NEWS UPDATE :

Hukum Ekonomi


    Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial yang menyelidiki peristiwa-peristiwa ekonomi. Ketentuan-ketentuan yang menerangkan pola hubungan antarperistiwa ekonomi disebut sebaai hukum ekonomi.
    Hubungan-hubungan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya (hukum ekonomi) meliputi dua bagian, yaitu sebagai berikut.


1. Hubungan Sebab-Akibat



    Hubungan sebab akibat disebut juga hubungan kausal, yaitu hubungan suatu peristiwa ekonomi yang akan mengakibatkan peristiwa ekonomi yang lain. Peristiwa lain ini merupakan akibat dari peristiwa yang pertama. Dengan demikian, kejadian ini tidak dapat berlaku sebaliknya.
    Sebagai contoh, hubungan antara menjangkitnya hama padi dengan penurunan produksi padi. Apabila tanaman padi terserang hama penyakit, maka produksi akan turun. Hubungan ini tidak dapat berlaku sebaliknya. Penurunan produksi padi tidak menyebabkan naiknya hama penyakit. Demikian juga hubungan antara jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dengan harga. Apabila jumlah uang yang beredar itu bertambah, maka harga-harga barang akan naik. Hal ini tidak dapat berlaku sebaliknya, yakni kenaikan harga barang tidak menyebabkan uang yang beredar bertambah.



2. Hubungan Fungsional


    Hubungan fungsional disebut juga hubungan saling memengaruhi, yakni hubungan dua peristiwa atau lebih yang saling memengaruhi. Peristiwa yang satu memengaruhi peristiwa yang lain dan sebaliknya.
Sebagai contoh, hubungan antara permintaan barang dan harga. Apabila permintaan barang naik, maka harga akan naik. Sebaliknya, apabila harga barang naik, permintaan akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga barang naik, permintaan akan berkurang. Dalam hal ini pada satu sisi permintaan memengaruhi harga, dan pada sisi lain harga memengaruhi permintaan.
    Perlu ditegaskan disini, bahwa hukum ekonomi dapat berlaku, jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Menurut para ahli, hukum ekonomi itu bersifat hipotesis. Artinya, hukum ekonomi berlaku apabila keadaan di luar sama dengan keadaan sewaktu menyusun hukum itu. Dengan perkataan lain, hukum ekonomi itu berlaku ceteris paribus, artinya dengan syarat atau anggapan bahwa faktor-faktor lain yang turut memengaruhi adalah tetap atau tidak berubah.

    Kita ambil contoh hukum ekonomi yang mengatakan, jika harga barang naik, maka permintaan berkurang. Hukum ini berlaku jika keadaan di luar tetap, antara lain penghasilan tetap, orang mempunyai kesenangan tetap, semua harga barang lain tidak berubah, orang tidak mengira bahwa harga akan terus naik, tidak ditemukan benda-benda substitusi yang baru. Agaknya sulit bila kelima syarat tersebut terpenuhi dalam kehidupan sehari-hari.









Pembagian Ilmu Ekonomi


Adanya bermacam-macam bidang yang dipelajari dalam ilmu ekonomi menjadikan ilmu ekonomi terbagi menjadi beberapa cabang. Pembagian ilmu ekonomi dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Ilmu Ekonomi Teori atau Analisis Ekonomi


     Ekonomi teori merupakan kumpulan teori-teori di bidang ekonomi, yang berusaha menjelaskan,

mencari pengertian, hubungan sebaba akibat, dan cara kerja sistem ekonomi. Ekonomi teori merupakan kerangka konsep, yang berangkat dari gejala-gejala konkrit yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Gejala-gejala ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode-metode tertentu, sehingga dapat dilacak adanya pola-pola tertentu yang menjembatani peristiwa-peristiwa ekonomi.
     Ilmu ekonomi teori dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro.



a. Ekonomi Makro


     Membahas tentang cara bekerjanya sistem ekonomi sebagai suatu keseluruhan. Analisisnya bersifat global sehingga tidak memerhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Objek material dalam ekonomi makro dimulai dari mempelajari susunan perekonomian dari segala segi. Dalam ekonomi makro apabila kita membicarakan permintaan, maka yang dimaksud adalah permintaan masyarakat secara keseluruhan.



b. Ekonomi Mikro


     Secara khusus membahas tentang cara bekerjanya sistem ekonoi secara partikular. Objek materialnya adalah perorangan atau perusahaan satu per satu, harga untuk satu jenis barang tertentu.
     Antara ekonomi makro dan ekonomi mikro mempunyai hubungan yang sangat erat karepa apa yang dibahas pada dasarnya sama. Perbedaannya terletak pada bagaimana membahasnya atau objek formalnya. Materi ekonomi mikro berkenaan denan prinsip-prinsip yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan sebuah perusahaan, sedangkan ekonomi makro berkenaan dengan kebijakan suatu negara dan masyarakat yang sifatnya menyeluruh serta hubungannya dengan dunia luar.



