NEWS UPDATE :
Tampilkan postingan dengan label Lithosfer dan Pedosfer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lithosfer dan Pedosfer. Tampilkan semua postingan

Bukit Kelam Ternyata Adalah Batu Terbesar Di Dunia





Tidak banyak yang tahu bahwa Bukit Kelam yang terletak 20 Km dari kota Sintang, Kalimantan Barat adalah sebongkah batu raksasa yang monolit, sehingga sering diklaim sebagai baru terbesar di dunia. Karenanya Bukit Kelam sangat berpotensi dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata yang unik.
Sebagai sebongkah batu raksasa, Bukit Kelam menawarkan pemandangan alam yang eksotis.  Selain terdapat air terjun yang airnya dimanfaatkan penduduk setempat untuk mengairi sawah,  gua alam yang dihuni oleh ribuan kelelawar, juga terdapat tumbuhan langka seperi Kantong Semar Raksasa yang dapat digunakan sebagai wadah untuk menanak  nasi dan jika beruntung anda dapat melihat Anggrek Hitam yang sedang mekar.  Pada puncak bukit juga terdapat gua alam yang menjadi sarang ribuan burung walet.
Bukit setinggi 990 M ini membuka diri bagi para pencinta alam untuk mendaki ke puncaknya. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mencapai puncak Bukit Kelam, yaitu melalui rangkaian tangga besi yang berada di sisi barat bukit atau bagi yang hobi panjat tebing silahkan mencoba menu tebing batu yang berdiri tegak hampir 90 derajat di sebelah selatan.  Puncak bukit merupakan tempat ideal bagi olah raga terbang layang gantole maupun paralayang

Keberadaan Bukit Kelam yang seolah-olah teronggok di sebidang tanah lapang sejalan dengan legenda yang menaunginya.  Konon Bukit Kelam adalah sebongkah batu yang dipikul oleh seorang tokoh sakti bernama Bujang Beji dari daerah Kapuas Hulu untuk membendung sungai Kapuas di pusat kota Sintang.  Karena sesuatu hal, tali pengikat batu yang terbuat dari rumput putus sehingga batu yang dipikul Bujang Beji jatuh di kawasan lembah yang bernama Jetak.  Kalau saja Bukit kelam tidak jatuh dan Bujang Beji berhasil membendung sungai Kapuas untuk menangkap ikan, tentulah Sintang sudah menjadi danau raksasa dan Sungai Kapuas menjadi kering hingga ke hilirnya.  Untung saja hal itu tidak terjadi.  Ada juga teori yang menyebutkan bahwa Bukit Kelam adalah sebuah batu meteor yang jatuh jutaan tahun lampau.  Hal ini diperkuat dengan kontur tanah menuju Bukit Kelam dari arah Sintang yang bergelombang seakan terdorong oleh bukit Kelam yang jatuh ke bumi dari arah berlawanan.  Entahlah?

Meskipun sering diklaim sebagai batu terbesar di dunia, Bukit Kelam jelas kalah terkenal dengan sejawatnya yang terletak di Benua Australia yaitu Ayers Rock.  Meskipun dimensi Ayers Rock sedikit lebih kecil dari bukit kelam, namun dunia justru lebih mengenal Ayers Rock sebagai batu monolit yang terbesar di dunia.  Dapat dipahami bahwa Bukit Kelam belum dikemas dengan baik sebagai daerah tujuan wisata, bahkan nyaris bernasib ‘Kelam’ seperti namanya.  Semoga ke depannya Bukit Kelam dapat dikelola dengan baik dan layak dijadikan tempat yang tidak boleh dilewatkan jika hendak berkunjung ke Kalimantan Barat.

