NEWS UPDATE :
Tampilkan postingan dengan label budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label budaya. Tampilkan semua postingan

Bandul Pejuang Perang Ini Dikembalikan Setelah 96 Tahun

Keluarga McCarthy berencana meletakkan lempengan bandul identitas mendiang kakeknya itu dengan bangga.

 


Lempengan bandul identitas (dog tag) pejuang Perang Dunia I yang telah terkubur selama 96 tahun ditemukan di lapangan rumput di Perancis. Pada Jumat (4/1), benda itu dikembalikan ke keluarga pemiliknya setelah upaya pencarian dilakukan di seluruh Australia.
Seorang pelajar di Prancis, Valentin Henon, yang menemukan lempengan bandul identitas prajurit yang sudah tidak berbentuk lagi di sebuah lapangan di dekat rumahnya pada tahun 2012 lalu ketika sedang menggunakan alat pelacak besi miliknya.
Henon kemudian mendapat bantuan dari Philippe Clerbout dari Kelompok Deteksi Logam Bersejarah Perancis yang berhasil mendeteksi lempengan bandul nama itu adalah milik prajurit PD I asal Australia, Cyril McCarthy (alm), yang terdaftar bertugas di Narrabri pada tahun 1916. McCarty juga tercatat ikut bertempur di Messines dan Passchendaele sebagai prajurit Kompi C dari Batalion Infanteri ke-33, Angkatan Bersenjata Kerajaan Australia.
Cucu almarhum McCarthy, Bernie McCarthy, yang berasal dari Collaroy, Sydney, berhasil dilacak oleh Letnan Kolonel Glyn Llanwarne dari Lembaga Medali Hilang Australia setelah ceritanya diangkat di situs berita ABC Online pada Agustus 2013.
Lempengan bandul identitas prajurit itu dikembalikan ke keluarga almarhum McCarthy di Monumen Pahlawan Perang di Sydney.
Pemerhati sejarah Prancis menitipkan lempengan bandul nama itu pada jasa kurir karena mereka tidak bisa berangkat langsung ke Australia.
Bingkisan yang dialamatkan kepada McCarthy  itu termasuk di dalamnya dua surat dan sebuah pin matahari terbit yang biasa disematkan prajurit di kerah seragamnya selama PD I. Keluarga McCarthy sangat terharu menerima bingkisan istimewa tersebut.
“Saya sangat gembira dan bangga. Saya luar biasa bahagia dan berterima kasih bisa memilikinya setelah bandul ini sekian lama terkubur di tanah,” kata Berni McCarthy.
Keluarga McCarthy juga mengirimkan ucapan terima kasih bagi dua pelajar di Prancis yang menemukan lempengan bandul identitas kakeknya tersebut.
“Untuk Philippe dan Glyn yang sudah bersusah payah menemukan saya dan mengembalikan bandul ini dan membuat saya sangat bahagia.”
Masih tidak jelas bagaimana lempeng bandul identitas prajurit itu bisa terkubur di daerah Campagne-les-Boulonnaise mengingat kawasan itu tidak menjadi  medan pertempuran sewaktu PD I.
Sejarawan Perang Australia, Aaron Pegram mencoba menjawabnya dengan menguraikan catatan kedinasan McCarthy selama bertugas dan terlibat dalam PD I.
McCarthy tercatat pernah mengalami luka dibagian tangan kirinya di Messines dekat Belgia pada 5 Juni 1917, Carthy dipulangkan ke pos perawatan di Bailleul. Dari sana dia ditransfer ke rumah sakit milik Kanada  di Pantai Boulogne dan dirawat di fasilitas rehabilitasi di Perancis.
“Mengingat McCarthy pernah cedera di tangan, kemungkinan bandul identitasnya dilepaskan supaya lukanya bisa diobati dengan baik,” katanya.
“Berdasarkan catatan yang ada, saya sangat yakin McCarthy terpisah dengan lempeng bandul identitasnya di Campagne-les-Boulonnaise antara 7 sampai 11 Juni 1917,” kata Pegram.
Dari catatan tugas McCarthy juga terungkap kehidupan dan kepribadiannya selama bertugas di Front Barat yang mengerikan.
Almarhum McCarthy dilaporkan beberapa kali sakit dan juga pernah tercatat mabuk saat bertugas serta berada di kota tanpa izin. Pelanggaran ini membuatnya pernah dihukum membayar denda 10 shilling dan juga diwajibkan menjalankan sanksi disiplin selama 14 hari atau 28 hari.
Catatan rekam jejak tugasnya juga menyebutkan McCarthy pernah dua kali luka-luka dalam  bertugas. Terakhir dia tertembak di bagian tangannya, lukanya amat parah sampai ia dipulangkan ke Inggris dan diberhentikan secara terhormat pada Juni 1919.
Setelah itu McCarthy menikah dan memiliki tiga anak, ia kemudian tinggal di Arncliffe, Sydney, dan bekerja sebagai pekerja di pabrik besi. Almarhum McCarthy meninggal pada 1979 dalam usia 88 tahun.
Keluarga McCarthy berencana meletakkan lempengan bandul identitas mendiang kakeknya itu di tempat terhormat di rumahnya dan menyimpan benda kenangan berharga milik kakeknya dengan bangga.