2. Ilmu Ekonomi Deskriptif


    Ekonomi deskriptif merupakan gambaran keadaan ekonomi dengan mengumpulkan semua kenyataan penting yang berhubungan dengan persoalan ekonomi atau topik tertentu. Gambara nkeadaan ekonomi tersebut biasanya dalam bentuk angka-angka, yaitu dengan mencatat peristiwa-peristiwa ekonomi. Misalnya, tabel perkembangan sektor industri tertentu atau keadaan ekonomi suatu daerah tertentu yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).



3. Ilmu Ekonomi Terapan


     Ekonomi terapan merupakan erapan dari teori ekonomi. Artinya, bahwa kerangka-kerangka pengertian dari analisis ekonomi teori digunakan untuk membuat atau merumuskan kebijakan-kebijakan, pedoman-pedoman yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.

     Kita tahu bahwa banyak masalah-masalah ekonomi yang bermunculan di tengah kehidupan masyarakat. Terhadap masalah tersebut, dicarilah pemecahannya dengan menggunakan teori ekonomi yang sesuai dengan corak masalah yang dihadapi. Dengan demikian, ekonomi terapan lebih bersifat praktis dengan menerapkan pengertian ekonomi pada masalah-masalah tertentu.
    Berkenaan dengan spesialisasi dan penerapan pada bidang-bidang khusus menimbulkan cabang-cabang ilmu ekonomi, seperti ekonomi koperasi, ekonomi pembangunan, ekonomi moneter, ekonomi dan manajemen perusahaan, ekonomi internasional, ekonomi pertanian, dan lain-lain.

Syarat Interaksi Sosial



     1.   Kontak Sosial

Kata kontak beasal dari “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama dan kata “tsango” yang artinya menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Tetapi dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik belaka. Sebagai gejala sosial yang saling berhubungan, berhadapan atau bertatap muka antara dua orang individu atau kelompok tanpa bersentuhan secara fisik satu sama lain. Kontak hanya mungkin berlangsung apabila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau keadaan masing-masing. Artinya, kontak memerlukan kerja sama kedua belah pihak.
     Dalam kehidupan sehari-hari wujud kontak sosial dapat dibedakan menjadi :
  • Kontak antar individu, kontak yang terjadi antara individu dengan individu. Misalnya, kontak antar teman, kontak anak dengan ibunya, kontak guru dengan siswanya, dan lain-lain.

  • Kontak antar kelompok, kontak yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Misalnya, kontak bisnis antar perusahaan.

  • Kontak antar individu dengan kelompok, kontak yang terjadi antara individu dengan suatu kelompok tertentu. Misalnya, kontak calon anggota DPR dengan DPR sebagai lembaga legislatif.


Sedangkan dilihat dari langsung tidaknya kontak tersebut terjadi, dibedakan menjadi :
  • Kontak primer, yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Kontak seperti itu disebut pula kontak langsung. Misalnya, tatap muka, saling memberikan senyuman, dan lain-lain.

  • Kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan timbal balik. Kontak seperti itu disebut pula kontak tidak langsung. Misalnya, seorang pengusaha yang meminta sekretarisnya untuk menyampaikan pesan kepada kliennya.




     2.   Komunikasi Sosial
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, "communicate" yang artinya memberi atau menanamkan. Kata communicare itu sendiri berakar dari kata "communis" yang artinya umum. Komunikasi mempunyai banyak mana. Secara sederhana bisa diartikan tindakan atau perbuatan mengirimkan atau meneruskan sesuatau. Salah satunya adalah pesan atau informasi secara lisan maupun tulisan. Komunikasi dapat diartikan suatu cara menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak yang lain sehingga terjadi pengertian bersama. Pengertian lebih ditekankan pada bagaiman pesan tersebut diproses. Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator. Orang yang menerima komunikasi disebut komunikan. Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, maka komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan atau kode tertentu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa isyarat atau bahasa nonverbal. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau kelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi tersebut dapat efektif apabila pesan yang disampaikan, ditafsirkan sama seperti oleh pihak penerima pesan tersebut. Tanpa ada kesalahpahaman yang tidak diingikan.