TEORI LEMPENG TEKTONIK

 



Pergerakan benua dan dasar laut menurut para ahli disebabkan adanya lempeng dalam kerak bumi. Lempeng-lempeng ini terapung-apung di atas mantel bumi. Arus konveksi yang kuat di dalam astenosfer menggerakkan lempeng-lempeng ini di permukaan bumi. Teori inilah yang dinamakan teori lempeng tektonik
Secara garis besar lempeng di dunia dibagi menjadi dua, yaotu lempeng samudera ynag merupakan dasar laut, dan lempeng benua yang merupakan daratan. Lempeng samudera memiliki berat jenis yang lebih berat dibandingkan lempeng benua. Lempeng samudera sering kita disebut dengan lapisan sima dan lempeng benua disebut lapisan sial.
Lempengan yang menyusun bumi terdiri atas lempeng tektonik yang besar dan kecil. Lempeng tektonik yang besar, antara lain:
1. Lempeng Fasifik, meliputi wilayah lautan Fasifik
2. Lempeng Amerika Utara, meliputi wilayah Amerika Utara
3. Lempeng Amerika Selatan, meliputi wilayah Amerika Selatan
4. Lempeng Afrika, meliputi wilayah Afrika, lautan Atlantik bagian timur, dan lautan Hindia bagian barat
5. Lempeng Eurasia, meliputi Eropa, Asia termasuk Indonesia
6. Lempeng Hindia Australia, meliputi wilayah Lautan Hindia, subkontinen India, dan Australia bagian barat.
7. Lempeng Antartika, meliputi benua dan lautan Antartika
Selain lempeng tektonik yang besar, bumi juga tersusun atas lempeng-lempeng taktonik yang berukuran kecil, antara lain:
1. Lempeng Nazca
2. Lempeng Cocos
3. Lempeng Filipina
4. Lempeng Karibia
5. Lempeng Arab
6. Lempeng Juan de fuca
7. Lempeng Rivera
8. Lempeng Gorda
9. Lempeng Scotia
Pergerakan lempeng tektonik ini menyebabkan bentukan-bentukan alam, sehingga membentuk batas yang memiliki tiga sifat yaitu: divergen atau menjauh, konvergen atau saling bertumbukan, dan lateral displacement atau sesar mendatar.
a. Batas Divergen
Batas divergen terjadi ketika lempeng-lempeng bergerak saling menjauh (proses saling menjauhnya dasar samudera). Magma mengalir keluara dari astenosfer dan terbentuklah lapisan batuan (litosfer) baru. Pada kasus ini, tekanan yang berasal dari dalam bumi sangat besar sedangkan kerak bumi sangat tipis sehingga menyebabkan terjadinya batas divergen. Daerah yang banyak memiliki batas divergen adalah Afrika bagian timur dan Laut Merah.

b. Batas Konvergen
Batas konvergen terjadi ketika sebuah lempeng terbentuk dan saling menjauh satu sama lain di suatu area, maka ditempat lain akan terjadi komvergensi dan tumbukan antar lempeng. Besarnya kekuatan tumpukan tergantung lapisan batuan lempeng. Masa lempeng benua lebih ringan di bandingkan masa lempeng samudra. Lempeng dengan masa lebih ringan akan mendorong lempeng dengan masa lebih berat kebawah. Proses inilah yang disebut dengan subdaksi dan daerah yang terbentuk subdaksi disebut dengan zona subdaksi.
Zona subdaksi dan batas konvergen ini dapat terjadi jika ada pertemuan dan tumpukan antara lempeng samudra denagn lempeng benua, lempeng samudra dengan lempeng samudra dan lempeng benua dengan lempeng benua.

c. Leteral displacement atau sesat mendatar/transform/saling bergesekan.
Lateral displacement terjadi ketika dua lempeng bergerak pada garis yang sama, tidak saling menjauh dan bertumpukan, misal satu bergerak ke utara dan satu ke selatan tanpa ada rekahan atau dikenal dengan pergeseran. Kejadian ini tidak menyebabkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tetapi sepanjang daerah itu akan terbentuk sesar. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan gempa bumi dan terbentuknya gunung.
Ada tiga tipe batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakanya, yaitu:
1. Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudera yang luas.
2. Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satuv dari lempeng tersebut masuk kedalam mantel bumi dan berada dibawah lempeng lainnya
3. Patahan transfrom yaitu lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tampa menyebabkan penghancuran pada litosfer.

Jenis-Jenis Tanah

• Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai
• Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
• Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.

• Tanah Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.• Tanah GrumusolJenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.• Tanah Mediteran Merah KuningTanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.

