Kasus terjadinya musibah luapan Lumpur panas dari pengeboran gas PT. LAPINDO BRANTAS di kelurahan Siring Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur pada tanggal 29 Mei 2006 menimbulkan dampak kerugian yang luar biasa. Genangan dan volume luapan lumpur yang besar menjadi masalah sekaligus harus segera dicari jalan untuk memanfaatkannya.
Berbagai penelitianpun dilakukan untuk mencari bagaimana cara memanfaatkan material lumpur tersebut. Berikut ini adalah beberapa cara untuk memanfaatkan lumpur lapindo agar lebih bermanfaat.
1. Dimanfaatkan sebagai bahan campuran batu bata
Batu bata adalah unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lain, dibakar cukup tinggi, hingga tidak dapat hancur bila direndam dalam air. Penggolongan kelas
bata merah Menurut Henfrik (1999) dibagi atas tiga tingkat seperti berikut :
a. Bata merah tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2 dan ukurannya tidak ada yang menyimpang
b. Bata merah tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang satu buah dari sepuluh benda uji percobaan.
c. Bata merah tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara 60 kg/cm2 dan 80 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang dua buah dari sepuluh benda uji percobaan.
Untuk pemanfaatan lumpur lapindo sebagai bahan campuran batu bata sendiri dapat dilakukan dengan komposisi lumpur diatas 35%, dengan komposisi demikian maka akan dihasilkan batu bata yang memiliki kualitas tingkat I. Sebelum dicampur dengan bahan yang lain, lumpur perlu diayak atau disaring terlebih dahulu untuk mendapatkan butiran yang pas untuk membuat batu bata, sehingga akan menghasilkan kualitas batu bata yang baik.
2. Sebagai bahan campuran/pengganti semen dalam pembuatan bata beton pejal (batako)
Lumpur lapindo dapat digunakan sebagai bahan campuran dan bahan pengganti semen dalam pembuatan batako. Hal ini disebabkan oleh besarnya kandungan SiO2 (berfungsi sebagai bahan pengisi) yang juga mesti didukung kandungan CaO yang berfungsi untuk menjaga keterikatan antar material.
3. Sebagai bahan campuran pembuatan paving untuk menurunkan run off
Untuk pembuatan paving ini diperlukan campuran Lumpur Lapindo 30%, semen 50%, dan kerikil 20%. dengan campuran seperti itu maka akan dihasilkan kualitas paving dengan kualitas A1, dimana kualitas tersebut merupakan kualitas baik dan memiliki daya infiltrasi yang tinggi.
4. Sebagai bahan dalam pembuatan baterai kering
lumpur lapindo memiliki kadar garam sangat tinggi yakni mencapai 40 persen dan juga mengandung berbagai jenis logam. Sebelum dimanfaatkan sebagai bahan baterai lumpur harus diproses terlenih dahulu. Penelitian lumpur lapindo sebagai bahan pembuatan bateri ini dilakukan oleh Umarudin dari FMIPA, Oki Prisnawan Dani dari Fakultas Ekonomi dan Yoga Pratama dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes. Penelitian ini meraih juara II pada kompetisi Technopreneurship 2012 yang diselenggarakan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) di Banten.