NEWS UPDATE :

Jenis-Jenis Tumbuhan Paku (Spermatophyta)


Ciri khas dari tumbuhan ini adalah berkembang biaknya dengan menggunakan biji dan menghasilkan bunga (antophyta). Menurut para ahli, berdasarkan bijinya, tumbuhan ini dibedakan menjadi dua kelas, yaitu Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji tertutup).




1. Gymnospermae (Tumbuhan Biji Terbuka)
Istilah Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, gymnos berarti terbuka atau telanjang dan spermae yang berarti biji.
Dari hasil sebuah pengamatan terhadap melinjo sebagai salah satu contoh Gymnospermae, terlihat bijinya tidak dalam keadaan tertutup oleh daging buah (karpel) sehingga tampak dari luar sejak masih bakal biji hingga menjadi biji. Contoh yang lain yaitu pakis haji, pinus, damar, cemara. Jika Anda mengamati, bunganya berbentuk strobilus (karangan bunga berbentuk kerucut) dan tak memiliki perhiasan bunga. Sistem pembuahannya tunggal, batangnya lurus dan sedikit percabangan, dan perakaran tunggang. Pada kenyataannya tumbuhan Gymnospermae berwujud pohon, hanya beberapa saja yang berwuju semak.
Tahukan anda, dari contoh paku biji merupakan tumbuhan pertama di antara Gymnospermae, walaupun sekarang sudah punah beberapa keturunannya, seperti pakis dan melinjo masih ada sampai sekarang. Tumbuhan berbiji inilah yang mengungkapkan garis keturunan purba dengan kenyataan bahwa mikrospora mencapai bakal biji.
Tumbuhan biji terbuka ini dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu kelompok melinjo (Gnetinae), kelompok pinus (Coniferinae), kelompok pakis haji (Cycadinae).



  1. Kelompok Melinjo (Gnetinae)
    Batang pohon melinjo tampak tegak dan bercabang-cabang, mempunyai daun lebar dengan tulang daun menyirip. Melinjo (Gnetum gnemon) banyak digunakan untuk bahan makanan, yaitu daun muda, bunga, biji melinjo dapat dijadikan sayuran, bijinya bisa dibuat emping, dan batangnya untuk bahan-bahan industri, yaitu kulit kayunya dipakai sebagai jala atau bahan kertas.





  2. Kelompok Pinus (Coniferinae)
    Pohon ini mempunyai batang yang lurus dan tegak serta bercabang-cabang, daunnya berbentuk jarum atau bersisik kecil-kecil. Mempunyai strobilus, dianggap sebagai bunga yang belum sejati. Strobilus ini ada dua macam yaitu strobilus jantan, berupa sisik yang menghasilkan sel kelamin jantan dan strobilus betina yang menghasilkan bakal biji. Pinus ini merupakan tumbuhan yang selalu hijau (evergreen). Pinus antara lain dimanfaatkan sebagai bahan bangunanan dan alat rumgah tangga, seperti cemara dan damar (Agathis alba).



  1. Kelompok Pakis Haji (Cycadinae)
    Ciri-ciri pakis haji mirip dengan tumbuhan paku, yaitu mempunyai daun muda yang menggulung. Daunnya berbentuk pita dan tulang daunnya menyirip. Sistem perakarannya berbeda dengan yang lain, yaitu berakar serabut. Mempunyai strobilus jantan yang halus dan lebih kecil, sedangkan strobilus betina lebih besar dan berkayu. Misalnya, pakis haji (Cycasrumphii), sering digunakan untuk tanaman hias.






2. Angiospermae (Tumbuhan Biji Tertutup)

Berdasarkan asal katanya, Angiospermae berasal dari kata angeion yang berarti botol dan sperma yang berarti biji. Kelompok anggota ini berkebalikan dari Gymnospermae, yaitu menghasilkan bii dengan keadaan terlindung oleh daun buahnya memiliki alat perkawinan yang berupa bunga (Antophyta). Kelompok tumbuhan ini banyak ditemukan dimana-mana karena mamapu beradaptasi dengan segala lingkungan. Berdasarkan jumlah keping bijinya, Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu tumbuhan biji berkeping satu (Monocotyleonae) misalnya padi, jagung, anggrek, kelapa, nanas, pisang, dan lain-lain. Dan tumbuhan biji berkeping dua (Dycotyledonae) misalnya mangga, kacang tanah, terung, dan ketela pohon.



1. Monokotil

Contoh tumbuhan monokotil adalah jagung. Pada saat berkecambah, biji jagung tampak tidak terbelah, bijinya tertutup, pada keadaan berkecambah bijinya menunjukkan jumlah keping lembaga atau daun lembaganya hanya ada satu. Sistem perakarannya serabut karena tampak pada saat berkecambah sudah memiliki akar samping yang tumbuh pada bagian pangkal batang.
Akar yang berkecambah mengalami hambatan d
alam pertumbuhan dan digantikan oleh tumbuhnya akar-akar samping yang banyak berbentuk serabut yang memiliki uuran yang sama besar. Batangnya berbuku-buku dan ruas sudah mulai tampak jelas, batang yang tumbuh di atas tanah umumnya tidak bercabang akibat tunas tidak tumbuh dengan baik. Akar dan batangnya tidak dapat membesar karena tidak mempunyai kambium, sedangkan bentuk daunnya sejajar atau melengkung yang berukuran panjang seperti pedang. Pada perhiasan bunganya sulit dibedakan bentuk dan warnanya antara mahkota dan kelopak bunganya, serta jumlah bagian-bagian bunganya yang berkelipatan tiga.

Beberapa famili dari tumbuhan monokotil antara lain :
  • Palmae : kelapa dan kurma

  • Gramineae : rumpur, padi, gandum, bambu

  • Orchidaceae : keluarga bunga anggrek

  • Liliaceae : bawang merah dan putih, lili.