Kota-Kota “Hantu” di Dunia

Apa saja kota-kota yang sekarang sudah ditinggalkan oleh penghuninya, dan bagaimana nasibnya?

 

Coba bayangkan negara-negara berikut ini, Prancis, Amerika Serikat, Spanyol, dan Rusia. Anda mungkin membayangkan ingar-bingar kota Paris, ramainya San Francisco, atau riuhnya festival di jalanan Madrid. Namun, masih ada bagian lain dari negara-negara tersebut yang ditinggalkan begitu saja oleh penghuninya.
Daerah-daerah tiada berpenghuni tersebut kemudian menjelma menjadi kota mati yang tidak lagi beroperasi, hanya menyisakan beberapa konstruksi bangunan serta sisa-sisa peradaban. Di bawah ini adalah ulasan lima di antara "kota hantu" itu di berbagai tempat.
Lokasi pertama adalah Oradour-sur-Glane di Prancis. Daerah ini merupakan sebuah pedesaan yang berada di Limousin, Haute-Vienne, daerah barat-tengah Prancis. Area seluas 38,16 meter persegi tersebut menjadi saksi sekaligus korban kekejaman Perang Dunia II. Di musim panas 1944, 642 orang yang terdiri bayi berumur satu minggu hingga orang tua berumur 90 tahunan tewas hanya dalam hitungan jam dalam pembantaian pasukan elit Adolf Hitler dan Waffen-SS.
Presiden Prancis saat itu, Charles de Gaulle, bersikeras menjadikan desa ini sebagai pengingat bahwa nyawa orang-orang yang tinggal di tempat tersebut tewas karena kesalahan fatal.
Setelah Prancis, "kota hantu" lain berada di Kolmanskop, Namibia. Kini, kota tersebut penuh dengan pasir. Sejarah kota tersebut berawal dari tahun 1908, ketika para pekerja setempat memberitahu pengawas dan atasannya bahwa kota ini menuh dengan permata. Para pencari kekayaan dari Barat kemudian mendatangi tempat ini demi memperkaya diri.
Seiring waktu, kota tersebut pun dipadati oleh bangunan-bangunan bergaya Barat. Penduduk yang mencari kekayaan di tepat ini mengeksploitasi semua sumber dayanya. Kota tersebut menjadi salah satu kota dengan sistem transportasi dan teknologi termaju di Afrika. Sayangnya, tambang permata di tempat ini tidak lagi menghasilkan dan kemudian ditinggalkan.
Posisi kota ini secara geografis, serta kekuatan alam yang mengelilinginya membuat kota ini tertutup pasir. Tentu saja, tidak ada usaha mengeluarkan pasir dari bangunan-bangunan yang tersisa itu.
Sejenak, lupakan bukit penuh manusia di Los Angeles. Lupakan pula jembatan megah yang mengantar penduduk California dalam kegiatan komuternya setiap hari. Kini, bayangkan kota yang gersang, mirip dengan latar belakang film-film koboi klasik.
Itulah Bodie, sebuah "kota hantu" di Bodie Hills, sebelah timur Sierra Nevada di Mono County, California, Amerika Serikat. Sama seperti Kolmanskop, di Bodie, manusia sekali lagi membuktikan kemampuannya mengeksploitasi satu daerah kemudian meninggalkannya begitu saja.

