Keluarga McCarthy berencana meletakkan lempengan bandul identitas mendiang kakeknya itu dengan bangga.
Seorang pelajar di Prancis, Valentin Henon, yang menemukan lempengan bandul identitas prajurit yang sudah tidak berbentuk lagi di sebuah lapangan di dekat rumahnya pada tahun 2012 lalu ketika sedang menggunakan alat pelacak besi miliknya.
Henon kemudian mendapat bantuan dari Philippe Clerbout dari Kelompok Deteksi Logam Bersejarah Perancis yang berhasil mendeteksi lempengan bandul nama itu adalah milik prajurit PD I asal Australia, Cyril McCarthy (alm), yang terdaftar bertugas di Narrabri pada tahun 1916. McCarty juga tercatat ikut bertempur di Messines dan Passchendaele sebagai prajurit Kompi C dari Batalion Infanteri ke-33, Angkatan Bersenjata Kerajaan Australia.
Cucu almarhum McCarthy, Bernie McCarthy, yang berasal dari Collaroy, Sydney, berhasil dilacak oleh Letnan Kolonel Glyn Llanwarne dari Lembaga Medali Hilang Australia setelah ceritanya diangkat di situs berita ABC Online pada Agustus 2013.
Lempengan bandul identitas prajurit itu dikembalikan ke keluarga almarhum McCarthy di Monumen Pahlawan Perang di Sydney.
Pemerhati sejarah Prancis menitipkan lempengan bandul nama itu pada jasa kurir karena mereka tidak bisa berangkat langsung ke Australia.
Bingkisan yang dialamatkan kepada McCarthy itu termasuk di dalamnya dua surat dan sebuah pin matahari terbit yang biasa disematkan prajurit di kerah seragamnya selama PD I. Keluarga McCarthy sangat terharu menerima bingkisan istimewa tersebut.
“Saya sangat gembira dan bangga. Saya luar biasa bahagia dan berterima kasih bisa memilikinya setelah bandul ini sekian lama terkubur di tanah,” kata Berni McCarthy.
Keluarga McCarthy juga mengirimkan ucapan terima kasih bagi dua pelajar di Prancis yang menemukan lempengan bandul identitas kakeknya tersebut.
“Untuk Philippe dan Glyn yang sudah bersusah payah menemukan saya dan mengembalikan bandul ini dan membuat saya sangat bahagia.”
Masih tidak jelas bagaimana lempeng bandul identitas prajurit itu bisa terkubur di daerah Campagne-les-Boulonnaise mengingat kawasan itu tidak menjadi medan pertempuran sewaktu PD I.
Sejarawan Perang Australia, Aaron Pegram mencoba menjawabnya dengan menguraikan catatan kedinasan McCarthy selama bertugas dan terlibat dalam PD I.
McCarthy tercatat pernah mengalami luka dibagian tangan kirinya di Messines dekat Belgia pada 5 Juni 1917, Carthy dipulangkan ke pos perawatan di Bailleul. Dari sana dia ditransfer ke rumah sakit milik Kanada di Pantai Boulogne dan dirawat di fasilitas rehabilitasi di Perancis.
“Mengingat McCarthy pernah cedera di tangan, kemungkinan bandul identitasnya dilepaskan supaya lukanya bisa diobati dengan baik,” katanya.
“Berdasarkan catatan yang ada, saya sangat yakin McCarthy terpisah dengan lempeng bandul identitasnya di Campagne-les-Boulonnaise antara 7 sampai 11 Juni 1917,” kata Pegram.
Dari catatan tugas McCarthy juga terungkap kehidupan dan kepribadiannya selama bertugas di Front Barat yang mengerikan.
Almarhum McCarthy dilaporkan beberapa kali sakit dan juga pernah tercatat mabuk saat bertugas serta berada di kota tanpa izin. Pelanggaran ini membuatnya pernah dihukum membayar denda 10 shilling dan juga diwajibkan menjalankan sanksi disiplin selama 14 hari atau 28 hari.
Catatan rekam jejak tugasnya juga menyebutkan McCarthy pernah dua kali luka-luka dalam bertugas. Terakhir dia tertembak di bagian tangannya, lukanya amat parah sampai ia dipulangkan ke Inggris dan diberhentikan secara terhormat pada Juni 1919.
Setelah itu McCarthy menikah dan memiliki tiga anak, ia kemudian tinggal di Arncliffe, Sydney, dan bekerja sebagai pekerja di pabrik besi. Almarhum McCarthy meninggal pada 1979 dalam usia 88 tahun.
Keluarga McCarthy berencana meletakkan lempengan bandul identitas mendiang kakeknya itu di tempat terhormat di rumahnya dan menyimpan benda kenangan berharga milik kakeknya dengan bangga.