2. Dikotil

Diketahui pada saat biji kacang tanah berkecambah itu memiliki dua keping lembaga atau dua daun lembaga, yaitu bijinya terbelah menjadi dua bagian. Sistem perakarannya tunggang, yaitu akar kecambahnya mengalami pertumbuhan terus hingga tumbuhan menjadi besar dan bagian pangkalnya memiliki ukuran yang lebih besar daripada ujungnya. Batangnya bercabang-cabang karena tunas berkembang dengan baik, mempunyai kambium sehingga akar dan batangnya membesar. Bentuk daunnya menyirip yang berukuran pendek dibandingkan panjangnya, sedangkan bagian-bagian bunganya sudah dapat dibedakan, yaitu mahkota bunga tampak berwarna indah sedangkan kelopak bunga tampak berwarna hijau.

Beberapa famili tumbuhan dikotil antara lain :

  • Leguminosae : bunga merak, flamboyan, kacang tanah, jengkol, petai, buncis, asam

  • Solanaceae : kentang, tomat, cabai, terong, tembakau

  • Compositae : bunga matahari, selada, dahlia

  • Labiatae : nilam, dilem, lavender, kumis kucing

  • Umbelliferae : jinten, ketumbar, adas

  • Malvaceae : bunga sepatu, kapas

  • Cetaceae : kaktus

  • Rosaceae : mawar, apel, arbei

  • Magnoleaceae : cempaka putih, cempaka ambon

  • Cruciferae : gubis, sawi, lobak

  • Rutaceae : jeruk

  • Euphorbiaceae : ketela, karet

Angin


 Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan maksimm ke daerah yang bertekanan minimum. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah maksimum (subtropik) menuju daerah minimum (khatulistiwa) dan di belahan bumi utara berbelok ke kanan, dibelahan selatan berbelok ke kiri. Angin yang menuju khatulistiwa, yang berasal dari belahan bumi utara maupun dari belahan bumi selatan berbelok ke barat. Prinsip inilah yang mengawali munculnya angin pasat tenggara dan angin pasat timut laut. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer. Kecepatan angin dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :

  • Gradien barometer, yaitu perbedaan tekanan udara antara dua isobar yang berjarak 1°. Makin besar nilai gradien, maka semakin besar kecepatan angin.

  • Ketinggian tempat, makin tinggi posisi suatu tempat kecepatan angin semakin besar dan makin renday posisi suatu tempat kecepatan angin semakin kecil.

  • Tinggi lintang, semakin tinggi letak lintang suatu tempat maka kecepan anginnya semakin kecil, dan sebaliknya.


Penentuan arah dan kecepatan angin sangat bermanfaat dalam beberapa bidang, antara lain ; bidang penerbangan, prakiraan cuaca, dan tenaga penggerak kapal layar.


Jenis-jenis Angin


  1. Angin darat dan angin laut
    Angin darat adalah angin yang berasal dari darat menuju ke laut. Angin ini bertiup pada malam hari di mana suhu di darat menurun sementara suhu di laut masih tinggi sehingga tekanan udara di darat lebih tinggi daripada tekanan udara di laut dan bergeraklah udara dari darat menuju ke laut. Angin laut merupakan kebalikan dari angin darat. Angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat. Bertiupnya pada siang hari di mana suhu di laut masih sangat rendah dan suhu di darat sudah mulai tinggi sehingga tekanan udara di laut lebih tinggi daripada tekanan udara di darat dan bergeraklah udara dari laut menuju ke darat.



  1. Angin lembah dan angin gunung

    Angin lembah adalah angin yang berasal dari lembah menuju ke puncak gunung. Pada siang hari bagian lereng dan puncak gunung menerima pancaran sinar matahari lebih optimal dibanding dengan lembah karena lereng dan puncak menghadap lebih tegak terhadap datangnya sinar matahari sehingga suhu udara di lereng dan puncak menjadi lebih tinggi daripada lembah. Akibatnya tekanan udara di lembah menjadi lebih besar dan udara bergerak dari lembah menuju lereng dan puncak gunung. Pada malam hari suhu udara di puncak dan lereng gunung lebih cepat menurun dibandingkan dengansuhu di lembah. Akibatnya tekanan udara di puncak dan lereng lebih tinggi dari lembah dan udara bergerak dari puncak gunung menuju ke lembah, maka terjadilah angin gunung, yaitu angin yang berasal dari gunung menuju lembah.




  1. Angin fohn atau angin terjun

    Fohn adalah kota kecil di Pegunungan Alpen, yang merupakan daerah asal mula terjadi angin terjun, maka angin tersebut dinamakan angin fohn. Hingga sekarang daerah tersebut masih sering mengalami angin terjun. Angin fohn atau angin terjun juga disebut angin jatuh adalah angin yang terjadi di belakang atau balik gunung. Angin fohn terjadi disebabkan karena udara yang membawa uap air mendaki lereng kemudian terjadi kondensasi dan turunlah hujan. Angin tersebut kemudian menuruni lereng bagian belakang gunung, dengan kecepatan sangat tinggi, kering, dan panas. Angin ini sering menimbulkan kerusakan material masyarakat. Angin fohn di Indonesia ada beberapa nama yang berbeda. Angin Bahorok, terjadi di Dataran Rendah Deli Utara; Angin Kumbang, terjadi di Cirebon, Tegal, Brebes dari arah Gunung Kumbang; Angin Gending, terjadi di Probolinggo dari arah Gunung Tengger; Angin Brubu, terjadi di Ujung Pandang berasal dari Gunung Lampobatang; Angin Wambraw, terjadi di Biak berasal dari Pegunungan Jayawijaya. Angin fohn juga terjadi di luar negeri, misalnya di Amerika Serikat disebut Angin Chinook, di Italia dan di sekitar Laut Tengah disebut Angin Sirocco, di Argentina disebut Angin Zonda.