  • Regosol merupakan tanah dengan ciri ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning dan sedikit berbahan organik. Jenis tanah ini sangat cocok untuk menanam tanaman palawija seperti ketela, jagung dll. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, dan Papua.
  • Latosol merupakan tanah dengan ciri-ciri mempunyai warna merah hingga kuning. Kandungan bahan organiknya sedang. Jenis tanah ini cocok untuk menanam tanaman palawija, padi ketela dll. Tanah latosol banyak di jumpai di daerah Sumatera, Jawa, Bali, dan Papua.
·         Tanah aluviummerupakan tanah yang diendapkan dari hasil erosi di dataran rendah. Jenis tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna kelabu dan subur Tanaman yang cocok ditanam di tanah jenis ini adalah palawija, tebu,kelapa, tembakau dll. Tanah jenis ini banyak ditemukan didaerah Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara dan kalimantan bagian selatan dan barat.
·         Tanah litosoladalah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga mempunyai butiran yang besar. Ciri-ciri tanah jenis ini adalah miskin akan unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar-besar. Tanah litosol kurang subur sehingga tanaman yang cocok dengan tanah ini adalah tanaman-tanaman yang besar di hutan. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera, jawa , maluku, dan nusa tenggara.
  • Renzina merupakan tanah hasli pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna hitam dan miskin akan unsur hara. Tanah renzina banyak terdapa di daerah kapur gunung kidul (yogyakarta).
  • Mediteran merupakan tanah dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan bauan sedimen. Warna tanah ini kemerahan hingga coklat. Jenis tanah ini Cocok untuk tanaman palawija.

BENTUKLAHAN ASAL PROSES GLASIA




Bentuklahan asal proses glasial terbentuk oleh kerja glasier sebagai salah satu agen geomorfik yang membentuknya. Kerja glasier merupakan salah satu proses eksogen, sehingga dalam pembentukan bentuklahan dan proses kerjanya terdiri dari erosi, transportasi dan deposisi. Glasier tersusun oleh es, sejumlah kecil udara, air dan hancuran batu yang berat jenis glasier sendiri: 900 kg/m3. Panas matahari dan bumi, mengelompokkan es glasial menjadi 2 yaitu cold ice atau temperatur es dibawah titik cair dan warm ice: temperatur es mendekati titik cair. Keseimbangan massa es glasial: Perbandingan antara perolehan dan kehilangan es glasial
Perolehan : Akumulasi es
Kehilangan :
    1.  Ablasi (Terjadi karena pencairan es)
    2.  Evaporasi (Perubahan es menjadi uap air)
    3.  Sublimasi (Perubahan es menjadi uap air)
    4.  Erosi angin
    5.  Calving (Pecahnya block es menjadi air)
Akumlasi dan kehilangan es dilakukan perhitungan setiap tahun.

MEKANISME GERAKAN ES
Internal deformation: pergerakan karena tekanan
Basal sliding : Pergerakan pada warm ice
      Gelinciran lapisan es diatas lapisan air yang tipis
      Regelation creep : Pergerakan warm ice karena ketidakteraturan lapisan dasar
      Enhanced basal creep : Karena peningkatan   tekanan pada bagian lapisan atas es
      Bed deformation : berkaitan dengan tingginya tekanan air dalam pori-pori es
Gerakan glasier ke arah bawah: aliran glasial
Disebabkan oleh:
      Bertambahnya akumulasi es
      Ablasi
Kecepatan aliran bervariasi secara spasial dan temporal

BENTUKLAHAN GLASIAL
Proses kerja glasial:
     EROSI GLASIAL
Erosi oleh kerja gletsyer dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
      luasan tutupan es
      Jumlah debris pada bagian dasar glasier
      karakteristik lapisan bedrock
      waktu.
Mekanisme erosinya terdiri dari tiga proses yaitu
      Abrasi: meliputi scrathing/penggoresan, grooving/pembuatan celah, dan gesekan bedrock oleh debris yang terbawa gletsyer
      Crushing & fracturing:yaitu penghancuran dan pemecahan material
      Joint-block removal: yang berkaitan dengan proses geologi dan perubahan massa jenis air
Setelah erosi, pada tahap selanjutnya material debris hasil proses erosi akan tertranspaort melalui glacier. Ukuran debris yang tertransport mulai dari fragmen batuan berukuran kecil hingga boulder. Supraglasial : Material yang jatuh & bergerak diatas permukaan es. Umumnya banyak terdapat pada lembah atau cirque glasier. Englacial : terbentuk karena supraglacial debris yang tertimbun oleh akumulasi es. Englacial masih dapat tertransport

