Di Gunung Everest, pada ketinggian 8.000 meter ke atas terkenal dengan "Zona Kematian".
Empat pendaki internasional meregang nyawa usai menjalankan misi menaklukkan Gunung Everest pada akhir pekan lalu. Sementara, seorang pendaki asal Nepal masih belum diketahui keberadaannya, namun diyakini telah tewas.
Harian The Guardian memberitakan jasad seorang pendaki asal China, Ha Wenyi, menjadi korban terkini yang ditemukan. Tiga pendaki lain yang telah dinyatakan tewas adalah Eberhard Schaaf dari Jerman, Shriya Shah-Klorfine asal Kanada, serta Song Won-Bin asal Korea Selatan. Satu pendaki masih belum ditemukan.
Schaaf, Shah-Klorfine, dan Song menjemput ajal saat menuruni gunung tertinggi di dunia itu pekan lalu. "Schaaf mungkin tewas karena altitude sickness di puncak selatan gunung," kata Ang Tshering dari Asian Trekking, yang mengatur ekspedisi Schaaf, yang ditemukan tewas hari Sabtu.
Sementara itu Won-Bin yang dinyatakan hilang sejak Sabtu, ditemukan di Balcony, area dekat puncak Everest. Dilansir News.com.au, pria berusia 44 tahun ini tewas karena mengalami altitude sickness sehingga jatuh ke jurang.
Ha, yang merupakan korban tewas keempat, ditemukan di ketinggian 8.600 meter bersama dengan Shah-Klorfine pada hari Minggu. Lagi-lagi altitude sickness diperkirakan menjadi penyebab kematian.
Para korban termasuk dari 341 pendaki yang mencoba menaklukkan gunung setinggi 8.848 meter itu sejak musim pendakian baru dibuka April lalu. Kematian mereka membuat jumlah pendaki yang tewas pada musim yang sibuk ini mencapai delapan orang.
Di Gunung Everest, pada ketinggian 8.000 meter ke atas terkenal dengan sebutan 'Zona Kematian'. Nama itu diperoleh mengingat nyaris mustahil ada yang bisa bertahan hidup lebih dari 48 jam dengan suhu yang sangat menusuk tulang dan kurang tersedianya oksigen di sana.
"Medan pendakian tahun ini bisa dibilang cukup berbahaya, dengan angin kencang dan badai salju yang menyebabkan tertundanya pembangunan jembatan darurat di atas tebing," kata Gyanendra Shrestha dari pihak berwenang Nepal.