hari sinar matahari tidak begitu terik.
3. Melihat tanda-tanda sekitar:
a)      Kuburan islam selalu menunjuk arah utara.
b)      Arah masjid selalu menghadap kiblat (kiblat untuk indonesia kearah barat laut) dll
 SISTEM ARAH
1.Sistem Azimuth
azimuth adalah arah/sudut yang diamati, dan diukur mulai dari utara magnetis bumi ( utara kompas ) kearah suatu titik, searah jarumjam.
2.Sistem Bearing
system ini digunakan untuk menunjukkan lokasi atau arah suatu obyek dan jarang digunakan untuk pencatatan dalam pemetaan. sama halnya dengan azimuth, kuadrant tetap terbagi empat akan tetapi bearing dinyatakan dalam arah angin yaitu sebelah timur atau barat dari utara atau selatan. sehingga pembagian sudut bearing selalu dari 00 sampai 900 dengan titik beratnya pada n (utara) atau s (selatan) yang bergerak ke w (barat) atau e (timur)
3.Sistem istilah jam
Penunjukkan Arah dengan sistem ini tidak memperhatikan  Arah Utara, Selatan, Timur, Barat. Sistem ini sering digunakan dalam militer. 
KOMPAS 
Kompas bidik adalah jenis kompas yangsering digunakan dalam bernavigasi.  
Cara pengunaan kompas:
1.Buka tutup kompas, dan posisikan tutupnya hingga tegak lurus.
2.Tarik tempat jari (jempol) ke bawah.
3.Masukkan jempol ke dalam tempat jari.
4.Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak. Jari-jari lain memegang penutup kompas.
5.Lengan lurus kedepan.
6.Bidik melalui celah diatas prisma dan visir. hingga obyek, visir dan celah diatas prisma sejajar.
7.Dekatkan prisma ke depan mata. Catat azimuth yang dibentuk oleh kompas.
 

SahabatQ

Like Facebokk Friends

ProfilQ

VERDA CANTIKA.PSH

Masih Sekolah di SMPN 1 ploso Jombang dr keluarga 3 bersaudara :adik Rindu masih kelas 4 SDN Kedungrejo dn adik Livi masih kecil umur 2,5 th kami keluarga bahagia yg saling menyayangi dn mengasihi sekian Trimksh Lihat Lengkap ProfilQ