DEPOSISI GLASIAL
Deposisi glasial berdasarkan lokasinya terdiri dari beberapa macam antara lain:
      Undermelt yaitu deposisi yang terjadi karena bagian bawah lapisan es yang mencair,
      Basal lodgement,  termasuk deposisi subglasial, terjadi karena berkurangnya kecepatan glasial;
      Basal flowage, termasuk deposisi subglasial, terjadi karena ada gaya tekanan dari lapisan diatasnya;
      Meltout, proses sedimentasi ketika permukaan es mencair


BENTUKLAHAN GLASIAL
Bentuklahan Glasial dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Destruksional: ledok berundak (cirques), palung glasial, bukit mirip tanduk (horn), igir-igir yang kasar dan tajam (aretes).
Konstruksional:  morena, drumlin, esker, kame, dan dead ice

CIRQUE
Merupakan bentukan destruksional berupa ledok berundak umumnya terletak pada bagian atas lembah yang dalam.  Cirque dicirikan oleh sedikitnya massa es yang terdapat pada cekungan. Adapun bentuk cekungan tersebut sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.

MORENA
Merupakan bentuklahan hasil proses deposisi glasial yang tersusun oleh till, lapisan sedimen, atau bed core. Seringkali termodifikasi oleh melt water. Morena dapat diklasifikasikan berdasar arah aliran glasial yaitu:
      morena yang paralel terhadap arah aliran es, dapat terletak pada bagian tepi atau disebut morena lateral atau pada bagian tengah disebut morena medial
      morena yang melintang terhadap arah aliran es, misalnya end moraines dan push moraines,
      morena dengan arah tidak teratur

DEAD ICE
Merupakan bentuklahan glasial hasil proses ablasi yang meninggalkan kumpulan debris  dengan susunan tak teratur

DRUMLIN
Drumlin terbentuk oleh deposisi glasial, bentukan ini sering disebut juga sebagai morena subglasial karena material yang terdeposisi terangkut melalui dasar glacier. Sumbu memanjang menunjukkan arah pergerakan glasial. Drumlin dibatasi oleh melt water

MELTWATER
Meltwater adalah air dari pencairan gletsyer dapat mengalir pada permukaan glasial, subglasial atau englasial. Kedalamannya berfluktuasi tergantung pada kondisi iklim. Melt water mengakibatkan terjadinya proses basal sliding, erosi dan deposisi. Sedimen dalam aliran melt water bersifat mengerosi (bank erosion) sehingga saluran meltwater (meltwater channel) semakin lebar dan dalam. Sedimen yang tertransport meltwater dapat mengalami deposisi. Mekanisme pengendapannya sama dengan pengendapan pada aliran sungai

ESKER
Esker adalah bentuklahan dengan morfologi berbukit yang memanjang berkelok, kadang terputus. Tinggi berkisar 200 m, lebar 3 km, panjang 100 km.

KAME
Bentuklahan dengan morfologi berbukit dengan material hasil pengendapan pada lokasi tertentu, misal didalam atau di sepanjang glasial

KETTLE LAKES
Kettle lakes  adalah melt water yang menempati cekungan diantara kame, sehingga bentuknya menyerupai danau












