NEWS UPDATE :

Evaluasi Kegiatan Peserta Didik



Menurut Wand dan Brown (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan aswan zain, 2002;57), evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuati. evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siawa baik yang berupa kegian kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstra-kurikuler. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan hasil belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pasaribu dan Simanjuntak (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, 2002;58), menyatakan sebagai berikut.

       1.      Tujuan umum dari evaluasi peserta didik adalah:
a.       Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b.      Memungkinkan pendidik/guru menilai kativitas/pengalam yang didapat.
c.       Menilai metode mengajar yang digunakan.
        2.      Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah:
a.       Merangsang kegiatan peserta didik
b.      Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegiatan belajar peserta didik.
c.       Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
d.      Untuk memperbaiki mutu pembelajaran/cara belajar dan metode belajar.
Berdasarkan tujuan penilaian hasil belajar tersebut ada beberapa fungsi penilaian yang dapat dikemukakan antara lain:
     1.      Fungsi Selektif
Dengan mengadakan evaluasi, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya. Evaluasai dalam hal ini bertujuan untuk: memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu, memilih peserta didik yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya, memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, memilih siswa yang seharusnya berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
      2.      Fungsi diagnostic
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memnuhi persyaratan, dengan melihat hasilnya, guru akan dapat mengetahui kelemahan peserta didik, sehingga lebih muadh untuk mencari cara mengatasinya.
      3.      Fungsi Penempatan
Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan peserta didik adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan.
     4.      Fungsi menukur keberhasilan program
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
Secara garis besar ada dua macam alat evaluasi, yaitu tes dan non tes. Dalam penggunaan alat evaluasi yang berupa tes, hendaknya guru membiasakan diri tidak hanya menggunakan tes subyektif saja tetapi juga diimbangi dengan tes uraian. Tes adalah penilaian yang komperhensif terhadap seseorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program.
Dalam suatu kelas, tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur keberhasilan peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur keberhasilan peserta didik, ada juga tiga jenis tes, yaitu:
      1.      Tes diagnostic
Tes diagnostic adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelamahan peserta didik sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Kedudukan diagnosis adalah dalam menemukan letak kesulitan belajar peserta didik dan menentukan kemungkinan cara mengatasinya dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar.
      2.      Tes formatif
Tes formatif atau evaliasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Jenis penilaian ini juga berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
      3.      Tes sumatif
Tes sumatif atau evaluasi sumatif dilaksanakan setelah berakhir pemberian sekelompok program atau pokok bahasan. Jenis penilaian ini berfungsi untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar peserta didik.
Hasil evaluasi terhadap peserta didik tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan memberikan umpan balik. Ada dua kegiatan dalam menindaklanjuti hasil penilaian peserta didik, antara lain sebagai berikut.
       1.      Program Remidial
Belajar tuntas merupakan kriteria keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Maksud utama konsep belajar tuntas adalah upaya agar dikuasainya bahan secara tuntas oleh sekelompok peserta didik yang sedang mempelajari bahan tertentu secara tuntas. Tingkat ketuntasan ini bermacam-macam dan merupakan persyaratan (kriteria) minimum yang harus dikuasai peserta didik. Batas minimum ini kadang-kadang dijadikan dasar kelulusan bagi peserta didik yang menepuh bahan tersebut. Biasanya dipersyaratkan penguasaan bahan pelajaran bergerak antara 75% sampai 90%.
Biasanya penanganan masalah kesulitan belajar, secara metodologi dapat dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial, bimbingan dan peyuluhan, psikoterapi atau dengan pendekatan lainnya. Dalam hal pengajaran remedial, kegiatan ini dilakukan dengan beberapa alasan antara lain:
     a.       Masih banyak peserta didik yang menunjukkan belum dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
      b.      Guru bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan, yang berarti bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui pencapaian standar kompetensi yang diharapkan.
       c.       Pengajaran remedial diperlukan dalam rangka melaksanakan program belajar yang sebenarnya, yaitu sebagai proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan.
       d.      Pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk pelayanan bimbingan dan peyuluhan melalui interaksi belajar mengajar.