  2. Angin siklon dan angin antisiklon


Angin siklon dan angin antisiklon sesuai dengan hukum Buys Ballot. Angin siklon adalah angin yang bergerak berputar menuju ke daerah minimum. Jika suatu daerah bertekanan minimum dikelilingi oleh daerah bertekanan maksimum maka semua angin dari aerah maksimum akan bergerak menuju ke daerah minimum sehingga terjadilah perputaran angin menuju ke satu titik pusat. Jika menurut hukum Buys Ballot angin yang berada di belahan bumi utara berbelok ke kanan, maka mestinya angin siklon di belahan bumi utara berputar searah dengan putaran jarum jam. Angin siklon yang berada di belahan selatan merupakan kebalikan dari angin siklon yang berada di belahan bumi utara. Jika angin di belahan bumi selatan berbelok ke kiri maka mestinya angin siklon di belahan bumi selatan berputar berlawanan arah dengan putaran jarum jam.
Angin antisiklon adalah angin yang berputar meninggalkan titik pusat. Terjadinya angin antisiklon, jika suatu daerah bertekanan maksimum dikelilingi oleh daerah bertekanan minimum, sehingga angin berputar meninggalkan satu titik pusat


Curah Hujan


     Sinar matahari yang mengenai air laut, danau, rawa, sungai maupun parit, airnya akan mengalami penguapan. Udara yang banyak mengandung uap air akan terbawa angin membumbung tinggi ke angkasa,   
     Semakin tinggi semakin rendah suhunya. Pada ketinggian tertentu uap air tersebut akan mengalami pendinginan dan pengembunan (kondensasi), sehingga terbentuk awan. Jika awan sangat padat maka titik-titik air bergabung satu dengan yang lain sehingga menjadi tetesan air dan akan jatuh kembali ke bumi menjadi hujan. Curah hujan adalah banyaknya air yang jatuh ke permukaan bumi. Banyaknya curah hujan dapat diukur dengan alat penakar hujan (rain gauge). Alat ini dipasang pada tempat yang bebas penghalang dan tidak terlindung, baik olah pohon maupun bangunan. Hasil pengukuran curah hujan dapat dituangkan pada sebuah peta dalam bentuk garis isohiet. Garis isohiet adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama.
     Curah hujan ini diukur selama 24 jam, sehingga dapat diukur banyaknya hujan, baik harian, bulanan, maupun tahunan. Satuan curah hujan adalah milimeter (mm). Jika hujan dalam sebulan sebesar :
  • kurang dari 60 mm disebut bulan kering

  • antara 60-100 mm disebut bulan lembap, dan

  • lebih dari 100 mm disebut bulan basah.




Berdasarkan proses terjadinya, curah hujan dapat dibedakan menjadi :

  1. Hujan Zenital atau Hujan Tropikal atau Hujan Konveksi

    Adalah hujan di daerah tropika yang terjadi karena udara yang mengandung uap air naik secara vertikal (konveksi). Udara yang naik mengalami penurunan sehu, sehingga pada ketiggian tertentu terjadi proses kondensasi dan pembentukan awan. Setelah awan itu tidak mampu menahan kumpulan titik-titik air, terjadilah hujan konveksi. Hujan konveksi banyak terjadi di daerah tropik, terutama di daerah yang memiliki intensitas penyinaran matahari yang selalu tinggi atau di daerah-daerah daratan yang luas. Setelah terjadi proses pemanasan yang tinggi, udara di sekitar daerah tersebut naik secara vertikal.


  2. Hujan Orografi (hujan pegunungan) 

    Terjadi jika gerakan udara yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan, sehingga massa udara tersebut dipaksa naik ke lereng pegunungan. Akibatnya seuhu massa udara tersebut menjadi dingin. Hingga pada ketinggian tertentu terjadi proses kondensasi dan terbentuklah awan. Pada saat awan tidak mampu menahan kumpulan titik-titik air, terjadilah hujan orografis. Hujan orografis dijatuhkan di lereng pegunungan yang menghadap ke arah datangnya angin (lereng muka). Daerah yang membelakangi arah datangnya angin (lereng belakang) dinamakan daerah bayangan hujan. Daerah bayangan hujan merupakan daerah kering, karena angin yang datang merupakan angin yang kering dan panas, atau angin fohn.


  3. Hujan Frontal

    Adanya hujan yang terjadi karena adanya pertemuan massa udara yang panas dan dingin. Hujan biasanya lebat, hujan ini terjadi pada daerah lintang sedang dan jarang terjadi di daerah tropika karena suhu massa udara di daerah tropika hampir seragam.



Jenis dan Persebaran Tanah di Indonesia


Bahan induk tanah adalah batuan yang telah lapuk. Bahan induk ini menentukan jenis tanah, Jenis dan persebaran tanah di Indonesia, antara lain :


  1. Organosol atau Tanah Gambut

    Jenis tanah ini berasal dari bahan induk, bahan organik dari hutan rawang/rumput rawang, mempunyai ciri-ciri dan sifat sebagai berikut ; tidak tejadi deferensiasi horison secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 m, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0), dan kandungan unsur hara rendah.
  2. Aluvial

    Jenis tanah masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka, kesuburan umumnya sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, daerah aluvial pantai, dan di daerah cekungan (depresi).
  3. Rejosol

    Jenis tanah masih muda, belum mengalami deferensiasi horison, tekstur pasir, struktur berbutir tunggal, pH umumnya netral, kesuburan sedang. Penyebarannya di daerah lereng volkan muda, dan di daerah bentang pantai dan jumuk-jumuk pasir pantai.
  4. Litosol

    Tanah mineral dengan sedikit perkembanan profil, tekstur tanah beraneka dan pada umumnya berpasir, tidak bertekstur, warna, kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi. Litosol dapat dijumpai di segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, dan kemiringan lereng miring hingga curam.
  5. Latosol

    Jenis tanah telah berkembang atau terjadi deferensiasi horison, solum dalam, tekstur lempung, warna coklat, merah hingga kuning, tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun, ketinggian tempat berkisar antara 300-1000 meter di atas permukaan laut.
  6. Gramusol

    Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, bila kering sangat deras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkali. Tanah ini berasal dari batu kapur, mergel, batu lempung atau tuff yang tersebar di daerah iklim submuhik dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
  7. Podsol

    Jenis tanah ini tidak mempunyai perkembangan profil, tekstur lempung hingga pasir, kandungan pasir kuarsanya tinggi, kesuburannya rendah. Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering. Misalnya daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya.
  8. Andosol

    Jenis tanah mineral yang telah mempunyai perkembangan profil, warna coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organiknya tinggi, kelembapan juga tinggi. Berasal dari bahan induk abu atau tuff vulkanis. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun tanpa bulan kering, umumnya di jumpai di daerah lereng atau kerucut volkan dengan ketinggian diatas 800 m diatas permukaan laut.
  9. Tanah Sawah (Paddy Soil)

    Tanah sawah diartikan, tanah yang sudah lama digunakan untuk persawahan memperlihatkan perrkembanga profil kelas.

