A. Hakikat Biologi Dan Geografi
Istilah Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Bios yang berarti hidup, dan logos yang berarti ilmu (Burn, et,al,. 1994:6). Jadi, biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Kajian biologi sangatlah luas. Biologi berbicara tentang semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. biologi pun mengungkap keterkaitan diantara beberapa makhluk hidup. Biologi mengungkap keterkaitan antar makhluk hidup, makhluk tak hidup dan benda mati. Apakah terdapat keterkaitan antar makhluk hidup dengan makluk tak hidup? Biologi tidak hanya membicarakan kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan saja. Biologi mengungkap kehidupan di samudera yang dalam dan luas. Biologi menyibak kehidupan belantara. Biologi juga menjadi media untuk menyejahterakan kehidupan manusia melalui penemuan bibit unggul, penemuan obat-obatan, serta pemenuhan kebutuhan sandang pangan, dan papan.
Sesuai dengan ilmu sains lainnya, biologi memiliki ciri tentatif. Artinya, biologi akan terusberubah sesuai dengan perkembangan waktu. Contohnya dalam penemuan virus mosaik, awalnya para ilmuan biologi menyimpulkan bahwa penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau adalah bakteri yang berukuran sangat kecil. Akan tetapi, seiring kemajuan teknologi dan perkembangan waktu, ternyata penyebab dari penyakit mosaic pada daun tembakau tersebut adalah virus.
Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan tingkat organisasinya. Produk keilmuan biologi berwujud kumpulan faktafakta maupun konsep-konsep sebagai hasil dari proses keilmuan biologi(Sudjoko, 2001:2).
Seperti ilmu-ilmu yang lain, biologi juga memiliki cabang ilmu yang lebih kompleks. Adapun cabang-cabang ilmu biologi sendiri daintaranya yaitu: botani, zoology, aetiologi, ammalia, andrologi, artologi, fenologi, fitogoegrafi, sanitasi, biogeografi, agrogeologi, fitoekologi, dan masih banyak lainnya.
Sedangkan Geografi” berasal dari bahasa Yunani, asal kata ”geo” berarti ”bumi” dan ”graphein” yang berarti ”lukisan” atau ”tulisan. Menurut pengertian yang dikemukakan Eratosthenes, ”geographika” berarti ”tulisan tentang bumi” (Sumaatmadja, 1988: 31). Pengertian ”bumi” dalam geografi tersebut, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga meliputi segala gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya, maupun gejala dan proses kehidupannya.
Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa cakupan dan peranan geografi itu setidaknya memiliki empat hal, seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO (1965: 12-35), maupun Lounsbury (1975: 1-6), sebagai berikut:
Pertama, geografi sebagai suatu sintesis. Artinya pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi pertanyaan-pertanyaan tentang; “what, where, when, why, dan how”. Proses studi semacam itu pada hakikatnya adalah suatu sintesis, karena yang menjadi pokok penelaahan mencakup: apanya yang akan ditelaah, di mana adanya, mengapa demikian, bilamana terjadinya, serta bagaimana melaksanakannya ?
Kedua, geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan. Dalam hal ini geografi berperan sebagai pisau analisis terhadap fenomenafenomena baik alamiah maupun insaniah. Selain itu dalam geografi juga berperan sebagai suatu kajian yang menelaah tentang relasi, interaksi, bahkan interdependisinya satu aspek tertentu dengan lainnya .
Ketiga, geografi sebagai disiplin tataguna lahan. Di sini titik beratnya pada aspek pemanfaatan atau pendayagunaan ruang geografi yang harus makin ditingkatkan. Sebab, pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dewasa ini, menuntut peningkatan sarana yang menunjangnya baik menyangkut kualitas maupun kuantitasnya. Perluasan sarana tersebut, seperti tempat pemukiman, jalan raya, bangunan publik, tempat rekreasi, dan sebagainya, semuanya membutuhkan perencanaan yang lebih cermat dan matang.
Keempat, geografi sebagai bidang ilmu penelitian. Hal ini dimaksudkan agar dua hal bisa tercapai, yaitu: kesatu; meningkatkan pelaksanaan penelitian ilmiah demi disiplin geogafi itu sendiri yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang makin pesat. Oleh karena itu dalam tataran ini perlu dikembangkan lebih jauh tentang struktur ilmu (menyangkut fakta, konsep, generalisasi, dan teori) dari ilmu yang bersangkutan. Kedua, meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia umumnya (Sumaatmadja, 1988: 41).
Geografi memiliki konsep dan pendekatan yang khas yeng membedakan geografi dengan ilmu lainnya. Seperti halnya biologi, geografi juga memiliki cabang-cabang ilmu yang lebih kompleks diantaranya yaitu: geomorfologi, geologi, astronomi, hidrologi, klimatologi, demografi, dan lain sebagainya.