PAPARAN SUNDA DAN PAPARAN SAHUL

Wilayah Indonesia secara geografis terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Australia serta terletak diantara dua samudra yaitu Pasifik dan Hindia (Gambar 1). Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan salah satu wilayah yang mempunyai tatanan geologi dan pola tektonik yang komplek dimuka Bumi ini. Secara tektonik lempeng (Gambar 2), Indonesia merupakan lokasi benturan antara tiga lempeng utama litosfir yaitu Hindia-Australia di bagian selatan, Pasifik di sebelah timur laut dan Eurasia di barat laut. Karena interaksi antara lempeng-lempeng tersebut, terjadi berbagai gejala-gejala tektonik yang berkaitan dengan pembentukan busur kepulauan, kegunungapian, kegempaan, cekungan, dan struktur geologi yang kompleks.
Peta Asia TenggaraGambar 1. Peta Asia Tenggara (Microsoft Student).  Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari pulau-pulau seperti Sumatera, Bangka,  Jawa, dan Kalimantan yang dipisahkan oleh laut dangkal, pulau-pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara yang dipisahkan oleh laut dalam, dan Papua yang dengan benua Australia dipisahkan oleh laut dangkal.
Secara fisiografis wilayah Indonesia dibatasi  di sebelah selatan oleh suatu palung laut dalam yang memanjang dan dapat diikuti mulai dari  Burma-Andaman-Sumatra-Jawa hingga ke Kepulauan Banda di bagian Timur Indonesia, yang merupakan jalur penekukan dan penyusupan lempeng Hindia-Australia ke bawah lempeng Asia Tenggara.  Antara Indonesia bagian timur dan barat, terdapat perbedaan fisiografis yang mencolok.  Di Indonesia bagian barat terdapat busur-busur kepulauan, yang dibatasi oleh lautan dengan kedalaman rata-rata berkisar antara 200 meter dan membentuk suatu paparan yang luas yang dikenal dengan Sundaland.
Gambar 2. Lempeng tektonik dunia dan pergerakannya (Hamilton, USGS; dalam Asikin). Indonesia dibatasi oleh Lempeng Eurasia yang bergerak relatif ke tenggara, Hindia-Australia yang bergerak relatif ke utara-timur laut, dan Pasifik yang bergerak relatif ke barat laut.
Di Indonesia bagian timur,  busur-busur kepulauannya dibatasi oleh lautan dengan kedalaman mencapai ribuan meter, dengan palung-palung dalam yang terdapat di antara busur lengkung yang tajam dan beda relief yang sangat tajam. Kedua fisiografi yang berbeda tersebut dibatasi oleh suatu garis imajiner yang membentang di atara Pulau Bali dan Pulau Lombok di selatan dan menerus ke utara melalui Selat Makasar. Garis tersebut dikenal sebagai garis Wallace yang awalnya merupakan garis pembatas yang memisahkan keragaman flora dan fauna antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur. Fisiografi pada dasarnya merupakan pencerminan dari kondisi geologi dan struktur suatu wilayah. Adanya perbedaan tersebut menunjukan adanya perbedaan perkembangan tektonik yang menonjol antara Indonesia bagian  barat dan bagian timur.
Evolusi Paparan Sunda (Sundaland) dan Paparan Sahul
Gambar 3. Rekonstruksi Evolusi Lempeng-lempeng Tektonik di Kawasan Asia Tenggara dari Jura Akhir sampai Eosen Awal (Hall dkk., 2009 ).
Hall dkk. (2009) melakukan rekontruksi tentang perkembangan Sundaland dan interaksinya dengan lempeng tektonik disekitarnya.  Pada Jurasic Akhir (150 juta tahun yang lalu – Gambar 3) diperkitakan Blok Banda yang sebelumnya bergabung dengan Gondawa  terpisah dan menjauhi Sula Spur. Blok Argo lalu terpisah kemudian melalui proses pemekaran (spreading). Pemekaran berkembang ke barat menerus sampai pada margin dari Greater India 2. Busur kepulauan dan fragmen-fragmen benua bergerak menjauh dari Gondawa sebagai hasil dari rollback dari subduksi.  Lalu 135 juta tahun yang lalu (Kapur Awal – Gambar 3), India mulai terpisah dari Australia dan Papua yang masih bergabung dengan Antartika. Pemekaran di Ceno Tethys memiliki orientasi rata-rata NW-SE. Blok Argo dan Busur Woyla bergerak ke Asia Tenggara.