Faktor-faktor Pembentukan Tanah

Tenaga eksogen yang berupa tenaga sinar matahari dalam waktu yang lama dapat melapukkan batuan. Batuan yang lapuk kemudian diangkut oleh tenaga air dan tenaga angin. Batuan lapuk atau hancuran batuan dalam waktu yang sangat lama berubah menjadi tanah. Jadi, pada dasarnya tanah berasal dari batan.

Faktor pembentuk tanah antara lain :

  • Batuan induk
  • Iklim
  • Organisme
  • Topografi (bentuk lahan), dan
  • Waktu
Berikut adalah penjelasan dari faktor-faktor pembentuk tanah.

     1. Batuan Induk

     Bahan asal yang nantinya akan terbentuk tanah disebut batuan induk. Pada umumnya tanah berasal dari batuan dan sisa-sisa bahan organik. Daun dan ranting yang gugur dan sisa tanaman yang telah mati membentu bahan organik. Adanya bahan organik memberikan medium kehidupan bagi jasad hidup tanah. Kegiatan jasad hidup tanah menghancurkan dan menguraikan bahan organik yang menghasilkan asam-asam organik dan anorganik yang dapat melapukkan batuan.

     2. Iklim

     Iklim mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah. Komponen iklim yang paling berpengaruh dalam proses pembentukan tanah adalah temperatur udara dan curah hujan, temperatur udara berperan pada proses pelapukan batuan secara mekanik. Curah hujan berpengaruh pada proses pelapukan batuan secara fisik dan kimia.

     3. Organisme

     Organisme hidup yang berperan dalam proses pembunuhan tanah terutamah vegetasi dan jasad renik. Vegetasi akan berpengaruh pada pelapukan fisik, kimia, dan organik, sedangkan jasad renik akan mempercepat proses pembusukan sisa-sisa bahan organik. Jasad renik ini akan bekerja intensif pada suhu berkisar 25°C. Oleh karena itu, pembusukan tanah organik di daerah tropika sangat intensif.


     4. Topografi


     Topografi adalah keadaan (relief) muka bumi pada suatu daerah. Pembentukan tanah memerlukan tempat atau relief tertentu. Pada daerah yang reliefnya datar, pembentukan tanah akan lebih cepat daripada di daerah yang miring. Karena di daerah datar, tanah yang sudah terbentuk sulit untuk tererosi.


     5. Waktu 


     Perubahan batuan induk untuk menjadi tanah memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya untuk membentuk tanah setebal 30 cm memerlukan waktu 100 tahun.
     Batuan gamping atau kapur membentuk tanah gamping yang kesuburannya kurang. Batuan vulkanis terutama abu gunung berapi menjadi subur bagi tanaman. Tanah juga terbentuk dari hancuran sisa-sisa daun atau akar tumbuhan dan binatang. Tanah demikian disebut tanah organik. Tanah organik juga subur bagi tanaman. Tanah yang sebagian berasal dari bahan pepohonan yang terpendam di daerah rawa-rawa disebut tanah gambut. Tanah gambut banyak tersebar antara lain di daerah pantai Sumatra dan Kalimantan.
     Dapat disimpulkan di Indonesia berdasarkan asal batuannya, sebaran tanah meliputi :

  • Tanah Vulkanis (batuan induk berasal dari abu gunung berapi) yang sebagian besar ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, dan Kepulauan Maluku.
  • Tanah Gamping atau tanah kapur yang tersebar di bagian barat Pulau Sumatra dan Pulau Jawa pada perbukitan bagian selatan.
  • Tanah Gambut, yang tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatra, dan Irian.


Konsep Konsumsi

      Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah konsumsi. Apakah yang dimaksud konsumsi? Konsumsi merupakan kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi, karena barang dan jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia melainkan untuk memproduksi barang dan jasa lain.
      Kegiatan konsumsi tidak hanya sebatas pada konsumsi barang namun juga meluas pada konsumsi jasa misalnya jasa pengacara, jasa potong rambut, sekolah dan kursus.
      Ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat seseorang, yaitu sebagai berikut.

  1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pandapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beranekaragamlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Sebaliknya makin rendah pendapatan seseorang, makin rendah daya belinya karena kebutuhan akan barang dan jasa disesuaikan dengan pendapatan yang rendah itu.

    2. Tingkat Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Seorang sarjana lebih membutuhkan komputer dibandingkan seorang lulusan sekolah dasar.

    3. Tingkat Kebutuhan

Kebutuhan setiap orang tidaklah sama. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih tinggi jika dibanding yang tinggal di desa. Seorang yang tinggal di desa pola pikirnya sederhana tidak terlalu banyak dituntut akan kebutuhan yang bermacam-macam

    4. Kebiasaan Masyarakat

Di zaman yang serba modern ini muncul kecenderungan konsumerisme di dalam masyarakat kit. Kita pun kadang terseret ke pola hidup konsumerisme dengan membeli barang-barang yang kadang-kadang tidak terlalu membutuhkan bagi kita.
Kalau kita ingin menerapkan polah hidup ekonomis, yaitu dengan membeli barang dan jasa yang betul-betul kita butuhkan, maka secara tidak langsung kita juga telah meningkatkan kesejahteraan hidup.

    5. Harga Barang

Di dalam masyarakt kita kalau harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun, sedangkan kalau harga suatu barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan.
Seorang konsumen harus berprinsip ekonomi yaitu dengan pengeluaran yang sedikit mampu menghasilkan yang sebanyak-banyaknya. Tetapi prinsip di atas tidaklah berlaku pada barang dan jasa yang merupakan kebutuhan pokok.