Bodie dibangun pada pertengahan abad ke-19, menyusul penemuan emas. Kabar cepat tersebar dan kota ini pun dipenuhi para pencari nafkah. Namun, ketika pekerjaan lebih mudah diraih di Montana, Arizona, dan Utah, kota tersebut ditinggalkan.

Kini, Bodie dikenal luas sebagai "kota hantu". Gedung-gedung yang ditinggalkan di area ini memang sengaja dijaga agar tidak dihancurkan. Pemerintah Amerika Serikat menetapkan daerah tersebut sebagai California Historical Landmark dan National Historic Landmark. Setiap tahun, kota tersebut mendapat 200.000 pengunjung.
Spanyol juga menyimpan masa lalu kelam yang dibuktikan oleh reruntuhan di Belchite. Tempat ini merupakan medan perang Pertempuran Belchite pada Perang Sipil Spanyol 1936, yang menewaskan hingga 6.000 orang.
Namun, meski menjadi bukti akan masa lalu yang kelam dan penuh pertumpahan darah, Belchite kini juga terkenal sebagai lokasi pengambilan gambar film. Reruntuhan di area tersebut sudah digunakan sebagai latar film The Adventure of Baron Munchausen karya Terry Gilliam dan Pan's Labyrinth karya Guillermo Del Toro.
Adapun "kota hantu" terakhir dalam daftar ini berada di Rusia. Kota bernama Kadykchan tersebut memang tidak setragis Chernobyl. Namun, nuansa dan sisa-sisa gedung seolah menceritakan pola serupa.
Kadykchan dibangun oleh para narapidana selama Perang Dunia II. Harapannya, kota tersebut akan menikmati kemajuan ekonomi yang dibawa oleh dua tampang batu bara setempat. Sayangnya, mimpi tersembut terhenti.
Ledakan dalam tambang batu bara merenggut nyawa enam orang. Ledakkan yang terjadi jauh di bawah tanah tersebut akhirnya memaksa kedua tambang ditutup. Hingga 2008 telah dilaporkan hanya tinggal 250 orang yang masih berada di tempat ini, setelah sebelumnya jumlah penduduknya mencapai sekitar 7.000 orang. Sensus terakhir pada 2010 menyatakan kota ini sudah benar-benar kosong.

Desa Masouleh, Desa Ajaib yang Tak Terlihat Selamanya



INI adalah sebuah desa yang terletak di Iran. Bertengger tinggi di atas lereng gunung berhutan, selamanya desa ini tak terlihat karena tertutup oleh kabut.

Desa Masouleh terletak di Provinsi Gilan, Iran, sekira 60 km dari laut Kaspia. Desa ini hampir tak terlihat karena selamanya tertutup oleh kabut. Namun jika kabut tak nampak, Masouleh merupakan tontonan yang luar biasa. Serangkaian cottage yang dibangun di lereng terlihat jelas.

Masouleh terletak sekitar 1.050 meter di atas permukaan laut. Karena tata letak bangunan di kawasan ini cukup unik, sepeda motor tak diperkenankan untuk masuk dan melintas di kawasan ini. Tak ada satu pun kendaraan yang dapat beroperasi karena lahan di kawasan ini berundak dan lorong-lorong.

Di antara rumah-rumah, terselip lah sebuah jalan sempit yang berkelok-kelok sebagai akses keluar masuk desa. Hampir semua bangunan di kawasan ini terbuat dari tanah liat dan kayu, serta berundak-undak. Bahkan, atap dari bangunan ini dapat digunakan untuk berjalan. Sungguh bangunan yang cukup menakjubkan bagaimana sebuah atap bangunan juga berfungsi sebagai sebuah trotoar.

