Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial yang menyelidiki peristiwa-peristiwa ekonomi. Ketentuan-ketentuan yang menerangkan pola hubungan antarperistiwa ekonomi disebut sebaai hukum ekonomi.
Hubungan-hubungan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya (hukum ekonomi) meliputi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Hubungan Sebab-Akibat
Hubungan sebab akibat disebut juga hubungan kausal, yaitu hubungan suatu peristiwa ekonomi yang akan mengakibatkan peristiwa ekonomi yang lain. Peristiwa lain ini merupakan akibat dari peristiwa yang pertama. Dengan demikian, kejadian ini tidak dapat berlaku sebaliknya.

2. Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional disebut juga hubungan saling memengaruhi, yakni hubungan dua peristiwa atau lebih yang saling memengaruhi. Peristiwa yang satu memengaruhi peristiwa yang lain dan sebaliknya.
Sebagai contoh, hubungan antara permintaan barang dan harga. Apabila permintaan barang naik, maka harga akan naik. Sebaliknya, apabila harga barang naik, permintaan akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga barang naik, permintaan akan berkurang. Dalam hal ini pada satu sisi permintaan memengaruhi harga, dan pada sisi lain harga memengaruhi permintaan.
Perlu ditegaskan disini, bahwa hukum ekonomi dapat berlaku, jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Menurut para ahli, hukum ekonomi itu bersifat hipotesis. Artinya, hukum ekonomi berlaku apabila keadaan di luar sama dengan keadaan sewaktu menyusun hukum itu. Dengan perkataan lain, hukum ekonomi itu berlaku ceteris paribus, artinya dengan syarat atau anggapan bahwa faktor-faktor lain yang turut memengaruhi adalah tetap atau tidak berubah.