    6. Mode


Jika seseorang memakai sepatu atau pakaian yang sedang ngetrend dalam masyarakat, maka secara tidak langsung kita akan mengikuti orang tersebut sebagai bentuk arus mode waktu itu. Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar sehingga konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat memengaruhi konsumsi.
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalam memenuhi kebutuhannya membuat manusia harus melakukan tindakan ekonomi yang tepat. Dengan tindakan ekonomi orang dapat memilih kebutuhan mana yang diutamakan, mendesak dan kebutuhan yang beranekaragam


Bentuk-bentuk Proses Asosiatif dalam Interaksi Sosial



  1. Kerja sama

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinter-aksi dengan sesamanya. Kebiasaan dan sikap mau bekerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dalam kehidupan keluarga lalu meningkat dalam kelompok sosial yang lebih luas. Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi.
Menurut Charles H Cooley, seperti dikutip Soekanto (1982 : 66) Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam menjalin kerja sama.
Kerja bakti atau gotong royong, misalnya, merupakan salah satu contoh bentuk kerja sama. Lebih lanjut, bentuk kerja sama dibagi menjadi 4 yaitu ;
a. Kerja sama spontan, yaitu kerja sama yang terjadi secara serta merta.
b. Kerja sama langsung, yaitu kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau penguasa terhadap rakyatnya.
c. Kerja sama kontak, yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu, yang disepakati bersama,
d. Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial



2. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri dari orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang semua saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Tujuan dari akomodasi adalah terciptanya keseimbangan interraksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Ini dapat digunakan untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan menghargai kepribadian yang berkonflik atau dengan cara paksaan atau tekanan. Bentuk-bentuk akomodasi antara lain ;

  • Coersion

Suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lebah.

  • Kompromi

Suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian, semua pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya.

  • Arbitrasi

Suatu bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Untuk itu, akan diundang pihak ketiga yang tidak memihak (netral) untuk mengusahakan penyelesaian pertentangan tersebut. Pihak ketiga disini dapat pula ditunjuk atau dilaksanakan oleh suatu badan yang dianggap berwenang.



  • Mediasi

Suatu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi. Namun, pihak ketiga yang bertindak sebagai penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian peerselisihan antara kedua belah pihak.

  • Konsilasi

Suatu bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetejuan bersama.

  • Toleransi

Suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi. Biasanya terjadi karena adanya keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.

  • Stalemate

Suatu bentuk akomodasi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang.

  • Ajudikasi

Penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.


3. Asimilasi
Menurut Soerjono Soekanto, asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama. Artinya, apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, maka tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut. Secara singkat proses asimilasi adalah peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan. Tetapi hal ini tidak semudah yang dibayangkan karena banyak faktor yang memengaruhi suatu budaya itu dapat melebur menjadi satu kebudayaan. Adapun faktor-faktor yang mempermudah terjadi asimilasi adalah :



  • Komputer juga sebagai bentuk asimilasi yang kuat
    di Indonesia
    Adanya sikap toleransi terhadap kebudayaan lain.

  • Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.

  • Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.

  • Sikap terbuka dari golongan berkuasa dalam masyarakat.

  • Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.

  • Perkawinan campuran (amalga-mation).


Sedangkan faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi adalah :
  • Teerisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.

  • Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.

  • Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi.

  • Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok yang lainnya.

  • Perbedaan ciri-ciri badaniyah seperti warna kulit.

  • In-group feeling (perasaan yang kuat) terhadap budaya kelompoknya.

  • Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa



4. Akulturasi
Menurut Koentjaranigrat, akulturasi diartikan sebagai suatu proses sosial yang timbul apabla suatu kelompok manusia yang memiliki kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing, dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun dapat diterima dan tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi yang berlangsung dengan baik dapat menghasilkan integrasi unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Yang paling mudah menerima kebudayaan asing adalah generasi muda. Coba kalian amati begitu mudahnya kalian menerima perkembangan model rambut penyanyi barat atau model pakaian artis luar negeri. Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima ialah unsur kebendaan, peralatan-peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer, handphone, mobil, dan lain-lain. Sedangkan unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup. Seperti, komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.



Perpindahan Kalor

        Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke tempat atau benda lainnya dengan tiga cara, yaitu konduksi (hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran).

  1. Konduksi (Hantaran)
          Ketika sebuah batang lkogam dipanaskan pada salah satu ujungnya, atau sebuah besi diletakkan di dalam api yang membara, beberapa saat kemudian, ujung yang kita pegang akan segera menjadi panas walaupun tidak bersentuhan langsung dengan sumber panas. Dalam hal ini kita
katakan bahwa kalor dihantarkan dari ujung yang panas ke ujung lain yang lebih dingin.
          Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung benda dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara itu, tumbukan dengan molekul-molekul yang langsung berdekatan lebih lambat, mereka mentransfer sebagian energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya kemudian bertambah. Molekul-molekul ini kemudian juga mentransfer sebagian energi mereka dengan molekul-molekul sepanjang benda tersebut. Dengan demikian, energi gerak termal ditranser oleh tumbukan molekul sepanjang benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi.
          Konduksi atau hantaran kalor hanya terjadi bila ada perbedaan suhu. Berdasarkan eksperimen para ahli, menunjukkan bahwa kecepatan hantaran kalor melalui benda yang sebanding dengan perbedaan suhu antara ujung-ujungnya. Kecepatan hantaran kalor juga bergantung pada ukuran dan bentuk benda.

     2.  Konveksi (Aliran)


          Zat cair dan gas umumnya bukan penghantar alor yang sangat baik. Meskipun demikian keduanya dapat mentransfer kalor cukup cepat dengan konveksi. Konveksi atau aliran kalor adalah proses di mana kalor ditransfer dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke tempat yang lain. Bila konduksi melibatkan molekul (atau elektron) yang hanya bergerak dalam jarak yang kecil dan bertukan, konveksi melibat pergerakan molekul dalam jarang yang besar.
          Tungku dengan udara yang dipanaskan dan kemudian ditiup oleh kipas angin ke dalam ruang termasuk konveksi yang dipaksakan. Konveksi alami juga terjadi, misalnya udara panas akan naik, arus samudra yang hangat atau dingin, angin, dan sebagainya. Gambar disamping menunjukkan bahwa sejumlah air di dalam panci yang dipanaskan, arus konveksi terjadi karena perbedaan kalor. Air di bagian bawah naik karena massa jenisnya berkurang dan digantikan oleh air yang lebih dingin diatasnya.