Karena lokasinya berada cukup tinggi, iklim di desa ini berbeda dari kawasan Iran lainnya yang cenderung kering dan panas. Di desa ini cuaca sangat hangat dan lembap. Angin bertiup dari barat daya, sehingga menciptakan hujan lebat, serta kabut di sisi utara pegunungan. Akibat curah hujan yang melimpah, kawasan ini melahirkan sebuah hutan lebat beserta sungai yang airnya memancar ke segala daerah.

Desa ini didirikan hampir seribu tahun yang lalu. Kawasan ini pernah menjadi akses keluar masuk para pedagang yang datang dan keluar dari Iran. Namun kini, semenjak di temukan oleh beberapa petualang, desa ini selalu berkembang menjadi tujuan wisata populer di Iran, seperti yang dilansir dari Amusingplanet.

IDENTIFIKASI BUDAYA DI PURWOREJO


A.    Bahasa
Bahasa yang digunakan di kabupaten purworejo adalah bahasa jawa seperti daerah jawa yang lain. Namun secara khusus bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa khas Kedu (meliputi wilayah Magelang, Wonosobo, Temanggung, dan Purworejo). Bahasa kedu sendiri merupakan bahasa peralihan antara bahasa jawa bandhek (Yogyakarta-solo) dan bahasa jawa Ngapak. Peralihan bahasa ini sangat terlihat di Purworejo, dimana wilayah Purworejo yang berbatasan dengan Yogyakarta (bagelen, purwodadi, kaligesing, dll) baahasanya cenderung menggunakan bahasa bandhek, sedangkan wilayah Purworejo yang berbatasan dengan Kebumen (grabag, butuh, pituruh dan kemiri) ikut terpengaruh bahasa ngapak. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan di Purworejo merupakan bahasa peralihan yaitu dari bahasa bandhek meuju bahasa ngapak.
B.     Sistem Teknologi
Secara umum sistem teknologi yang ada di purworejo tidak jauh berbeda dengan daerah lain di sekitarnya. Mulai dari pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata, hamper sama. Untuk alat produksi sendiri di purworejo terdapat berbagai jenis tergantung daerahnya. Misal untuk daerah dataran rendah mereka terfokus untuk alat-alat produksi pertanian padi, sedangkan di daerah tengah alat produksi seperti tekstil, dan untuk daerah perbukitan di sebelah timur dan utara jenis alat produksi lebih terfokus pada alat produksi hasil perladanagan. Untuk bidang transportasi sendiri, sejak jaman penjajahan belanda, di Purworejo telah ada kereta dan stasiun sebagai salah satu transportasi hingga saat ini.
Selain itu bentuk pusat kota yang masih tradisional yaitu tata kota macapat juga terlihat, dimana alun-alun berada di tengah sebelah barat alun-alun adalah masjid, sebelah timur gereja, utara dan selatan yaitu pusat pemerintahan dan pendopo kabupaten, tidak jauh dari sana juga terdapat Lembaga Pemasyarakatan atau penjara, kantor pos dan bank. Di purworejo juga terdapat masjid agaung dimana didalamnya terdapat bedug raksasa, dan terdapat juga gereja tua yang berdiri sejak tahun 1990.
  