Interaksi Sosial



Hal terpenting dari interaksi sosial adalah tidak terlepas dari konsep tindakan atau perilaku manusia. Karena melakukan hubungan dengan orang lain melahirkan tindakan-tindakan yang akan menunjukkan variasi hubungan dengan proses berpikir, tujuan yang akan dicapai, dan cara bagaimana mencapai tujuan itu. Sebagian makhluk sosial, tindakan manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Adanya pengaruh timbal balik itu dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga atau yang lebih luas lagi di dalam lingkungan masyarakat. Itulah sebabnya tindakan yang dilakukan oleh manusia disebut tindakan sosial.
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang mempunyai makna, tindakan yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan keberadaan orang lain atau tindakan individu yang dapat memengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat. Hal itu perlu diperhatikan mengingat tindakan sosial menjadi perwujudan dari perhubungan atau interaksi sosial. Jadi tindakan sosial adalah tindakan atau perilaku manusia yang mempunyai maksud subjektif bagi dirinya, untuk mencapai tujuan tertentu dan juga merupakan perwujudan dari pola pikir individu yang bersangkutan.
Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu :


1. Tindakan Sosial Instrumental

Tindakan sosial instrumental dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Tindakan ini bersifat rasional (masuk akal). Artinya ,tindakan ini didasari oleh tujuan yang telah matang dipertimbangkan. Misalnya, ketika seseorang memutuskan membeli rumah dibandingkan membeli mobil karena rumah merupakan kebutuhan pokok yang harus segera dipenuhi untuk tempat berlindung anggota keluarganya daripada mobil yang mungkin sebatas kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.



2. Tindakan Sosial Berorientasi Nilai

Tindakan sosial berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Tindakan seperti ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian masyarakat. Tercapai atau tidaknya tujuan bukan persoalan dalam tindakan sosial tipe ini. Yang penting adalah kesesuaian dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.



3. Tindakan Sosial Tradisional

Tindakan sosial ini dilakukan tanpa perhitungan secara matang melainkan lebih karena kebiasaan yang berlaku selama ini dalam masyarakat. Itulah sebabnya, tindakan ini cenderung dilakukan tanpa suatu rencana terlebih dahulu, baik tujuan maupun caranya karena pada dasarnya mengulang dari yang sudah dilakukan sebelumnya. Contohnya berbagai tradisi yang sering dilakukan masyarakat suku bangsa Indonesia. Seperti upacara pembakaran mayat di Bali disebut Ngaben.


4. Tindakan Afektif

Tindakan sosial afektif tergolong tindakan yang irasional (tidak masuk akal), karena sebagian besar tindakan ini dikuasai oleh perasaan (afeksi) ataupun emosi, tanpa perhitungan, atau pertimbangan yang matang. Perasaan entah marah, cinta, gembira, atau sedih muncul begitu saja sebagai ungkapan langsung terhadap keadaan tertentu. Itulah sebabnya tindakan sosial lebih berupa reaksi spontan. Misalnya, ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dengan memeluk atau mencium.






Syarat Interaksi Sosial

Kata kontak beasal dari “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama dan kata “tsango” yang artinya menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Tetapi dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik belaka. Sebagai gejala sosial yang saling berhubungan, berhadapan atau bertatap muka antara dua orang individu atau kelompok tanpa bersentuhan secara fisik satu sama lain



Jenis-Jenis Tumbuhan Paku (Spermatophyta)


Ciri khas dari tumbuhan ini adalah berkembang biaknya dengan menggunakan biji dan menghasilkan bunga (antophyta). Menurut para ahli, berdasarkan bijinya, tumbuhan ini dibedakan menjadi dua kelas, yaitu Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji tertutup).




1. Gymnospermae (Tumbuhan Biji Terbuka)
Istilah Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, gymnos berarti terbuka atau telanjang dan spermae yang berarti biji.
Dari hasil sebuah pengamatan terhadap melinjo sebagai salah satu contoh Gymnospermae, terlihat bijinya tidak dalam keadaan tertutup oleh daging buah (karpel) sehingga tampak dari luar sejak masih bakal biji hingga menjadi biji. Contoh yang lain yaitu pakis haji, pinus, damar, cemara. Jika Anda mengamati, bunganya berbentuk strobilus (karangan bunga berbentuk kerucut) dan tak memiliki perhiasan bunga. Sistem pembuahannya tunggal, batangnya lurus dan sedikit percabangan, dan perakaran tunggang. Pada kenyataannya tumbuhan Gymnospermae berwujud pohon, hanya beberapa saja yang berwuju semak.
Tahukan anda, dari contoh paku biji merupakan tumbuhan pertama di antara Gymnospermae, walaupun sekarang sudah punah beberapa keturunannya, seperti pakis dan melinjo masih ada sampai sekarang. Tumbuhan berbiji inilah yang mengungkapkan garis keturunan purba dengan kenyataan bahwa mikrospora mencapai bakal biji.
Tumbuhan biji terbuka ini dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu kelompok melinjo (Gnetinae), kelompok pinus (Coniferinae), kelompok pakis haji (Cycadinae).