Pengajaran remedial mempunyai arti  terapeutik, maksudnya dalam proses pengajaran remedial secara langsung maupun tidak langsung juga menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan yang berkaitan dengan kualitas belajar. Pengajaran remedial adalah suatu bentuk khusus pengajaran yang ditujukan untuk menyembuhkan atau memperbaiki sebagian atau keseluruhan kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik. Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian peserta didik. Adapun tujuan pengajaran remedial adalah:
a.       Secara umum pengajaran remedial bertujuan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses penyembuhan atau perbaikan, baik dalam segi kepribadian peserta didik maupun segi proses belajar mengajar.
b.      Secara khusus pengajaran program remedial bertujuan agar peserta didik:
1)      Memahami dirinya sendiri, hal ini menyangkut prestasi belajarnya dari segi kekuatan, kelemahan, jenis dan difat kesulitannya.
2)      Dapat mengubah/memperbaiki cara-cara belajar kearah yang lebih sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya.
3)      Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat
4)      Dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya
5)      Dapat mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
6)      Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan.
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dlam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan yang logis dari usaha diagnostic kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah dalam pengajaran remedial, antara lain:
             a.       Penelaahan kembali kasus dan permasalahannya
             b.      Menentukan alternative pilihan tindakan
             c.       Melaksanakan layanan bimbingan dan penyuluhan/psikoterapi
             d.      Melaksanakan program remedial
             e.       Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali
             f.       Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik
Sasaran akhir kegiatan remedial identik dengan pengajaran biasa (pada umumnya) yaitu membantu setiap peserta didik dalam batas-batas normalitas tertentu agar dapat mengembangkan diri seoptimal mungkin sehingga dapat mencapai tingkat penguasaan atau ketuntasan tertentu, sekurang-kurangnyasesuai dengan batas kriteria keberhasilan yang dapat diterima. Secara empiric sasaran strategis tersebut tidak selamanya dapat tercapai dengan pendekatan sistem pengajaran secara konvensional, sehingga perlu dicari upaya pendekatan strategis lainnya. Ada dua strategi yang bisa dilakukan dalam pendekatan remedial, yaitu:
       a.      Strategi dan pendekatan pengajaran yang bersifat kuartif
Tindakan ini dapat dikatakan kuartif apabila dilakukan setelah selesai program pembelajaran utama diselenggarakan. Hal ini dilakukan atas dasar bahwa ada seseorang atau beberapa orang atau keseluruhan peserta didik dapat dipandang tidak mampu menyelesaikan program proses belajar-mengajar yang bersangkutan secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Pendekatan pengajaran yang dapat diterapkan, antra lain sebagai berikut:
1)      Pengulangan
Pengulangan dapat dilakukan pada setiap akhir jam pertemuan pada setiap akhir unit (satu bahan) pelajaran tertentu, dan pada akhir setiap satuan program studi (triwulan, semester, tahunan). Pelaksanaan layanan pengejaran remedial ini dapat diberikan dan diorganisasikan dengan cara:
a)      Perorangan (individu), apabila peserta didik yang memerlukan bantuan jumlahnya terbatas.
b)      Kelompok (peer group), apabila terdapat sejumlah peserta didik yang mempunyai jenis/sifat kesalahan atau kesulitan bersama, bahkan bisa juga terjadi dalam bidng studi tertentu dialami oleh peserta didik dalam satu kelas secara keseluruhan.
Waktu dan cara pelaksanaannya dapat distur sedenikian rupa sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, seperti contoh di bawah ini.
a)      Diadakan pada jam pertemuan biasa, apabila sebagianatau seluruh anggota kelas mengalami kesulitan yang serupa, dengan cara:
i)                    Bahan pengajaran dipesentasikan kembali dengan penjelasannya
ii)                  Diadakan latihan/penguasaan/soal kembali yang bentuknya sejenis tugas soal terdahulu
iii)                Diadakan pengukuran dan penilaian kembali untuk mendeteksi hasil peningkatannya kea rah kriteria keberhasilan yang diharapkan
b)      Diadakan di luar jam pertemuan biasa dengan cara:
i)                    Diadakan jam pelajaran tambahan pada hari, jam, tempat tertentu apabila yang mengalami kesulitan hanya seseorang/sejumlah peserta didik tertentu (misal sore hari, sehabis jam pelajaran biasa, waktu istirahat, dan sebagainya)
ii)                  Diberikan kembali dalam bentuk pekerjaan rumah dengan diperiksa kembali oleh guru hasil pekerjaanya.
c)      Diadakan kelas remedial (khusus bagi peserta didik) yang mengalami kesulitan belajar tertentu, dengan cara:
i)                    Peserta didik lain belajar dalam kelas biasa, sedangkan untuk peserta didik tertentu dengan mendapat bimbingan khusus dari guru yang telah ditunjuk sampai yang bersangkutan mencapai tingkat penguasaan tertentu sehingga dapat bersama-sama lagi dengan teman sekelasnya.
ii)                  Diadakan ulangan secara total, apabila peserta didik yang bersangkutan prestasinya sangat jauh dari batas kriteria keberhasilan minimal dalam hampir keseluruhan program (bidang studi), secara konvensional desebut dengan tinggal kelas.
2)      Pengayaan dan pengukuhan
Layanan pengayaan ditujukan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar ringan. Materi program pengayaan dalam hal ini dapat bersifat:
a)      Ekuivalen (horizontal) dengan PBM utama, sehingga bobot nilainya dapat diperhitungkan oleh peserta didik yang bersangkutan.
b)      Suplementer saja terhadap program PBM uatma, dengan tidak menambah bobot nilai tertentu yang penting dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan bagi peserta didik yang relative lemah, dan membrikan dorongan serta kesibukan bagi peserta didik yang cepat belajar untuk mengisi kelebihan waktunya disbanding dengan teman sekelasnya.
Teknik pelaksanaan kegiatn pengayaan dan pengukuhan dapat dilakukan dengan cara antara lain:
a)      Berupa tugas/soal pekerjaan rumah bagi peserta didik yang lambat belajar.
b)      Berupa tugas/soal yang dikerjakan di kelas pada jam pelajarn tersebut juga (sementara peserta didik yang lain menerjakan program PBM utama) bagi peserta didik yang cepet belajar.
3)      Percepatan
Alternative lain adalah memberikan layanan kepada kasus berbakat tetapi menunjukkan kesuliatn psikososial atau ego emosional, dengan jalan megadakan akselerasi atau promosi kepada program PMB utama berikutnya yang lebih tinggi. Ada dua kemungkinan pelaksanaannya, antara lain:
a)      Promosi penuh status akademisnya ketingkat yang lebih tinggi sebatas kemungkinannya, apabila peserta didik menunjukkan dengan luar baisa (dilakukan dengan placement test dari tingkat yang akan dia masuki)
b)      Maju berkelanjutan (continous progress) tidak diartikan sebagai promosi status akademisnya secara keseluruhan, tetapi pada beberpa bidang studi tertentu dimana kasus sangat menonjol dapat diberikan layanan dengan program/bahan pelajaran yang lebih tinggi sebatas kemampuannya, status akademiknya tetap sama dengan teman sekelasnya.
       b.      Strategi dan pendekatan pengajaran yang bersifat preventif
Teknik layanan pengajaran yang digunakan adalah:
1)      Layanan kepada kelompok belajar homogeny
2)      Layanan pengajaran individual
3)      Layanan pengajaran secara kelompok dengan dilengkapi kelas khusu remedial dan pengayaan
        c.       Strategi pendekatan pengajaran yang berdifat pengembangan
Dalam pengajaran remedial diperlukan adanya pengorganisasian proses belajar mengajar yang siatematis dalam bentuk sistem pengajaran berprogram, sistem pengajaran modul, dan sebagainya. Sasaran utama dari strategi ini adalah agar peserta didik dapat segera mengatasi hambatan atau kesulitan yang mungkin dialaminya selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Dengan mengacu beberapa uraian diatas maka terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengajaran remedial antara lain:
1)      Metode pemberian tugas
2)      Metode diskusi
3)      Metode tanya jawab
4)      Metode kerja kelompok
5)      Metode tutor teman sebaya 
6)      Pengejaran individual