C.     Sisitem Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian di kabupaten Purworejo disetiap wilayahnya berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor geografis di wilayah tersebut. Wilyah Purworejo bagian pesisir bermatapencaharian sebagai nelayan, agak ke utara di daerah dataran rendah bermata pencaharian sebagai petani, ini dikarenakan di daerah dataran rendah wilayahnya dimanfaatkan sebagai area persawahan dengan sumber irigasi berasal dari sungai-sungai yang melintas disana. Untuk wilayah purworejo sebelah timur, utara, dan, barat laut, dimana daerah ini merupakan daerah perbukitan, wilayahnya dimanfaatkan sebagai perladangan dan ditanami pohon buah musiman seperti durian, cengkeh, manggis dan lain-lain. Sedangkan untuk purworejo daerah perkotaan sebagian penduduknya bermatapencaharian sebagai pedaganag, pegawai negeri dan lain-lain.
D.    Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan terdiri dari berbagai unsur, yaitu kekerabatan, organisasi politik, hukum dan perkawinan. Untuk di wilayah Purworejo sendiri masyarakatnya masing menjunjung tinggi budaya gotong royong dan saling menolong, antar warga Purworejo terdapat satu ikatan khusus yaitu ikatan daerah, ini terlihat dari pemuda dan pemudi purworejo yang merantau dan mereka mendirikan paguyuban CPP “Cah Purworejo Perantauan”, selain ikatan kekerabatan daerah terdapat juga kekerabatan karna ikatan darah, misal dalam satu tahun sekali, biasanya selepas hari raya idul fitri, masyarakat sering mengadakan pengajian keluarga besar, mereka yang dating adalah masayarakat yang masih mempunyai garis keturunan dari orang tertentu. Sedangkan untuk politik dan hukum, masyarakat di Purworejo juga masih menerapkan hukum-hukum setempat, semisal di daerah sepanjang sungai bogowonto, mereka dilarang menagkap ikan menggunakan racun, setrum, dan jarring. Untuk perkawinan sendiri hamper sama dengan wilayah jawa yang lain.
E.     Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan di purworejo sudah berkembang sejak jaman dahulu dimana purworejo masih terkenal dengan nama bagelen. Pada jaman dahulu sudah banyak terdapat pesantren di bagelen. Pesantren-pesantren ini menunjukkan bahwa sistem pengetahuan di purworejo sudah berkembang sejak jaman dahulu. Pada jaman penjajahan belanda berdiri sekolah yang sekarang menjadi SMAN 7 PURWOREJO, bangunan ini berdiri sejak tahun 1915 dimana pada zaman itu digunakan sebagai Pendidikan Guru HKS Tahun 1915 – 1928, Pendidikan umum MULO tahun 1928 – 1942, Pendidikan SMP Negeri Jaman Belanda Tahun  1942 – 1945, Pendidikan SMP Negeri Jaman Jepang Tahun 1945 – 1949. Sistem pendidikan bentuk pesantren masih ada hingga sekarang, selain itu berkembang juga pesantren yang bercampur dengan sekolah formal, dimana pesantren juga mendirikan sekolah formal bagi santrinya seperti yang ada di daerah bulus.
 
F.      Kesenian
Kesenian di Pueworejo pada umumnya sama seperti daerah jawa yang lain, dimana di purworejo berkembang juga berbagai jenis kesenian tari, seperti kuda lumping, jatilan, lengger, wayang dan lain-lain. Selain itu Purworejo memiliki tarian khas sendiri, yaitu tarian Dolalak, tarian ini dahulunya dimainkan oleh para laki-laki dengan mengguanakan pakaian mirip perajurit belanda. Dalam tarian ini juga mengandung unsure magis, seperti kesurupan, makan kembang dan lain-lain. Namun seiring berjalannya waktu, tarian dolalak laki-laki kurang diminati, maka kemudian diciptakanlah tari dolalak putri, tarian dolalak putrid ini sama dengan tarian dolalak yang dilakonkan oleh laki-laki perbedaanya hanya pada pemain dan geraknya yang lebih disesuaikan dengan perempuan. Tari dolalak ini biasanya diiringi dengan lagu-lagu bersajak seperti lagu jarum-jarum, sekar wawar, ikan cucut dan lain-lain

G.    Sistem Kepercayaan
Sisitem kepercayaan di purworejo sendiri telah berkembang sejak jaman dahulu, pada jaman dahulu telah berkembang agama kristen kerasulan yang berpusat di desa Karangjoso, kecamatan Butuh kabupaten Purworejo berkembang dan berpengaruh di sejumlah tempat di pulau jawa pada abad XIX. Selain itu berkembang juga agama islam melalui islamisasi di jawa. Meski demikian di purworejo juga masih berkembang kepercayaan jawa, percaya pada hal ghaib dan lain lain. Seringkali antar sistem kepercayaan masih bercampur, misal kebudayaan islam atau Kristen bercampur dengan kebudayaan jawa, ini terlihat dari diadakannya Kirab Bagelen untuk memperingati berdirinya gereja tertua di purworejo yang berdiri sejak tahun 1900.

