Tumbuhan-tumbuhan itu mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat sebagai bahan baku obat. Salah satu di antara tumbuhan khas Kalimantan itu adalah pohon kayu bintangor batu (Calophyllum teysmannii). Dari getah pohon ini, kita bisa memperoleh senyawa kalanon (calanone), yang berpotensi sebagai calon obat antikanker.
Kalanon berwujud padatan kuning muda, dengan rumus molekul C27H20O5
Potensi antikanker kalanon dilaporkan pertama kali oleh Swee Hock Goh dari Chemistry Department, National University of Singapore (1999). Goh mengatakan kalanon memiliki aktivitas yang rendah terhadap beberapa jenis sel kanker.
Hal ini dapat dilakukan melalui satu atau serangkaian reaksi kimia. Jadi, walaupun tidak bisa dipakai langsung sebagai obat, suatu senyawa alami masih bisa diolah menjadi calon obat melalui proses sintesis. Pada senyawa kalanon, terdapat struktur kumarin sebagai kerangka dasar (berwarna biru) dan sebuah gugus keton yang menempel pada kerangka tersebut (berwarna merah). Lalu gugus alkohol itu diubah lagi menjadi gugus ester.
Produk akhir ini kemudian diujikan terhadap sel kanker usus manusia. Hasilnya sungguh mengagumkan. Senyawa ester tersebut mampu menghambat pertumbuhan sel kanker itu dengan konsentrasi yang sangat rendah, yaitu 1,29 mikrogram per mililiter. Semakin rendah konsentrasi yang diperlukan oleh suatu obat untuk bekerja berarti semakin ampuh obat tersebut.