            2.      Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik kelompok cepat seghingga peserta didik tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan ketrampilannya atau lebih mendalami bahan pengajaran yang sedang mereka pelajari. Tujuan dari kegiatan pengayaan adalah agar peserta didik yang sudah menguasai bahan lebih dahulu dari teman-temannya tidak brhenti perkembangannya, dengan mengisi waktu kelebihaanya dengan melakukan kegiatan lain. Strategi kegiatan pengayaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.       Kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan topik modul pokok
b.      Kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan topik modul pokok
Kegiatan pengayaan untuk dapat efektif mencapai tujuan, maka perlu diadakan kegaiatan penilaian, melalui dua cara yaiyu:
a.       Digabungkan dengan nilai modul pokok, dihitung dalam satuan kredit atau bobot tertentu
b.      Dipisahkan dengan nilai pokok sehingga terdapat dua nilai.
Share On:
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

- Harap Komentar Sesuai dg Judul Bacaan
- Tidak diperbolehkan Untuk Mempromosikan Barang ato Berjualan
- Bagi Komentar Yg Menautkan Link Aktif di anggap Spam
Selamat Berkomentar dn Salam persahabatan

SahabatQ

Like Facebokk Friends

ProfilQ

VERDA CANTIKA.PSH

Masih Sekolah di SMPN 1 ploso Jombang dr keluarga 3 bersaudara :adik Rindu masih kelas 4 SDN Kedungrejo dn adik Livi masih kecil umur 2,5 th kami keluarga bahagia yg saling menyayangi dn mengasihi sekian Trimksh Lihat Lengkap ProfilQ