Peranan Hewan Dalam Kebudayaan Manusia

Budaya merupakan hasil karya, cipta, dan rasa manusia. Dalam suatu karya budaya pasti mengandung nilai keindahan dan memiliki makna didalamnya. pengekspresian kebudayaan yang dihasilkan suatu masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor yitu:
1. tradisi lama maupun anggapan lama yang telah mengakar
2. kebutuhan masyarakat itu sendiri
3. keadaan lingkungan dan masyarakat
4. intensitas komunikasi dengan lingkungan dan masyarakat lain.



Dalam mengekpresikan kebudayaannya masyarakat mengambil inspirasi dari lingkungan sekitarnya, salah satu yang menjadi sumber inspirasi dalam menciptakan karya budaya adalah hewan. Semenjak masa prasejarah manusia sudah menjadikan hewan sebagai objek dari karya budayanya, hal ini berhubungan dengan aktivitas masyarakat prasejarah sehari-hari yaitu berburu. Masyarakat prasejarah mengembangkan kepercayaan terhadap roh-roh, terutama roh binatang, Pada masa itu manusia membuat lukisan atau goresan berwujud binatang pada gua atau ceruk untuk mengekpresikan perasaan dan sebagai wujud penghormatan kepada roh-roh binatang, salah satunya berupa lukisan babi yang tertusuk mata panah yang ditemukan di Maros, Sulawesi Selatan. Selain lukisan di gua manusia prasejarah juga menggunakan bagian-bagian dari hewan buruannya untuk meningkatkan martabatnya di dalam kelompoknya, misalnya menggunakan gigi dan tulang binatang buas sebagai  kalung dan gelang, atau pakaian dari kulit binatang buruannya.
Relief burung
Selain berupa lukisan, pengaruh hewan pada kebudayaan juga nampak dalam kepercayaan yang tumbuh di dalam masyarakat, beberapa jenis hewan menjadi perlambang yang diyakini secara luas. burung diyakini merupakan perwujudan para dewa sekaligus pembawa pesan dari alam para dewa atau nirwana. Burung juga berkaitan dengan kebebasan absolut manusia yang dicapai setelah berhasil meninggalkan kehidupan
duniawi, lambang jiwa manusia yang lepas dari raganya.  Katak dipercaya oleh masyarakat terutama jawa memiliki kekuatan gaib yang mampu mendatangkan hujan. Katak yang sering muncul dari air juga melambangkan pembaharuan kehidupan dan kebangkitan menuju arah yang lebih baik. Harimau melambangkan kekuatan dan keberanian sedangkan kancil
diidentikan dengan kecerdikan. Kepercayaan masyarakat ini diwujudkan dalam berbagai bentuk seni budaya, seperti relief di candi, cerita rakyat, serta tari-tarian. Beberapa jenis tari yang terinspirasi dari hewan, antara lain tari merak dari Jawa Barat, tari belibis dan manukrawa dari Bali, tari kukila dari Jawa Tengah, tari enggang dari Kalimantan dan Reog dari Ponorogo, Jawa Timur.
Tari Merak
Selain dalam wujud kesenian, hewan juga dijadikan unsur dalam nama seseorang terutama pada masyarakat Jawa Kuno, Padmasusastra dalam Serat Pati Basa mengumpulkan adanya tokoh-tokoh raja dan pembesar kerajaan di jawa yang berunsur nama hewan, diantaranya adalah Raja Hayam Wuruk, Patih Gajah Mada, Kebo Ijo, Sawunggaling dan Lembu Anabrang. Selain di Jawa peranan hewan dalam budaya kental terlihat dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat adat di setiap yang ada di Indonesia. Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat dan masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan akrab dan bangga dengan  hewan kerbau, hal ini nampak dalam bentuk rumah adat kedua masyarakat ini yang terinspirasi dari bentuk tanduk kerbau dan setiap acara adat di kedua daerah ini selalu melibatkan hewan kerbau.