     3. Radiasi (Pancaran)

         Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi memerlukan adanya materi sebagai medium utuk membawa kalor dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin. Akan tetapi, perpindahan kalor secara radiasi (pancaran) terjadi tanpa medium apapun.
         Semua kehidupan di dunia ini bergantung pada transfer energi dari matahari, dan energi ini ditransfer ke bumi melalui ruang hampa (hampa udara). Bentuk transfer energi ini dalam bentuk kalor yang dinamakan radiasi, karena suhu matahari jauh lebih besar (6000 K) daripada suhu permukaan bumi.
         Radiasi pada dasarnya terdiri dari gelombang elektromagnetik. Radiasi matahari terdiri dari cahaya tampak ditambah panjang gelombang lainnya yang tidak bisa dilihat oleh mata, termasuk radiasi inframerah (IR) yang berperan dalam menghangatkan bumi.


    

Mengenal Jenis-Jenis Puisi


  • Ditinjau dari bentuk dan isinya, puisi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut.

  • Puisi epik, yakni suatu puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah. Puisi eik dibedakan menjadi folk epic, yakni jika nilai akhir pisi itu untuk dinyanyikan, dan literary epic, yakni jika nilai akhir puisi itu untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.

  • Puisi naratif, yakni puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, menjadi pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Jenis puisi yang termasuk dalam jenis puisi naratif ini adalah balada yang dibedakan menjadi folk ballad dan literary ballad. Ini adalah ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedengkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangannya. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisis naratif adalah poetic tale, yaitu puisi yang berisi dongeng-dongeng rakyat.

  • Puisi lirik, yaitu puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern di Indonesia. Misalnya, dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan lain-lain.

  • Puisi dramatik, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambarran kisah tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.

  • Puisi didaktik, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya ditampilkan secara eksplisit.

  • Puisi satirik, yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritikan tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat

  • Romance, yakni puisi yang berisi luapan cinta seseorang terhadap sang kekasih.

  • Elegi, yakni puisi ratapan yan mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan seseorang.

  • Ode, yakni puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun sikap kepahlawanan.

  • Hymne, yakni puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air.

Awan

        Awan dapat terbentuk jika suhu udara mengalami penurunan hingga mencapai titik kondensasi. Awan bisa berupa titik-titik air atau embun, ada pula yang berupa kristal-kristal salju. Titik-titik air atau kristal salju tersebut mengumpul pada sekeliling partikel-partikel kecil yang disebut inti kondensasi. Berdasarkan posisi ketinggian dan bentuknya, awan dapat dibedakan menjadi.

  1. Awan rendah, pada ketinggian 2000m. Awan ini ada tiga macam, yaitu ;
  • awan stratocomulus (St-Cu), yaitu awan yang bergumpal-gumpal.
  • awan cumulonimbus (Cu-Ni), awan yang tebal berwarna hitam kelabu.
  • awan stratus (St), yaitu awan yang berbentuk berlapis lapis seperti kabut yang tipis.
     2. Awan menengah, berada pada ketinggian antara 2000-6000m, terdiri atas ;
  • awan altocumulus (A-Cu), berwarna putih seperti gumpalan kapas.
  • awan altostratus (A-St), berlapis-lapis seperti pita dan berwarna kelabu.
   3. Awan tinggi, berada pada ketinggian lebih dari 6000 m, terdiri atas
  • awan cirrus (Ci), berwarna putih tipis dan mengkilat karena banyak mengandung kristal es.
  • awan cirrocumulus (Ci-Cu), berbentuk gumpalan-gumpalan kecil dan tampak seperti sisik ikan.
  • awan cirrostratus, (Ci-St), putih tipis seperti bulu-bulu ayam yang sangat halus.
    4. Awan yang terjadi karena udara naik, berada pada ketinggian 500-1600 m, terdiri atas ;

  • awan cumulus (Cu), awan bergumpal yang bagian bawahnya rata.
  • Nibrostratus (Ni-St) awan bergumpal luas, yang lain sudah menjadi hujan

Kalanon, Calon Obat Kanker dari Kalimantan


        Tumbuhan-tumbuhan itu mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat sebagai bahan baku obat. Salah satu di antara tumbuhan khas Kalimantan itu adalah pohon kayu bintangor batu (Calophyllum teysmannii). Dari getah pohon ini, kita bisa memperoleh senyawa kalanon (calanone), yang berpotensi sebagai calon obat antikanker.

        Kalanon berwujud padatan kuning muda, dengan rumus molekul C27H20O5 
Potensi antikanker kalanon dilaporkan pertama kali oleh Swee Hock Goh dari Chemistry Department, National University of Singapore (1999). Goh mengatakan kalanon memiliki aktivitas yang rendah terhadap beberapa jenis sel kanker. 

      Hal ini dapat dilakukan melalui satu atau serangkaian reaksi kimia. Jadi, walaupun tidak bisa dipakai langsung sebagai obat, suatu senyawa alami masih bisa diolah menjadi calon obat melalui proses sintesis. Pada senyawa kalanon, terdapat struktur kumarin sebagai kerangka dasar (berwarna biru) dan sebuah gugus keton yang menempel pada kerangka tersebut (berwarna merah). Lalu gugus alkohol itu diubah lagi menjadi gugus ester.

        Produk akhir ini kemudian diujikan terhadap sel kanker usus manusia. Hasilnya sungguh mengagumkan. Senyawa ester tersebut mampu menghambat pertumbuhan sel kanker itu dengan konsentrasi yang sangat rendah, yaitu 1,29 mikrogram per mililiter. Semakin rendah konsentrasi yang diperlukan oleh suatu obat untuk bekerja berarti semakin ampuh obat tersebut.