  1. Kelompok Melinjo (Gnetinae)
    Batang pohon melinjo tampak tegak dan bercabang-cabang, mempunyai daun lebar dengan tulang daun menyirip. Melinjo (Gnetum gnemon) banyak digunakan untuk bahan makanan, yaitu daun muda, bunga, biji melinjo dapat dijadikan sayuran, bijinya bisa dibuat emping, dan batangnya untuk bahan-bahan industri, yaitu kulit kayunya dipakai sebagai jala atau bahan kertas.





  2. Kelompok Pinus (Coniferinae)
    Pohon ini mempunyai batang yang lurus dan tegak serta bercabang-cabang, daunnya berbentuk jarum atau bersisik kecil-kecil. Mempunyai strobilus, dianggap sebagai bunga yang belum sejati. Strobilus ini ada dua macam yaitu strobilus jantan, berupa sisik yang menghasilkan sel kelamin jantan dan strobilus betina yang menghasilkan bakal biji. Pinus ini merupakan tumbuhan yang selalu hijau (evergreen). Pinus antara lain dimanfaatkan sebagai bahan bangunanan dan alat rumgah tangga, seperti cemara dan damar (Agathis alba).



  1. Kelompok Pakis Haji (Cycadinae)
    Ciri-ciri pakis haji mirip dengan tumbuhan paku, yaitu mempunyai daun muda yang menggulung. Daunnya berbentuk pita dan tulang daunnya menyirip. Sistem perakarannya berbeda dengan yang lain, yaitu berakar serabut. Mempunyai strobilus jantan yang halus dan lebih kecil, sedangkan strobilus betina lebih besar dan berkayu. Misalnya, pakis haji (Cycasrumphii), sering digunakan untuk tanaman hias.






2. Angiospermae (Tumbuhan Biji Tertutup)

Berdasarkan asal katanya, Angiospermae berasal dari kata angeion yang berarti botol dan sperma yang berarti biji. Kelompok anggota ini berkebalikan dari Gymnospermae, yaitu menghasilkan bii dengan keadaan terlindung oleh daun buahnya memiliki alat perkawinan yang berupa bunga (Antophyta). Kelompok tumbuhan ini banyak ditemukan dimana-mana karena mamapu beradaptasi dengan segala lingkungan. Berdasarkan jumlah keping bijinya, Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu tumbuhan biji berkeping satu (Monocotyleonae) misalnya padi, jagung, anggrek, kelapa, nanas, pisang, dan lain-lain. Dan tumbuhan biji berkeping dua (Dycotyledonae) misalnya mangga, kacang tanah, terung, dan ketela pohon.



1. Monokotil

Contoh tumbuhan monokotil adalah jagung. Pada saat berkecambah, biji jagung tampak tidak terbelah, bijinya tertutup, pada keadaan berkecambah bijinya menunjukkan jumlah keping lembaga atau daun lembaganya hanya ada satu. Sistem perakarannya serabut karena tampak pada saat berkecambah sudah memiliki akar samping yang tumbuh pada bagian pangkal batang.
Akar yang berkecambah mengalami hambatan d
alam pertumbuhan dan digantikan oleh tumbuhnya akar-akar samping yang banyak berbentuk serabut yang memiliki uuran yang sama besar. Batangnya berbuku-buku dan ruas sudah mulai tampak jelas, batang yang tumbuh di atas tanah umumnya tidak bercabang akibat tunas tidak tumbuh dengan baik. Akar dan batangnya tidak dapat membesar karena tidak mempunyai kambium, sedangkan bentuk daunnya sejajar atau melengkung yang berukuran panjang seperti pedang. Pada perhiasan bunganya sulit dibedakan bentuk dan warnanya antara mahkota dan kelopak bunganya, serta jumlah bagian-bagian bunganya yang berkelipatan tiga.

Beberapa famili dari tumbuhan monokotil antara lain :
  • Palmae : kelapa dan kurma

  • Gramineae : rumpur, padi, gandum, bambu

  • Orchidaceae : keluarga bunga anggrek

  • Liliaceae : bawang merah dan putih, lili.




2. Dikotil

Diketahui pada saat biji kacang tanah berkecambah itu memiliki dua keping lembaga atau dua daun lembaga, yaitu bijinya terbelah menjadi dua bagian. Sistem perakarannya tunggang, yaitu akar kecambahnya mengalami pertumbuhan terus hingga tumbuhan menjadi besar dan bagian pangkalnya memiliki ukuran yang lebih besar daripada ujungnya. Batangnya bercabang-cabang karena tunas berkembang dengan baik, mempunyai kambium sehingga akar dan batangnya membesar. Bentuk daunnya menyirip yang berukuran pendek dibandingkan panjangnya, sedangkan bagian-bagian bunganya sudah dapat dibedakan, yaitu mahkota bunga tampak berwarna indah sedangkan kelopak bunga tampak berwarna hijau.