Rekonstruksi Evolusi Lempeng-lempeng Tektonik di Kawasan Asia Tenggara dari Eosen Tengah sampai Miosen Tengah Gambar 4. Rekonstruksi Evolusi Lempeng-lempeng Tektonik di Kawasan Asia Tenggara dari Eosen Tengah sampai Miosen Tengah (Hall dkk., 2009).
Sekitar 25 juta tahun kemudian (Kapur Awal – Gambar 3) India terpisah dari Australia. Blok Argo mendekati Sundaland dan pemekaran pada Ceno-Tethys yang berarah NW-SE berhenti. Pusat pemekaran antara India-Australia berkembang ke arah utara. Terjadi subduksi di bagian selatan Sumatra dan tenggara Kalimantan. Pada 90 juta tahun yang lalu (Kapur Tengah – Gambar 3), Blok Argo mendekati Kalimantan sebelah barat laut Kalimantan dan Busur Woyla mendekati tepian Sumatra. Koalisi-koalisi tersebut menyebabkan subduksi yang berlangsung sebelumnya berhenti. India terus bergerak ke utara melalui subduksi pada Busur Incertus. Australia dan Papua mulai bergerak perlahan menjauhi Antartika. Pada Kapur Akhir, India bergerak cepat ke utara dikarenakan pemekaran yang cepat di bagian selatan dan terbentuk sesar-sesar tranform. Tidak ada pergerakan yang signifikan antara Australia dengan Sundaland serta tidak terjadi subduksi di bawah pulau Sumatra dan Jawa.  Sekitar 55 juta tahun yang lalu (Eosen Awal – Gambar 3), pergerakan Australia-Sundaland menyebabkan terbentuknya subduksi sepanjang barat tepi Sundaland, di bawah Pulau Sumba dan Sulawesi Barat, dan mungkin menerus ke utara. Batas antara lempeng Australia-Sundaland pada bagian selatan Jawa merupakan zona strike-slip sedangkan pada selatan Sumatra berupa zona strike-slip tangensional. Busur Incertus dan batas utara dari Greater India bergabung dan terus bergerak ke utara.
Evolusi Tektonik dari 45 juta tahun yang lalu sampai saat iniGambar 5. Evolusi Tektonik dari 45 juta tahun yang lalu sampai saat ini (Slide mata kuliah Geologi Indonesia). Menunjukan pembentukan pergerakan Australia, Papua, dan India yang memisah diri dari arah selatan. Pergerakan dan tumbukan yang terjadi mempengaruhi dinamika geologi pada daerah Asia Tenggara.
Pada 45 juta tahun yang lalu (Miosen Tengah – Gambar 4 dan Gambar 5), Australia dan Papua mulai bergerak dengan cepat menjauhi Antartika. Terbentuk cekungan di sekitar daerah Celebes dan Filipina serta jalur subduksi yang mengarah ke selatan pada proto area Laut Cina Selatan. Pada 35 juta tahun yang lalu (Gambar 5), daerah Sundaland mulai berotasi berlawanan dengan arah jarum jam, bagian timur Kalimantan dan Jawa secara relatif bergerak ke utara. Rotasi tersebut berlangsung disebabkan karena adanya interaksi lempeng India ke Asia.  Lalu pada 15 juta tahun yang lalu (Miosen Tengah – Gambar 4), bagian kerak samudra pada Blok Banda yang berumur lebih tua dari 120 juta tahun yang lalu mencapai jalur subduksi pada selatan Jawa. Palung berkembang ke arah timur sepanjang batas lempeng sampai bagian selatan dari Sula Spur. Australia dan Papua mendekat ke posisi sekarang ini dan lengan-lengan dari Sulawesi mulai bergabung. Lalu 5 juta tahun yang lalu (Gambar 5) jalur-jalur subduksi dan gunung berapi berkembang hampir mendekati keadaan saat ini. Australia dan Papua terus bergerak ke utara.
Daftar Pustaka
Makalah Ilmiah:
Hall, R., Clements, B., Smyth, H. R. Sundaland: Basement Character, Structure and Plate Tectonic Development. Proceedings, Indonesian Petroleum Association, Thirty-Third Annual Convention & Exhibition, May 2009.
Hamilton, W. Tectonics of Indonesian Region. Proceedings, Regional Conference of The Geology of Southeast Asia, July 1973.
Hutchison, C. S. Tectonic Evolution of Sundaland: A Phanerozoic Syntesis. Proceedings, Regional Conference of The Geology of Southeast Asia, July 1973.
Perangkat Lunak:
Microsoft Student with Encarta Premium 2009.

SahabatQ

Like Facebokk Friends

ProfilQ

VERDA CANTIKA.PSH

Masih Sekolah di SMPN 1 ploso Jombang dr keluarga 3 bersaudara :adik Rindu masih kelas 4 SDN Kedungrejo dn adik Livi masih kecil umur 2,5 th kami keluarga bahagia yg saling menyayangi dn mengasihi sekian Trimksh Lihat Lengkap ProfilQ