Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan secara tiba-tiba. Meskipun munculnya baru sekitar awal abad 20. Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah kondisi di dalam negeri yang mempengaruhi munculnya kesadaran nasional Indonesia.
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
Kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut pernah memainkan peranan penting sebagai negara nasional. Hal ini dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad XX.
b. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa kolonial Portugis hingga kolonial Belanda
c. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia.
Sejak dilaksanakannya politik etis banyak pemuda Indonesia yang yang belajar/sekolah secara modern, bahkan banyak pula yang menuntut ilmu ke luar negeri. Kaum terpelajar inilah yang mempelopori lahirnya kesadaran nasional
d. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia saat itu; pendidikan di surau/langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh.
e. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan Moh. Syafei mendirikan perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).
f. Dominasi Ekonomi Kaum Cina di Indonesia
Kebijakan Belanda menimbulkan rasa iri hati rakyat Indonesia diantaranya keturunan Cina diberi kesempatan untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif. Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
g. Peranan Bahasa Melayu
Bahasa Melayu sudah lama menjadi bahasa pergaulan umum (Lingua Franca). Dalam perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
h. Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India = Hindia dan kata nesos = kepulauan, sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje dll.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah kondisi di luar negeri yang mempengaruhi munculnya kesadaran nasional Indonesia.
a. Kemenangan Jepang atas Rusia
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum bahwa keperkasaan Eropa menjadi simbol
Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata Jepang (bangsa Asia yang Cebol) keluar sebagai pemenang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
b. Partai Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India) pada tahun 1885.
Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c. Filipina di bawah Jose Rizal
Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina pada tahun 1892. Tujuannya ingin membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol.
d. Gerakan Nasionalisme Cina
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
e. Gerakan Turki Muda
Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda mem- berikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
Sumber : Buku IPSuntuk SMP/MTs Kelas VIII
Penulis : Sanusi Fattah Amin Hidayat Juli Waskito, Moh. Taukit Setyawan
Back to Materi IPS SMP Kelas 8