Beberapa famili tumbuhan dikotil antara lain :

  • Leguminosae : bunga merak, flamboyan, kacang tanah, jengkol, petai, buncis, asam

  • Solanaceae : kentang, tomat, cabai, terong, tembakau

  • Compositae : bunga matahari, selada, dahlia

  • Labiatae : nilam, dilem, lavender, kumis kucing

  • Umbelliferae : jinten, ketumbar, adas

  • Malvaceae : bunga sepatu, kapas

  • Cetaceae : kaktus

  • Rosaceae : mawar, apel, arbei

  • Magnoleaceae : cempaka putih, cempaka ambon

  • Cruciferae : gubis, sawi, lobak

  • Rutaceae : jeruk

  • Euphorbiaceae : ketela, karet

Angin


 Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan maksimm ke daerah yang bertekanan minimum. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah maksimum (subtropik) menuju daerah minimum (khatulistiwa) dan di belahan bumi utara berbelok ke kanan, dibelahan selatan berbelok ke kiri. Angin yang menuju khatulistiwa, yang berasal dari belahan bumi utara maupun dari belahan bumi selatan berbelok ke barat. Prinsip inilah yang mengawali munculnya angin pasat tenggara dan angin pasat timut laut. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer. Kecepatan angin dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :

  • Gradien barometer, yaitu perbedaan tekanan udara antara dua isobar yang berjarak 1°. Makin besar nilai gradien, maka semakin besar kecepatan angin.

  • Ketinggian tempat, makin tinggi posisi suatu tempat kecepatan angin semakin besar dan makin renday posisi suatu tempat kecepatan angin semakin kecil.

  • Tinggi lintang, semakin tinggi letak lintang suatu tempat maka kecepan anginnya semakin kecil, dan sebaliknya.


Penentuan arah dan kecepatan angin sangat bermanfaat dalam beberapa bidang, antara lain ; bidang penerbangan, prakiraan cuaca, dan tenaga penggerak kapal layar.


Jenis-jenis Angin


  1. Angin darat dan angin laut
    Angin darat adalah angin yang berasal dari darat menuju ke laut. Angin ini bertiup pada malam hari di mana suhu di darat menurun sementara suhu di laut masih tinggi sehingga tekanan udara di darat lebih tinggi daripada tekanan udara di laut dan bergeraklah udara dari darat menuju ke laut. Angin laut merupakan kebalikan dari angin darat. Angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat. Bertiupnya pada siang hari di mana suhu di laut masih sangat rendah dan suhu di darat sudah mulai tinggi sehingga tekanan udara di laut lebih tinggi daripada tekanan udara di darat dan bergeraklah udara dari laut menuju ke darat.



  1. Angin lembah dan angin gunung

    Angin lembah adalah angin yang berasal dari lembah menuju ke puncak gunung. Pada siang hari bagian lereng dan puncak gunung menerima pancaran sinar matahari lebih optimal dibanding dengan lembah karena lereng dan puncak menghadap lebih tegak terhadap datangnya sinar matahari sehingga suhu udara di lereng dan puncak menjadi lebih tinggi daripada lembah. Akibatnya tekanan udara di lembah menjadi lebih besar dan udara bergerak dari lembah menuju lereng dan puncak gunung. Pada malam hari suhu udara di puncak dan lereng gunung lebih cepat menurun dibandingkan dengansuhu di lembah. Akibatnya tekanan udara di puncak dan lereng lebih tinggi dari lembah dan udara bergerak dari puncak gunung menuju ke lembah, maka terjadilah angin gunung, yaitu angin yang berasal dari gunung menuju lembah.




  1. Angin fohn atau angin terjun

    Fohn adalah kota kecil di Pegunungan Alpen, yang merupakan daerah asal mula terjadi angin terjun, maka angin tersebut dinamakan angin fohn. Hingga sekarang daerah tersebut masih sering mengalami angin terjun. Angin fohn atau angin terjun juga disebut angin jatuh adalah angin yang terjadi di belakang atau balik gunung. Angin fohn terjadi disebabkan karena udara yang membawa uap air mendaki lereng kemudian terjadi kondensasi dan turunlah hujan. Angin tersebut kemudian menuruni lereng bagian belakang gunung, dengan kecepatan sangat tinggi, kering, dan panas. Angin ini sering menimbulkan kerusakan material masyarakat. Angin fohn di Indonesia ada beberapa nama yang berbeda. Angin Bahorok, terjadi di Dataran Rendah Deli Utara; Angin Kumbang, terjadi di Cirebon, Tegal, Brebes dari arah Gunung Kumbang; Angin Gending, terjadi di Probolinggo dari arah Gunung Tengger; Angin Brubu, terjadi di Ujung Pandang berasal dari Gunung Lampobatang; Angin Wambraw, terjadi di Biak berasal dari Pegunungan Jayawijaya. Angin fohn juga terjadi di luar negeri, misalnya di Amerika Serikat disebut Angin Chinook, di Italia dan di sekitar Laut Tengah disebut Angin Sirocco, di Argentina disebut Angin Zonda.