Lapisan Atmosfer

Atmosfer yang menyelebungi bumi kita itu terbagi menjadi lima lapisan, yaitu.

a. Troposfer
       
        Merupakan lapisan yang berada paling bawah di atas permukaan bumi. Ketebalan lapisan ini bervariasi. Di daerah sekitar khatulistiwa lebih kurang 16 km ketebalannya, di daerah lintang sedang 11 km, dan di daerah kutub 8 km. Lapisan ini memiliki ciri-ciri yang khas, setiap kenaikan 100 m suhunya mengalami kenaikan 0,6 °C.


        Lapisan troposfer merupakan lapisan tempat terjadinya proses awan, hujan, dan angin. Pada lapisan ini kandungan oksigen dan nitrogen sangat banyak. Oksigen merupakan sumber terjadinya api karena proses pembakaran, yang bisa terjadi jika terdapat percampuran antara oksigen dengan karbon yang terkandung di dalam arang, minyak, kayu atau bahan bakar lain. Nitrogen juga bermanfaat dalam proses pembakaran dan memperlambat proses oksidasi. Bagian teratas dari troposfer terdapat lapisan peralihan yang disebut tropopause


b. Stratosfer


        Stratosfer berada  pada mulai dari ketinggian 8 km dikutub, 11 km di daerah sedang, dan 16 km di khatulistiwa. Ketinggian rata-rata lapisan ini antara 15-50 km. Pada lapisan ini terdapat ozon, konsentrasi terbesar pada ketinggian 22 km. Bagian teratas lapisan stratosfer adalah stratopause yang memisahkan dengan lapisan mesosfer


c. Mesosfer


        Mesosfer berada pada ketinggian antara 50-80 km. Pada lapisan ini suhu udara menurun secara drastis hingga mencapai -100 °C pada lapisan mesopause. Di lapisan mesosfer inilah sebagian meteor terbakar dan terurai. Pada lapisan ini juga terdapat reflektor gelombang radio dan televisi. Bagian teratas lapisan ini adalah lapisan mesopause yang membatasi dengan lapisan termosfer


d. Termosfer


        Termosfer terletak pada ketinggian 80-500 km dengan temperatur udara naik hingga 1500 °C sampai pada ketinggian yang belum pasti. Hingga ketinggian 375 km gas mengalami ionisasi, terbentuklah ion positif (proton) dan ion negatif (elektron), maka lapisan termosfer juga dinamakan lapisan ionosfer yang juga berperan sebagai reflektor gelombang radio.


e. Eksosfer


        Eksosfer merupakan batas antara atmosfer bumi dengan angkasa luar. Pada lapisan ini suhunya mencapai 2200 °C. 


(Pada dasarnya angka-angka yang tertera bukanlah angka-angka pasti. Perbedaan unsur pembentuk udara pada lapisan yang berbeda terdapat suhu dan tekanan udara yang berbeda pula)








  • geografi
  • Motif Memegang Uang

    Tiap rumah tangga dalam sektor perekonomian mempunyai alasan (motif) memegang atau menyimpan uang tunai, yaitu karena alasan transaksi, alasan berjaga-jaga, dan alasan berspekulasi. Pendapat ini oleh J.M Keynes yang disebut theory liquidility preference (teori hasrat menahan uang tunai). Adapun motif memegang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.


    1. Alasan Transaksi
    Alasan menahan uang didasarkan pada keinginan untuk membiayai transaksi kebutuhan hidup sehari-hari (transacsion motive). Dengan tersedianya uang, segala kebutuhan atau keperluan usaha setiap hari dapat dipenuhi dengan cepat. Keperluan untuk transaksi tergantung pada pendapatan. Makin tinggi pendapatan, makin tinggi pula keperluan untuk transaksi.

        2. Alasan Berjaga-jaga


    Alasan berjaga-jaga (precautionary motive) adalah alasan transaksi untuk menghadapi keadaan darurat dan terjadi tanpa diduga-duga. Misalnya, salah satu anggota keluarga kita mendadak sakit. Keperluan uang untuk alasan berjaga-jaga (darurat) tergantung pada besarnya pendapatan.

       3. Alasan Spekulasi


    Alasan spekulasi (speculative motive) timbul karena adanya keinginan memperoleh keuntungan berdasarkan ramalan dan perhitungan pada masa yang akan datang. Misalnya, seseorang membeli saham sekarang dan menjualnya pada masa akan datang



    Cara-cara Pengendalian Sosial



    Dalam sebuah masyarakat yang tertib dan tentram dapat dilakukan pengendalian sosial preventif atau persuasif, namun jika di dalam masyarakat tersebut terjadi pelanggaran harus dilakukan pengendalian sosial represif atau koersif. Untuk melaksanakan pengendalian sosial tersebut antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.

    a. Cemoohan

    Dilakukan terhadap seseorang yang melakukan pelanggaran nilai atau norma bertujuan sebagai
    pengendalian sosial agar pelaku merasa malu dan tidak lagi melakukan penyimpangan yang sama atau dalam bentuk lain.

    b. Teguran

    Bisa dilakukan berupa peringatan. Cara tersebut biasanya dilakukan jika pelanggaran yang dilakukan masih dalam batas toleransi kewajaran. Cara tersebuat biasa dilakukan oleh orangtua terhadap anak, pimpinan terhadap bawahan, atau guru terhadap anak didiknya.

    c. Pendidikan

    Dilakukan terhadap objek sejak baru lahir dan berlangsung seumur hidup. Pengendalian sosial dengan cara pendidikan merupakan cara yang sangat efektif. Jika pengendalian sosial dengan cara pendidikan dilakukan maka cara-cara yang lain hanya merupakan pendukung saja.

    d. Agama

    Setiap ajaran agama selalu memberikan ajaran dan pedoman bertingkah laku. Melalui pendidikan agama ditanamkan pengertia, jika seseorang melanggar ajaran agama akan merasa berdosa, terkucilkan, serta berusaha untuk bertobat dan kelak di kehidupan akhir akan mendapatkan siksa atas dosa yang diperbuatnya.

    e. Gosip

    Desas-desus dilakukan ketika kritik sosial secara langsung terbuka tidak dapat dilakukan. Dengan gosip tersebut pelaku penyimpangan akan merasa malu dan bersalah sehingga akan berhati-hati dalam berbuat di masa depan.