A. Prespektif Geografi dalam Ilmu Biologi
Geografi sebagai sebuah ilmu tentunya memiliki, pendekatan, konsep, dan prespektif tersendiri. Tak jarang prespektif ilmu geografi digunakan dalam ilmu lain termasuk biologi. Seperti yang telah disebutkan pada poin sebelumnya bahwa biologi memiliki berbagai cabang ilmu, dan bebrapa cabang cabang ilmu dari biologi memerlukan prespektif geografi didalamnya. Cabang-cabang ilmu biologi yang terkandung prespektid geografi didalamnya yaitu:
1. Fenologi : Ilmu yang mempelajari tentang fenomena Biologi yang berhubungan dengan iklim. Jadi dalam fenologi yang menjadi objek kajian adalah fenomena biologi seperti persebaran hewan dan tumbuhan, kesehatan hewan dan tumbuhan, serta fenomena iklim. Seperti yang kita ketahui bahwa iklim merupakan bagian kajian dari geografi, oleh kerena itu dalam fenologi prespektif geografi mengenai iklim mulai dari gejala iklim, faktor penyebab, serta persebaran iklim juga menjadi objek kajian. Disinilah geografi berpengaruh terhadp fenologi itu sendiri.
2. Fitogoegrafi: Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dan persebarannya. Dalam fitogeografi terlihat jelas bahwa salah satu objek kajiannya adalah geografi seperti pada namanya. Fito geografi mempelajari mengenai tumbuhan serta persebarannya, dsini prespektif geografi mengenai persebaran dipakai dalam fitogeografi. Mulai dari bagaimana persebarannya, faktor, dampak serta pemetaan menganai persebaran tumbuhan itu sendiri. Terlihat jelas bahwa geografi berperan dalam fitogeografi.
3. Sanitasi: Ilmu yang mempelajari tentang kebersihan & kesehatan, serta perilaku manusia terhadap lingkungannya. Objek kajian dalam sanitasi adalah kesehatan manusia dan lingkungan. seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan sendiri terdiri dari 3 macam yaitu lingkungan biotic, abiotik dan budaya. Lingkungan sendiri juga merupakan objek kajian geografi, kerusakan lingkungan tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia terutama karena adanya sampah. Selain itu geografi juga dapat membantu dalam proses pemetaan mengenai hubungan kesehatan manusia dengan lingkungannya.
4. Holtikultura: Ilmu yang mempelajari tentang kegiatan cocok tanam sayuran, tanaman hias, bunga, dan buah yang dilakukan di dalam kebun. Objek kajian dari holtikultura adalah tanaman perkebunan. Dalam pertumbuhan tanamn sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor dan di dalamnya terdapat faktor geografi yaitu iklim. Disini jelas bahwa geografi dibutuhkan dalam menunjang ilmu holtikultura.
5. Agrogeologi: Ilmu yang mempelajari tentang keadaan lapisan permukaan tanah untuk usaha pertanian. Objek kajian agrogeologi adalah tanaman dan tanah, dimana tanah merupakan salah satu objek kajian geografi. Geografi berperan dalam mengkaji mengenai tanah sedangkan biologi mengkaji mengenai tanaman pertanian. Selain itu pertanian sendiri juga merupakan objek kajian geografi. Jadi disini sangatlah jelas bahwa prespektif geografi sangat diperlukan dalam agrogeologi.
6. Agroklimitalogi: Ilmu yang berhubungan dengan bidang pertanian dan iklim. Disini terlihat jelas bahwa objek kajian agroklimatologi adalah iklim. Dimana iklim merupakan salah satu objek kajian geografi, sehingga geografi sangat berperan dalam bidang keilmuan ini.
7. Geobotani: Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dalam hubungannya dengan geografi dan ekologi. Objek kajian dari geobotani adalah ekologi dan geografi. Disini jelas bahwa geografi berperan daam ilmu ini. Mulai dari persebaran, faktor penyebab, dan dampak fenomena geosfer tehadap ekologi.
Berdasarkanuraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prespektif ilmu geografi diperlukandalam kajian ilmu biologi. Meskipun tidak semua cabang ilmu biologi memerlukanprespektif ilmu geografi, namun ada cabang-cabang ilmu biologi yang memerlukanprespektif geografi didalamnya. Mulai dari fenomena geosfer itu sendiri sepertiair, udara, tanah, tumbuhan dan manusia hingga geografi teknik seperti kartografiyang berguna untuk pemetaan hasil kajian ilmu biologi itu sendiri.