  2. Angin siklon dan angin antisiklon


Angin siklon dan angin antisiklon sesuai dengan hukum Buys Ballot. Angin siklon adalah angin yang bergerak berputar menuju ke daerah minimum. Jika suatu daerah bertekanan minimum dikelilingi oleh daerah bertekanan maksimum maka semua angin dari aerah maksimum akan bergerak menuju ke daerah minimum sehingga terjadilah perputaran angin menuju ke satu titik pusat. Jika menurut hukum Buys Ballot angin yang berada di belahan bumi utara berbelok ke kanan, maka mestinya angin siklon di belahan bumi utara berputar searah dengan putaran jarum jam. Angin siklon yang berada di belahan selatan merupakan kebalikan dari angin siklon yang berada di belahan bumi utara. Jika angin di belahan bumi selatan berbelok ke kiri maka mestinya angin siklon di belahan bumi selatan berputar berlawanan arah dengan putaran jarum jam.
Angin antisiklon adalah angin yang berputar meninggalkan titik pusat. Terjadinya angin antisiklon, jika suatu daerah bertekanan maksimum dikelilingi oleh daerah bertekanan minimum, sehingga angin berputar meninggalkan satu titik pusat


Curah Hujan


     Sinar matahari yang mengenai air laut, danau, rawa, sungai maupun parit, airnya akan mengalami penguapan. Udara yang banyak mengandung uap air akan terbawa angin membumbung tinggi ke angkasa,   
     Semakin tinggi semakin rendah suhunya. Pada ketinggian tertentu uap air tersebut akan mengalami pendinginan dan pengembunan (kondensasi), sehingga terbentuk awan. Jika awan sangat padat maka titik-titik air bergabung satu dengan yang lain sehingga menjadi tetesan air dan akan jatuh kembali ke bumi menjadi hujan. Curah hujan adalah banyaknya air yang jatuh ke permukaan bumi. Banyaknya curah hujan dapat diukur dengan alat penakar hujan (rain gauge). Alat ini dipasang pada tempat yang bebas penghalang dan tidak terlindung, baik olah pohon maupun bangunan. Hasil pengukuran curah hujan dapat dituangkan pada sebuah peta dalam bentuk garis isohiet. Garis isohiet adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama.
     Curah hujan ini diukur selama 24 jam, sehingga dapat diukur banyaknya hujan, baik harian, bulanan, maupun tahunan. Satuan curah hujan adalah milimeter (mm). Jika hujan dalam sebulan sebesar :
  • kurang dari 60 mm disebut bulan kering

  • antara 60-100 mm disebut bulan lembap, dan

  • lebih dari 100 mm disebut bulan basah.




Berdasarkan proses terjadinya, curah hujan dapat dibedakan menjadi :

  1. Hujan Zenital atau Hujan Tropikal atau Hujan Konveksi

    Adalah hujan di daerah tropika yang terjadi karena udara yang mengandung uap air naik secara vertikal (konveksi). Udara yang naik mengalami penurunan sehu, sehingga pada ketiggian tertentu terjadi proses kondensasi dan pembentukan awan. Setelah awan itu tidak mampu menahan kumpulan titik-titik air, terjadilah hujan konveksi. Hujan konveksi banyak terjadi di daerah tropik, terutama di daerah yang memiliki intensitas penyinaran matahari yang selalu tinggi atau di daerah-daerah daratan yang luas. Setelah terjadi proses pemanasan yang tinggi, udara di sekitar daerah tersebut naik secara vertikal.


  2. Hujan Orografi (hujan pegunungan) 

    Terjadi jika gerakan udara yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan, sehingga massa udara tersebut dipaksa naik ke lereng pegunungan. Akibatnya seuhu massa udara tersebut menjadi dingin. Hingga pada ketinggian tertentu terjadi proses kondensasi dan terbentuklah awan. Pada saat awan tidak mampu menahan kumpulan titik-titik air, terjadilah hujan orografis. Hujan orografis dijatuhkan di lereng pegunungan yang menghadap ke arah datangnya angin (lereng muka). Daerah yang membelakangi arah datangnya angin (lereng belakang) dinamakan daerah bayangan hujan. Daerah bayangan hujan merupakan daerah kering, karena angin yang datang merupakan angin yang kering dan panas, atau angin fohn.