Rumah Gadang dari Sumbar
Rumah Tongkonan dari Sulsel
Kerbau juga mempunyai arti khusus bagi masyarakat Jawa terutama di daerah sekitar Surakarta, setiap menyambut tanggal 1 suro diadakan kirab pusaka dengan mengarak kerbau bule yang dipercaya dapat membawa berkah. Burung enggang menjadi kebanggan masyarakat dayak dan sangat mempengaruhi budaya dayak, misalnya bulu enggang dijadikan hiasan kepala dan pakaian dukun/balian saat upacara adat yang menyerupai burung enggang. Pengaruh hewan pada budaya masyarakat Indonesia tidak hanya nampak pada tradisi lama, tetapi juga pada budaya modern, misalnya penggunaan hewan sebagai simbol kebanggaan beberapa tim sepakbola, seperti harimau di klub sepakbola dari Jakarta dan Kediri, singa di Malang, Ayam di Medan dan Makasar.
Pengaruh hewan pada kebudayaan manusia juga terdapat pada beberapa Negara, pengaruh paling kuat terlihat dalam penggunaan hewan sebagai lambang Negara. Beberapa  Negara yang menggunakan hewan sebagai lambang Negara antara lain : burung elang menjadi lambang Negara Amerika Serikat, Jerman dan Indonesia, Kanguru menjadi lambang Negara Australia dan harimau menjadi lambang Negara Malaysia. Dalam kebudayaan modern hewan menjadi perlambang tim sepakbola beberapa Negara, seperi prancis dengan ayam jantan dan Inggris dengan tiga Singa-nya.
Lambang Negara Australia
Lambang Negara Republik Indonesia

Pengaruh hewan dalam kebudayaan manusia terentang dari masa prasejarah hingga jaman modern, adanya interaksi antara manusia dengan hewan menjadikannya sebagai sumber inspirasi manusia dalam mengungkapkan ekspresinya dalam berbagai bentuk kebudayaan.

MENTALITAS MANUSIA INDONESIA



Kepribadian masyarakat Indonesia

Kepribadian memiliki banyak definisi meurut pandangan prespektif masing masing. Namun disini akan dijabarkan mengenai pengertian kepribadian secara umum. Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat netral.
Negara Indonesia sebagai Negara yang besar dengan berbagai suku tentunya memiliki kepribadian yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Untuk itu bangsa Indonesia secara keseluruan harus mempunyai kepribadian yang bisa saling menghargai demi terwujudnya persatuan Indonesia. Kepribadian Negara Indonesia sendiri telah tercermin dalam Pancasila. Oleh karena itu kepribadian masyarakat Indonesia harus sesuai dengan pancasila atau harus berkepribadian pancasila.
Namun seiring berkembangnya jaman dan kemajuan teknologi dan globalisasi, banyak pemikiran-pemikiran luar yang masuk ke Indonesia, berakibat bergesernya kebudayaan Indonesia kea rah liberal. hal ini menyebabkan kepribadian masyarakat Indonesia mengalami pergeseran ke arah liberal atau kebebasan, seperti yang kita ketahuai bahwa salah satu pembentuk kepribadian adalah kebudayaan.

Pengertian Etos kerja
Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa Yunani; akar katanya adalah ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral. Dalam bahasa Yunani kuno dan modern, etos punya arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang. Pada Webster's New Word Dictionary, 3rd College Edition, etos didefinisikan sebagai kecenderungan atau karakter; sikap, kebiasaan, keyakinan yang berbeda dari individu atau kelompok. Bahkan dapat dikatakan bahwa etos pada dasarnya adalah tentang etika.

Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa apapun mempunyai etika; ini merupakan nilai-nilai universal. Nilai-nilai etika yang dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya bisa juga ditemukan pada masyarakat dan bangsa lain. Kerajinan, gotong royong, saling membantu, bersikap sopan misalnya masih ditemukan dalam masyarakat kita. Perbedaannya adalah bahwa pada bangsa tertentu nilai-nilai etis tertentu menonjol sedangkan pada bangsa lain tidak.
Etos kerja masyarakat Indonesia
Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang besar, dan terdapat berbagai macam budaya yang ada didalamnya. Tentunya untuk menjabarkan etos kerja masyarakat Indonesia secara spesifik relative sulit, untuk itu disini kami akan memaparkan etos kerja masyarakat Indonesia secara umum.
Tanpa bermaksud terlarut dalam kejayaan masa lalu, sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki prestasi yang patut dihargai dalam perjalanannya. Tegaknya candi Borobudur dan puluhan yang lainnya hanya mungkin terjadi dengan dukungan etos kerja yang bercirikan disiplin, kooperatif, loyal, terampil rasional (sampai batas tertentu), kerja keras, dan lain-lain. Berkembang luasnya pengaruh kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Samudra Pasai, Mataram, Demak, dengan berbagai perangkat dan infrastruktur teknologis maupun sosial dalam pengelolaan kenegaraannya, juga mempersyaratkan adanya suatu etos kerja tertentu yang patut dihargai. Selain ini, pesantren-pesantren yang sampai kini masih bertahan dan berkembang, memiliki akar pertumbuhan pada beberapa abad yang lalu, yang menunjukkan bahwa tradisi belajarmengajar telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Tanah Air jauh sebelum bangsa Belanda mengunjungi kita.
Kita juga mengenal slogan-slogan yang, setidaknya dulu, pernah menjadi cerminan suatu etos kehidupan, seperti: Bhinneka Tunggal Ika; Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangung Karso, Tut Wuri Handayani; Menang Tan Ngasorake; Niteni, Niroake, Nambahake. Ini mencerminkan etos kerja dalam konteks kehidupan sosial yang penting dalam membangun persatuan, leadership, dan bahkan untuk berinovasi. Masih banyak lagi slogan-slogan yang berlaku dan terkenal di berbagai daerah-daerah di Tanah Air.
Berikut ini adalah beberapa etos kerja yang melekat pada masyarakat Indonesia:
1.      Kerja adalah amanah
2.      Kerja adalah penggilan
3.      Kerja adalah aktualisasi
4.      Kerja adalah ibadah
5.      Kerja adalah amanah
6.      Kaeja adalah pelayanan
7.      Kerja adlah rahmat, dan lain-lain


Sumber: Kusmayanto Kadiman.Menteri Negara Riset dan Teknologi - Republik Indonesia.. Etos Kerja Untuk Saiapa? 2005.

 ETOS KERJA, PERUBAHAN SOSIAL DAN MASYARAKAT MADANI INDONESIA.(
 makalah yang disajikan pada Pelatihan Guru PAI se-Provinsi Banten, di Wisma PKPRI Kabupaten Pandeglang Oktober tahun 2004) Encep Supriatna, M.Pd. (Asisten Ahli pada Jurusan Pendidikan Sejarah UPI, di Bandung)

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MADANI MELALUI PEMBERDAYAAN KEARIFAN LOKAL BAHASA MADURA ( Upaya Membangun Kekuatan Sentripetal Di Era Global )Drs. Sulistiyono, M.Pd ..UPBJJ Surabaya

 Pemahaman Psikologi Masyarakat Indonesia  Sebagai Upaya Menjembatani Permasalahan Silang Budaya*)  Oleh : Endang Poerwanti **)  Lembaga Kebudayaan - Universitas Muhammadiyah Malang

SahabatQ

Like Facebokk Friends

ProfilQ

VERDA CANTIKA.PSH

Masih Sekolah di SMPN 1 ploso Jombang dr keluarga 3 bersaudara :adik Rindu masih kelas 4 SDN Kedungrejo dn adik Livi masih kecil umur 2,5 th kami keluarga bahagia yg saling menyayangi dn mengasihi sekian Trimksh Lihat Lengkap ProfilQ