    f. Ostrasisme

    Bisa diartikan sebagai pengucilan. Terhadapa anggotaa masyarakat yang melakukan pelanggaran nilai dan norma, namun pelakumasih diperbolehkan tinggal bersama masyarakat yang lain, hanya saja tidak diajak berkomunikasi atau bekerja sama.

    g. Fraundulens

    Pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara meminta bantuan pihak lain agar membantu mengatasi masalah yang terjadi.

    h. Intimidasi

    Cara pengendalian sosial dengan cara menekan, memaksa, mengancam, atau menakut-nakuti.

    i.Hukuman

    Dapat dilakukan dengan cara memberi sanksi atau hukuman. Sanksi positif berhubungan dengan penghargaan yang diberikan kepada seseorang yang dapat menyesuaikandiri dengan nilai dan norma. Sedangkan sanksi negatif berhubungan dengan hukuman yang diberikan kepada warga masyarakat yang tidak berhasil menyesuaikan diri.

    Porifera

    Merupakan hewan avertebrata (mempunyai tulang belakang). Porifera berasal dari kata porus = lubang kecil, ferre = mempunyai/mengandung. Jadi, porifera adalah hewan berpori atau memiliki pori-pori.

    a. Ciri-ciri umum
    Tubuh berpori, diploblastik (ektoderm = lapisan luar, endoderm = lapisan dalam).
    Bentuk tubuh : seperti vas bunga, tabung, oval, bulat, atau pipih bercabang-cabang.
    Habitat : air laut, melekat pada dasar laut.
    Reproduksi : aseksual/vegetatif membentuk kuncup (gemulae), seksual/generatif.
    Bersifat hermaprodite, cara hidup heterotrof.


    b. Klasifikasi berdasarkan penyusun kerangka
    1. Calcarea
    Contoh : Sycon, Clathrina, Grantia sp.
    2. Hexactinellida
    Contoh : Euplectella aspergillum, Pheronema sp.
    3. Demospongia
    Contoh : Euspongia sp., Spongilla sp.

    c. Peranan Porifera bagi kehidupan manusia
    Jenis Spongia sp., Hippospongia : untuk spons mandi, kerangka porifera hiasan, dan zat kimia yang dihasilkan sebagai bahan obat penyakit kanker.

    Pengertian Hidrosfer

    Hidrosfer berasal dari kata hidro yang artinya air dan saphira yang artinya lapisan ratau tempat.
    Hidrosfer berarti lapisan atau tempat kedudukan air di bumi. Air di alam terbagi menjadi tiga macam, yaitu air di permukaan bumi, air di udara (atmosfer bumi), dan air di dalam bumi (tanah). Komposisi air secara global adalah 97,2% berada di lautan dan 2,8% berada di daratan dan di udara. Ada beberapa cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari tentang air, yaitu.

    • Oseanografi, adalah ilmu yang mempelajari laut dan air laut.
    • Glasiologi, adalah ilmu yang mempelajari es dan gletser.
    • Hidrologi, adalah ilmu yang mempelajari air permukaan dan air bawah tanah.
    • Limnologi, adalah air mempelajari tentang danau.
    • Potamologi, adalah ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan.
    • Geohidrologi, adalah ilmu yang mempelajari keberadaan, persebaran, dan gerakan air di bawah tanah.
    • Hidrometeorologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan unsur-unsur meteorologi dan siklus hidrologi.
    Sebenarnya volume air di bumi tetap. Hanya wujud dan letaknya saja yang berubah. Perubahan wujud dan tempat inilah yang kemudian membentuk suatu rangkaian proses yang disebut siklus hidrologi, yang menyebabkan jumlah air di bumi tetap. Menurut panjang pendeknya proses, siklus hidrologi ada tiga macam, yaitu.

    1. Siklus pendek, yaitu perputaran air dari laut yang mengalami penguapan, berkondensasi dan kemudian jatuh sebagai hujan di laut yang sama lagi.
    2. Siklus sedang, yaitu perputaran air laut yang mengalami penguapan, terbawa oleh angin dan berkondensasi menjadi awan di atas daratan dan jatuh sebagai hujan diatas daratan, kemudian air meresap ke dalam tanah atau mengalir ke sungai dan kemudian menuju ke laut kembali.
    3. Siklus panjang, yaitu air laut mengalami penguapan membentuk kristal-kristal es yang dibawa angin naik ke pegunungan menjadi gletser atau salju, kemudian gletser dan salju mencair, airnya masuk ke sungai dan menuju ke laut kembali.
    Silus hidrologi tidak begitu saja terjadi akan tetai ada beberapa proses klimatis dan meteorologis yang menyertai, yaitu.

    • Evaporasi, adalah penguapan pada benda-benda abiotik yang merupakan proses perubahan wujud air menjadi tgas. Proses ini dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung pada tanah, dan faktor meteorologi.
    • Transpirasi, adalah proses pelepasan uap air dari tumbuhan melalui stomata, yang dipengaruhi oleh faktor jenis tumbhan berhubungan dengan ukuran stomata dan kandungan air yang dibutuhkan oleh tanaman, faktor sinar matahari, dan faktor jenis tanah, yaitu kelembaban tana.
    • Evapotranspirasi, adalah gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.
    • Kondensasi, perubahan wujud uap air menjadi air atau awan karenah penurunan suhu udara.
    • Adveksi, adalah transpirasi horizontal oleh gerakan udara mendatar.
    • Presipitasi, adalah curahan hujan
    • Run Off, adalah gerakan aliran air permukaan.
    • Infiltrasi, yaitu peresapan air ke dalam tanah.
    • Sublimasi, yaitu perubahan wujud dari uap air menjadi kristal es atau salju.

    SahabatQ

    Like Facebokk Friends

    ProfilQ

    VERDA CANTIKA.PSH

    Masih Sekolah di SMPN 1 ploso Jombang dr keluarga 3 bersaudara :adik Rindu masih kelas 4 SDN Kedungrejo dn adik Livi masih kecil umur 2,5 th kami keluarga bahagia yg saling menyayangi dn mengasihi sekian Trimksh Lihat Lengkap ProfilQ