  3. Hujan Frontal

    Adanya hujan yang terjadi karena adanya pertemuan massa udara yang panas dan dingin. Hujan biasanya lebat, hujan ini terjadi pada daerah lintang sedang dan jarang terjadi di daerah tropika karena suhu massa udara di daerah tropika hampir seragam.



Jenis dan Persebaran Tanah di Indonesia


Bahan induk tanah adalah batuan yang telah lapuk. Bahan induk ini menentukan jenis tanah, Jenis dan persebaran tanah di Indonesia, antara lain :


  1. Organosol atau Tanah Gambut

    Jenis tanah ini berasal dari bahan induk, bahan organik dari hutan rawang/rumput rawang, mempunyai ciri-ciri dan sifat sebagai berikut ; tidak tejadi deferensiasi horison secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 m, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0), dan kandungan unsur hara rendah.
  2. Aluvial

    Jenis tanah masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka, kesuburan umumnya sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, daerah aluvial pantai, dan di daerah cekungan (depresi).
  3. Rejosol

    Jenis tanah masih muda, belum mengalami deferensiasi horison, tekstur pasir, struktur berbutir tunggal, pH umumnya netral, kesuburan sedang. Penyebarannya di daerah lereng volkan muda, dan di daerah bentang pantai dan jumuk-jumuk pasir pantai.
  4. Litosol

    Tanah mineral dengan sedikit perkembanan profil, tekstur tanah beraneka dan pada umumnya berpasir, tidak bertekstur, warna, kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi. Litosol dapat dijumpai di segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, dan kemiringan lereng miring hingga curam.
  5. Latosol

    Jenis tanah telah berkembang atau terjadi deferensiasi horison, solum dalam, tekstur lempung, warna coklat, merah hingga kuning, tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun, ketinggian tempat berkisar antara 300-1000 meter di atas permukaan laut.
  6. Gramusol

    Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, bila kering sangat deras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkali. Tanah ini berasal dari batu kapur, mergel, batu lempung atau tuff yang tersebar di daerah iklim submuhik dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
  7. Podsol

    Jenis tanah ini tidak mempunyai perkembangan profil, tekstur lempung hingga pasir, kandungan pasir kuarsanya tinggi, kesuburannya rendah. Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering. Misalnya daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya.
  8. Andosol

    Jenis tanah mineral yang telah mempunyai perkembangan profil, warna coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organiknya tinggi, kelembapan juga tinggi. Berasal dari bahan induk abu atau tuff vulkanis. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun tanpa bulan kering, umumnya di jumpai di daerah lereng atau kerucut volkan dengan ketinggian diatas 800 m diatas permukaan laut.
  9. Tanah Sawah (Paddy Soil)

    Tanah sawah diartikan, tanah yang sudah lama digunakan untuk persawahan memperlihatkan perrkembanga profil kelas.

Faktor-faktor Pembentukan Tanah

Tenaga eksogen yang berupa tenaga sinar matahari dalam waktu yang lama dapat melapukkan batuan. Batuan yang lapuk kemudian diangkut oleh tenaga air dan tenaga angin. Batuan lapuk atau hancuran batuan dalam waktu yang sangat lama berubah menjadi tanah. Jadi, pada dasarnya tanah berasal dari batan.

Faktor pembentuk tanah antara lain :

  • Batuan induk
  • Iklim
  • Organisme
  • Topografi (bentuk lahan), dan
  • Waktu
Berikut adalah penjelasan dari faktor-faktor pembentuk tanah.

     1. Batuan Induk

     Bahan asal yang nantinya akan terbentuk tanah disebut batuan induk. Pada umumnya tanah berasal dari batuan dan sisa-sisa bahan organik. Daun dan ranting yang gugur dan sisa tanaman yang telah mati membentu bahan organik. Adanya bahan organik memberikan medium kehidupan bagi jasad hidup tanah. Kegiatan jasad hidup tanah menghancurkan dan menguraikan bahan organik yang menghasilkan asam-asam organik dan anorganik yang dapat melapukkan batuan.

     2. Iklim

     Iklim mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah. Komponen iklim yang paling berpengaruh dalam proses pembentukan tanah adalah temperatur udara dan curah hujan, temperatur udara berperan pada proses pelapukan batuan secara mekanik. Curah hujan berpengaruh pada proses pelapukan batuan secara fisik dan kimia.

     3. Organisme

     Organisme hidup yang berperan dalam proses pembunuhan tanah terutamah vegetasi dan jasad renik. Vegetasi akan berpengaruh pada pelapukan fisik, kimia, dan organik, sedangkan jasad renik akan mempercepat proses pembusukan sisa-sisa bahan organik. Jasad renik ini akan bekerja intensif pada suhu berkisar 25°C. Oleh karena itu, pembusukan tanah organik di daerah tropika sangat intensif.


     4. Topografi


     Topografi adalah keadaan (relief) muka bumi pada suatu daerah. Pembentukan tanah memerlukan tempat atau relief tertentu. Pada daerah yang reliefnya datar, pembentukan tanah akan lebih cepat daripada di daerah yang miring. Karena di daerah datar, tanah yang sudah terbentuk sulit untuk tererosi.


     5. Waktu 


     Perubahan batuan induk untuk menjadi tanah memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya untuk membentuk tanah setebal 30 cm memerlukan waktu 100 tahun.
     Batuan gamping atau kapur membentuk tanah gamping yang kesuburannya kurang. Batuan vulkanis terutama abu gunung berapi menjadi subur bagi tanaman. Tanah juga terbentuk dari hancuran sisa-sisa daun atau akar tumbuhan dan binatang. Tanah demikian disebut tanah organik. Tanah organik juga subur bagi tanaman. Tanah yang sebagian berasal dari bahan pepohonan yang terpendam di daerah rawa-rawa disebut tanah gambut. Tanah gambut banyak tersebar antara lain di daerah pantai Sumatra dan Kalimantan.
     Dapat disimpulkan di Indonesia berdasarkan asal batuannya, sebaran tanah meliputi :

  • Tanah Vulkanis (batuan induk berasal dari abu gunung berapi) yang sebagian besar ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, dan Kepulauan Maluku.
  • Tanah Gamping atau tanah kapur yang tersebar di bagian barat Pulau Sumatra dan Pulau Jawa pada perbukitan bagian selatan.
  • Tanah Gambut, yang tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatra, dan Irian.


Konsep Konsumsi

      Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah konsumsi. Apakah yang dimaksud konsumsi? Konsumsi merupakan kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi, karena barang dan jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia melainkan untuk memproduksi barang dan jasa lain.
      Kegiatan konsumsi tidak hanya sebatas pada konsumsi barang namun juga meluas pada konsumsi jasa misalnya jasa pengacara, jasa potong rambut, sekolah dan kursus.
      Ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat seseorang, yaitu sebagai berikut.

  1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pandapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beranekaragamlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Sebaliknya makin rendah pendapatan seseorang, makin rendah daya belinya karena kebutuhan akan barang dan jasa disesuaikan dengan pendapatan yang rendah itu.

    2. Tingkat Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Seorang sarjana lebih membutuhkan komputer dibandingkan seorang lulusan sekolah dasar.

    3. Tingkat Kebutuhan

Kebutuhan setiap orang tidaklah sama. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih tinggi jika dibanding yang tinggal di desa. Seorang yang tinggal di desa pola pikirnya sederhana tidak terlalu banyak dituntut akan kebutuhan yang bermacam-macam

    4. Kebiasaan Masyarakat

Di zaman yang serba modern ini muncul kecenderungan konsumerisme di dalam masyarakat kit. Kita pun kadang terseret ke pola hidup konsumerisme dengan membeli barang-barang yang kadang-kadang tidak terlalu membutuhkan bagi kita.
Kalau kita ingin menerapkan polah hidup ekonomis, yaitu dengan membeli barang dan jasa yang betul-betul kita butuhkan, maka secara tidak langsung kita juga telah meningkatkan kesejahteraan hidup.

    5. Harga Barang

Di dalam masyarakt kita kalau harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun, sedangkan kalau harga suatu barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan.
Seorang konsumen harus berprinsip ekonomi yaitu dengan pengeluaran yang sedikit mampu menghasilkan yang sebanyak-banyaknya. Tetapi prinsip di atas tidaklah berlaku pada barang dan jasa yang merupakan kebutuhan pokok.

    6. Mode


Jika seseorang memakai sepatu atau pakaian yang sedang ngetrend dalam masyarakat, maka secara tidak langsung kita akan mengikuti orang tersebut sebagai bentuk arus mode waktu itu. Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar sehingga konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat memengaruhi konsumsi.
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalam memenuhi kebutuhannya membuat manusia harus melakukan tindakan ekonomi yang tepat. Dengan tindakan ekonomi orang dapat memilih kebutuhan mana yang diutamakan, mendesak dan kebutuhan yang beranekaragam


SahabatQ

Like Facebokk Friends

ProfilQ

VERDA CANTIKA.PSH

Masih Sekolah di SMPN 1 ploso Jombang dr keluarga 3 bersaudara :adik Rindu masih kelas 4 SDN Kedungrejo dn adik Livi masih kecil umur 2,5 th kami keluarga bahagia yg saling menyayangi dn mengasihi sekian Trimksh Lihat Lengkap ProfilQ